Mental Para pemimpin Indonesia
Orang Indonesia memiliki semangat juang tinggi
untuk meraih kedudukan, posisi dan kekuasaan. Namun, tidak memiliki semangat
untuk melepaskan/merelakan kedudukan,
posisi dan kekuasaan itu kepada orang lain.
Bila perlu kedudukan dan kekuasaan itu dipertahankan –dengan cara apapun
– sampai lapuk.
Merasa
bangga jika melakukan kejahatan, Namun, merasa sedih dan nyaris putus harapan
jika telah melakukan sebuah kebaikan, kejujuran dan keadilan.
Memory
cemerlang waktu menyusun strategi
kejahatan. Namun, cepat lupa (hilang ingatan) ketika kejahatannya mulai
tersingkap di hadapan hukum.
Berjalan
tegak dengan muka berseri-seri dan mengangkat jari jempol ketika mengenakan baju tahanan (KPK). Namun,
jalan bungkuk dan muka kusut ketika bekerja untuk kebaikan umum.
Ketika
tersandung sebuah kejahtan selalu dikatakan itu adalah rekayasa. Namun, tidak
pernah mengakui bahwa dia adalah gembongnya.
Memproklamirkan
diri sebagai orang beragama dan manusia religius serta mengatakan orang/bangsa
lain kafir. Namun, kelakuannya bejat dan
biadab seperti onta tak
berinsting.
Suka
memakai nama Allah untuk melegalkan kejahatan dan nafsu pribadi. Lalu mereka
mengatakan, “apa yang mereka kerjakan
sesuai dengan jalan Allah”.
Setiap
jengkal ada rumah ibadat dan lembaga religius lainnya. Namun, setip inci ada pameran kejahatan dan
kebejatan moral.
Suka mencari
sensasi dan simpati diri dari pada
memikirkan yang lain.
Muka
munafik seperti unta berbulu
kucing...wkwkwkwkwkwkwkwkwkw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar