Mereka ada “di tangan” kita
“Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalang”. Ungkapan
ini hendak menyampaikan bahwa setiap generasi memiliki waktu,
tempat, habitus dan kisahnya sendiri. Dunia anak dan remaja sekarang berbeda
dengan dunia anak dan remaja kita dulu, dunia anak
dan remaja juga berbeda
dengan dunia orang muda atau dewasa. Dunia
anak penuh dengan kegembiraan, polos, jujur, terbuka, rasa ingin tahu, tak
berdaya dan solidaritas. Sementara dunia remaja dihiasi dengan kegembiraan,
energik, persahabatan yang eksklusif, keratif, rasa ingin tahu kuat dan
keinginan untuk bereksperimen. Dunia remaja juga diliputi rasa cemas, gelisah, binggung, tidak berdaya dan pencarian akan identitas,
turut mempengaruhi sikap apatis di dalam diri mereka. Dalam wajah anak dan
remaja seperti ini, apa yang bisa kita buat untuk menolong mereka tumbuh dalam
iman akan Kristus, sehingga kelak berpartisipasi aktif dalam gereja dan masyarakat, (misi ad intra, ad extra)?
Gereja
katolik selalu memberikan perhatian kepada pembinaan dan pendampingan anak dan
remaja, karena mereka adalah benih-benih yang sedang tumbuh menentukan hidup
gereja. Komentar seorang sahabat waktu di JAMNAS Palasari-Bali, “Lihatlah ribuan anak dari Sabang sampai Marauke, mereka adalah wajah Gereja Katolik Indonesia, jika kita salah mendidik mereka maka hancurlah wajah Gereja Indonesia”.
Komentar sahabat ini mengandung unsur
kegembiraan dan kecemasan.
Kegembiraan: (1) Antusias
anak dan remaja - yang dijiwai 2D2K - dari persada nusantara ini mengisyaratkan
bahwa wajah Gereja Indonesia tetap ada dan semangat memaklumkan Nama Yesus
untuk abad-abad berikutnya. (2) Anak dan remaja persada nusantara memiliki
mental teguh sebagai misionaris cilik. Hal ini tampak dari antusias mereka waktu
JAMNAS, yakni: mengikuti acara demi acara dengan tekun,
disiplin dengan aturan dan waktu, menerima situasi apa adanya, tak mengeluh,
tetap ceriah dan semangat. (3) Anak dan remaja menyadari bahwa mereka berbeda
secara kultur tetapi itu tidak memisahkan mereka, justru berbeda itu membuat
mereka bersatu. Slogan yang mereka ungkapkan waktu itu adalah “kami adalah satu sebagai sahabat-sahabat Yesus”. (4) Anak dan remaja persada nusantara memiliki iman
teguh, seperti pengetahuan iman katolik cukup bagus, aktif dalam doa dan Ekaristi,
cukup bagus mengungkan refleksi hidup dalam sharing
Injil.
Kecemasan: (1) Anak dan remaja masih labil, masa pencarian jati
diri, apa bila mereka tidak diarahkan pada suatu dasar iman yang kokoh, mereka
pasti akan mengalami ketidakpastian hidup. (2) Masih banyak anak dan remaja
katolik belum tersentu dalam pembinaan iman dan kepribadian. Terlebih anak dan
remaja yang hidup dan bertumbuh dalam keluarga yang bukan katolik atau keluarga
katolik tetapi sangat apatis dengan kehidupan iman katolik. (3) Tawaran dunia
sekarang ini lebih menarik dan menjanjikan serta memikat hati generasi muda, dibandingkan
dengan kehidupan mengereja.
Untuk
mengurangi kecemasan dan mempertahankan kegembiraan dari sahabat tersebut, maka
kita mempunyai tanggung jawab besar untuk mendampingi anak dan
remaja kita. Di sini membutuhkan banyak pihak untuk ambil bagian dalam
pembinaan dan pendampingan anak dan remaja, seperti orang tua, para guru
katolik, Komunitas (KBG), animator/animatris, dan para gembala umat. Apabila kita ingin supaya
wajah gereja kita kedepan tidak buram, maka sekarang (hit et nunc) kita harus bekerja tanpa mengenal lelah dan tak
mengeluh mendampingi anak dan remaja kita.