Kamis, 21 November 2013

JANGAN LUPA YAAAAAA



Mereka ada “di tangan” kita
Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalang”. Ungkapan ini hendak menyampaikan bahwa setiap generasi memiliki waktu, tempat, habitus dan kisahnya sendiri. Dunia anak dan remaja sekarang berbeda dengan dunia anak dan remaja kita dulu, dunia anak dan remaja juga berbeda dengan dunia orang muda atau dewasa. Dunia anak penuh dengan kegembiraan, polos, jujur, terbuka, rasa ingin tahu, tak berdaya dan solidaritas. Sementara dunia remaja dihiasi dengan kegembiraan, energik, persahabatan yang eksklusif, keratif, rasa ingin tahu kuat dan keinginan untuk bereksperimen. Dunia remaja juga diliputi  rasa cemas, gelisah, binggung,  tidak berdaya dan pencarian akan identitas, turut mempengaruhi sikap apatis di dalam diri mereka. Dalam wajah anak dan remaja seperti ini, apa yang bisa kita buat untuk menolong mereka tumbuh dalam iman akan Kristus, sehingga kelak berpartisipasi aktif  dalam gereja dan masyarakat, (misi ad intra, ad extra)?

Gereja katolik selalu memberikan perhatian kepada pembinaan dan pendampingan anak dan remaja, karena mereka adalah benih-benih yang sedang tumbuh menentukan hidup gereja. Komentar seorang sahabat waktu di JAMNAS Palasari-Bali, “Lihatlah ribuan anak dari Sabang sampai Marauke, mereka adalah wajah Gereja Katolik Indonesia, jika kita salah mendidik mereka maka hancurlah wajah Gereja Indonesia”. Komentar sahabat ini mengandung unsur kegembiraan dan kecemasan.

Kegembiraan: (1) Antusias anak dan remaja - yang dijiwai 2D2K - dari persada nusantara ini mengisyaratkan bahwa wajah Gereja Indonesia tetap ada dan semangat memaklumkan Nama Yesus untuk abad-abad berikutnya. (2) Anak dan remaja persada nusantara memiliki mental teguh sebagai misionaris cilik. Hal ini tampak dari antusias mereka waktu JAMNAS,  yakni:  mengikuti acara demi acara dengan tekun, disiplin dengan aturan dan waktu, menerima situasi apa adanya, tak mengeluh, tetap ceriah dan semangat. (3) Anak dan remaja menyadari bahwa mereka berbeda secara kultur tetapi itu tidak memisahkan mereka, justru berbeda itu membuat mereka bersatu. Slogan yang mereka ungkapkan waktu itu adalah “kami adalah satu sebagai sahabat-sahabat Yesus. (4) Anak dan remaja persada nusantara memiliki iman teguh, seperti pengetahuan iman katolik cukup bagus, aktif dalam doa dan Ekaristi, cukup bagus mengungkan refleksi hidup dalam sharing Injil.

Kecemasan: (1) Anak dan remaja masih labil, masa pencarian jati diri, apa bila mereka tidak diarahkan pada suatu dasar iman yang kokoh, mereka pasti akan mengalami ketidakpastian hidup. (2) Masih banyak anak dan remaja katolik belum tersentu dalam pembinaan iman dan kepribadian. Terlebih anak dan remaja yang hidup dan bertumbuh dalam keluarga yang bukan katolik atau keluarga katolik tetapi sangat apatis dengan kehidupan iman katolik. (3) Tawaran dunia sekarang ini lebih menarik dan menjanjikan serta memikat hati generasi muda, dibandingkan dengan kehidupan mengereja.
Untuk mengurangi kecemasan dan mempertahankan kegembiraan dari sahabat tersebut, maka kita mempunyai tanggung jawab besar untuk mendampingi anak dan remaja kita. Di sini membutuhkan banyak pihak untuk ambil bagian dalam pembinaan dan pendampingan anak dan remaja, seperti orang tua, para guru katolik, Komunitas (KBG), animator/animatris, dan para gembala umat. Apabila kita ingin supaya wajah gereja kita kedepan tidak buram, maka sekarang (hit et nunc) kita harus bekerja tanpa mengenal lelah dan tak mengeluh mendampingi anak dan remaja kita.