Kamis, 18 Desember 2014

Orientasi Elite Indonesia



Orientasi:
Jabatan, Harta dan Kekuasaan

Kerakusan akan jabatan, harta dan kekuasaan telah menjadi orientasi hidup para elite negara ini. Media massa telah menjadi panggung untuk mempertontonkan kerakusan para elite.  Para elite negara ini berjuang dengan segala cara, entah halal dan tidak halal, meraih jabatan, harta dan kekuasaan. Para elite ini merasa bangga bila impian kerakusannya telah tergapai. Mereka berpikir bahwa titik nadir kehidupan manusia adalah jabatan, harta dan kekuasaan. Sedangkan nilai hidup yang lain: religius, etika dan moral, hanya sekadar tambahan atau hanya sejenis topeng untuk menutupi orientai kerakusan itu.

Orientasi hidup akan hal duniawi membuat para elite ini lupa akan nilai hakiki yang lain, yakni persudaraan, kerukunan, martabat hidup, etika dan gotong-royong. Para elite negara ini  suka menghidupkan kebiasaan buruk, seperti perkelahian, anarkisme, sukuisme, agamaisme  dan saling merendahkan martabat sebagai manusia.  Para elite menyukai hal-hal yang bersifat merusak untuk memuluskan orientasi hidup mereka.

Hanya untuk jabatan, harta dan kekuasaan persudaraan berubah menjadi permusuhan: lihatlah Partai Golkar terbagi dua: dulu mereka bersaudara di bawa pokok beringin dan sekarang di bawa pokok beringin itu menjadi arena adu jotos. PPP terbelah dua: munas Surabaya versus Munas Jakarta: lambang kabah sebagai simbol persatuan telah menjadi simbol perpecahan. Koalisi Merah Putih versus Koalisi Indonesia Hebat: keduanya terbentuk lantaran untuk memperebutkan lahan jabatan, harta dan kekuasaan. Koalisi syarat dengan nafsu kekuasaan duniawi, sangat sekuler. Gubernur DKI versus Gubernur ala FPI: satu rumah berkelahi, sebuat tontonan yang sangat memalukan.

Apabila kita semua ingin supaya negara ini maju dan beradab, maka para elite harus melakukan restorasi hati dan revolusi mental. Perluh ada pertobatan total dari seluruh komponen bangsa. Mari kita mempersatukan hati, hilangkan egoisme dan membudayakan kebiasaan membangun untuk kebaikan umum. BONUM COMMUNE.