Amanat Sinode
II Keuskupan Pangkalpinang
Anak-
anak dan Remaja
Kitab
Suci menjelaskan hubungan Yesus dengan anak-anak. Yesus membiarkan diri-Nya
menjadi sahabat bagi anak-anak. Yesus memperlakukan anak-anak secara istimewa
istimewa di dalam hati-Nya. Yesus bersabda, “Biarkanlah anak-anak datang
kepada-Ku…. sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan tidak menjadi seperti
anak kecil ini, kamu tidak masuk ke dalam kerajaan surga…..barangsiapa
merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar di
dalam kerajaan surga….dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku”. Melalui terang sabda ini kita dapat
merasakan keinginan Yesus untuk berada bersama dan berada di dalam anak-anak,
sebab anak-anak memiliki kerajaan Allah, dan kepada anak-anaklah misi Yesus
akan tetap berlanjut (MGP 143).
Pelayanan
pastoral kepada anak-anak dan remaja harus dilandaskan pada sikap Yesus kepada
anak-anak: kita harus memberi kesmapatan seluas-luasnya kepada anak-anak dan remaja
untuk berada bersama Yesus, menjadi sahabat-Nya. Pada saat yang sama sabda
Yesus ini menandaskan bahwa anak-anak dan remaja menjadi tanda
keberhasilan missioner gereja. Pembinaan dan pendampingan anak-anak dan remaja
juga perlu dikembangkan dengan semangat pendiri serikat kepausan anak dan
remaja, Mgr. Charles de Forbin Janson. Mgr. Charles mengajak seluruh
umat beriman untuk menaru cinta kepada anak-anak dan remaja dan memperkenalkan
Yesus kepada mereka. Umat beriman dipanggil memperjuangkan hak anak-anak dan
remaja untuk memperoleh iman, cinta, perhatian, pendidikan selayaknya sebagai
citra Allah. Umat beriman bertanggungjawab menanamkan benih iman, cinta,
kesetiakawanan, doa dan kurban dalam diri anak-anak dan remaja sejak
dini (MGP 144)
Pembinaan
anak-anak dan remaja Keuskupan pangkalpinang berpusat pada Kristus, komunio dan
bermisi (tiga bintang) melalui semangat doa, derma, kurban dan kesaksian
(2D2K), yang merupakan implementasi dari pembangunan gereja partisipatif.
Pembinaan anak-anak dan remaja berfokus pada bagaimana melibatkan semua anak
dan remaja di komunitas-komunitas basis untuk berdoa dan memberikan derma untuk
kegiatan missioner gereja. Membangun kesadaran dalam diri anak-anak dan remaja
untuk memahami bahwa: keberadaan mereka sebagai saksi hidup kerajaan Allah,
mereka adalah garda terdepan gereja, menumbuhkan kecintaan mereka pada misi
Gereja, menanamkan semangat iman, persaudaraan lewat rahmat sakramen yang
mereka terima (MGP 308)
Animator-animatris
Konsili
Vatikan II menegaskan bahwa keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anak
dan remaja. Atau dengan istilah lain keluarga adalah “ecclesia
domestica” – gereja Rumah Tangga - yang merupakan tempat persemaian
iman, akal, etika dan moral bagi anak-anak dan remaja. Maka peran orang tua
menjadi sangat penting dalam konteks ini (MGP 133). Namun, dalam realitas di
Keuskupan Pangkalpinang, keluarga-keluarga sering mengalami
kesulitan dalam pembinaan anak-anak dan remaja karena berbagai alasan, seperti
perkawinan beda agama, kerja dll. Oleh karena itu, pembinaan anak-anak dan
remaja sepenuhnya dipercayakan pada Komunitas Basis Gerejani (KBG), terutama
para animator dan animtris menjadi sangat penting (MGP 310).
Pertemuan
Delegatus Missio (Delmis) – Karya Kepausan Indonesia (KKI) di Palembang, 30
Juni – 4 Juli 2014 mengambil tema, “Membangun Kesadaran dan Semangat Misioner
Umat se-Regio Sumatera”. Tema ini menggugah kita untuk bersemangat dalam tugas
pelayanan kita sebagai pengikut Kristus. Seluruh keberadaan dan aktifitas kita
adalah bagian dari misi. Dalam pertemuan tersebut dirumumuskan kembali hakekat
dan peran para animator-animatris sebagai penggerak misi bagi anak-anak dan
remaja. Animator-Animatri adalah penggerak misi yang sungguh mengabdi
kepada Tuhan dan bergumul dengan tulus hati untuk menggapai kesucian pribadi.
Mereka sebagai pewarta kabar gembira yang penuh semangat dan penuh pengabdian
untuk memaklumkan Kristus dan mampu mendorong orang lain juga untuk mewartakan
Kristus kepada bangsa-bangsa di dunia (Ad Gentes). Mereka memiliki
kerelaan hati untuk ikut ambil bagian dalam peran kegembalaan Kristus,
mencintai dan memperhatikan anak-anak dan remaja. Mereka rela berbagi tanggung
jawab dengan orangtua – menjadi orangtua kedua. Mereka membaktikan diri dengan
sepenuh hati demi keselamatan anak-anak dan remaja, mendidik anak-anak dan
remaja dengan penuh cinta untuk menjadi sahabat Yesus.
Animator-animatris
sebagai pencinta anak-anak dan remaja, teman yang dekat dengan anak-anak dan
remaja, terutama mereka yang ditolak dan tertindas. Mereka melayani dan
membimbing anak-anak dan remaja kepada Tuhan. Mereka ikut mengambil bagian
dalam keprihatinan/belarasa Tuhan terhadap anak-anak dan remaja yang menderita.
Sahabat dari semua anak dan remaja, khususnya anak-anak dan remaja yang miskin,
terlantar, lemah dan tak berdaya.
Hakekat,
hidup dan pelayanan animator-animatris: Memiliki kepribadian yang matang
sebagai manusia/ integritas diri. Dicintai, dipilih dan diutus oleh Yesus.
Orang katolik yang baik, menjalani hidup baru dalam roh dengan contoh hidup
yang pantas. Rela berbagi iman dan berbelarasa dengan anak-anak dan remaja yang
kesulitan. Rela menjadi kecil, rendah hati dan menjalin persahabatan yang
serasi dengan anak-anak dan remaja. Mereka memiliki insiatif, kreatif, dan
inovatif untuk mencari sesuatu baru dan menyegarkan, baik dalam hal isi maupun
metode pendampingan yang sepadan dengan selera, daya serap dan kebutuhan
anak-anak dan remaja. Mereka mampu membimbing anak-anak dan remaja dengan
pengetahuan dan ketrampilannya. Juga harus mampu mengadakan promosi / animasi
misioner dan membangun kerja sama misioner di antara anak-anak dan remaja.
Spiritualitas
kemuridan dan hamba Allah adalah corak dan ciri hidup animator-animatris.
Mereka harus menjadi murid-murid Yesus yang baik: Mereka tinggal bersama,
belajara, bersahabat dengan Yesus dan memiliki komitmen yang tinggi seperti
Yesus. Mereka hidup seperti Yesus, setiap hari, semakin lama semakin mendekati
gaya hidup dan pelayanan misioner Yesus. Bersatu dengan Yesus dan orang lain
sebagai saudara-suadari. Mereka membentuk dan menghidupkan persekutuan Gerejani
yang konkret dalam komunitas animator-animatris. Mereka menjadi ‘chanel’ -
’saluran’ persekutuan dengan anak-anak lain dan dengan kelompoknya.
Pembinaan
dan Pelatihan
Berdasarkan
refleksi diatas, dapat kita simpulkan bahwa peran komunitas basis, terutama
para animator-animatris sangat penting untuk pendampingan iman anak-anak dan
remaja (bdk MGP 310). Mereka adalah pribadi-pribadi yang bersentuhan langsung
dengan anak-anak dan remaja di komunitas-komunitas basis. Oleh karena itu, satu
sisi mereka sebagai pendamping, tetapi sisi lain mereka juga membutuhkan
pendampingan dan penyegaran. Banyak paroki telah melakukan pendampingan dan
pembinaan secara intensif untuk para animator dan animatris. Namun, ada juga
paroki mengalami kesulitan dalam pembinaan dan pelatihan tersebut.
Tim
Biar Kevikepan Babel dan KKI Keuskupan Pangkalpinang mempunyai agenda untuk
mengadakan pembinaan dan pendampinang bagi para animator-animatris. Tema
pendampinagn animator-animatris kali ini adalah, “Jangan takut, mulai dari
sekarang engaku akan menjala manusia (Luk 5:10)”. Model pembinaan yang
ditawarkan sebagia aplikasi dari tema tersebut adalah Spiritualitas
kepemimpinan sebagai hamba Allah, metode mengajar, dan model-model animasi.
Tujuan utama adalah mengantar orang untuk mereflesi dan menemukan diri bahwa
“saya di panggil dan diutus untuk menggembangkan misi gereja lewat pendampinan
iman anak dan remaja”. Menanamkan sikap kemauan dan kerelaan menjadi tenaga animator-animasi
bagi anak-anak dan remaja. Para peserta (animator-animatris) mendapatkan metode
baru untuk mengajar dan mendampingi anak dan remaja