Senin, 27 Mei 2013

JANJI_MU seperti fajar pagi



SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE (1647-1690)

MENERIMA JANJI HATI KUDUS YESUS

Sejak masih anak-anak, Margareta Maria Alacoque (baca: Margareta Maria Alakoq) sudah menjadi yatim. Sebagai bungsu dari lima bersaudara, ia dimanja oleh ibu dan keempat kakaknya. Tetapi, sejak ibunya sakit keras, ia mulai memikirkan keadaan ibunya. Dara kelahiran Lauthercour Bourgondia, Perancis, tahun 1647 ini rela tidak bermain bersama teman-teman sebayanya untuk melayani ibunya yang tengah terbaring lemah. Sementara itu kakak-kakaknya bekerja mencari nafkah bagi keluarga.

Karena kondisi ibunya kian lemah, nenek dan bibinya diminta merawat Margareta dan kakak-kakaknya. Awalnya, Margareta membayangkan akan mendapat belaian kasih dari sang nenek. Namun, harapan itu buyar. Neneknya amat sinis. Pekerjaan apa pun yang dilakukan Margareta selalu keliru di mata neneknya. Yang lebih menyakitkan, sang nenek melarangnya pergi ke gereja pada hari Minggu. Sikap neneknya ini membingungkan hatinya. Padahal, neneknya juga beragama Katolik. “Berdoa saja di rumah, tidak usah di gereja. Bukankah berdoa bisa dilakukan di mana saja. Tuhan ada di mana-mana. Tidak usah ke gereja!” bentaknya. Margareta meninggalkan neneknya sambil menangis. Hatinya sedih menghadapi sikap neneknya, tetapi ia tidak dapat membantah perintahnya. Dengan sembunyi-sembunyi ia pergi ke gereja.

Sekuntum bunga
Menginjak remaja, Margareta menjadi gadis jelita. Ia tumbuh bagaikan sekuntum bunga yang siap dipetik. Suatu hari, seorang tuan tanah meminangnya. Sang nenek membujuknya agar menerima pinangan itu. “Nasibmu akan berubah bila menjadi isterinya. Terimalah pinangannya,” bujuk neneknya. Sebenarnya Margareta ingin membahagiakan keluarganya, terutama ibunya. Tetapi, ada dorongan kuat di hatinya untuk menjadi mempelai Kristus. Akhirnya, pada tanggal 20 Juni 1670, Margareta masuk biara di Paray-le-Monial. Di biara ia menjalani kesehariannya dengan gembira.


Janji Yesus
Suatu hari, saat berlutut di depan altar, Suster Margareta melihat keajaiban. Altar seolah-olah menghilang. Tampaklah awan putih. Lalu, muncullah sosok Yesus. Tubuh-Nya bercahaya. Dada-Nya terbuka, sehingga tampaklah hati kudus-Nya. Di sekeliling hati itu terbentuk mahkota duri yang dikelilingi api bernyala. Di tengah hati itu, tampak sebuah salib yang sangat indah.

Margareta melihat Hati Yesus itu terluka dan meneteskan darah segar. Darah itu jatuh ke lengan baju-Nya yang bercahaya. Sementara itu, tangan kanan Yesus menunjuk ke arah Hati-Nya. Tangan kiri-Nya seolah-olah memberkati Margareta. Dari telapak tangan-Nya terpancar cahaya yang kudus. “Dengarlah Marga! Hati kudus-Ku bernyala-nyala karena cinta kasih-Ku kepada semua orang. Aku memilih kamu sebagai juru warta-Ku. Sebarkanlah kepada semua orang bahwa Akulah sumber karunia,” sabda Yesus.

Sejak penampakan itu, Yesus selalu mendatangi Suster Margareta setiap Jumat pertama. Kadang-kadang Yesus menunjukkan luka-luka-Nya yang lain. Pada suatu Jumat pertama, Yesus memberikan 12 janji Hati Kudus-Nya kepada semua orang melalui Suster Margareta. “Marga, dengarlah baik-baik 12 janji-Ku ini. Tugasmu adalah menyebarkannya kepada semua orang. Jangan takut! Akan kukirimkan kepadamu seorang yang suci, pintar, dan pemberani untuk membantu misi ini.”

Semakin menyucikan
Tak lama kemudian, Pastor Claude de la Colombiere, SJ menjumpai Suster Margareta. Ia percaya pada penampakan itu. Ia berjanji akan membantu menyebarluaskannya. Berkat kegigihan Pastor Colombiere dan Suster Margareta, semakin banyak orang bertobat dan beriman kepada Kristus.

Tanggal 16 Oktober 1690, Suster Margareta meninggal dunia. Tanggal 13 Mei 1920, Paus Benediktus XV menganugerahinya gelar santa. Pesta perayaannya dirayakan pada 16 Oktober.

DUA BELAS JANJI HATI KUDUS YESUS


Margareta Maria Alacoque (1647-1690) menerima tugas Kristus yang menampakkan diri-Nya beberapa kali kepadanya, untuk menyebarluaskan kebaktian HATINYA YANG KUDUS.
Kepada siapa-siapa yang menghormati HATI KUDUS secara istimewa, KRISTUS menjanjikan rahmat-rahmat berikut:

1.     Aku akan menganugerahkan kurnia yang dibutuhkan dalam suatu keadaan yang mendesak.

2.     Aku akan mengaruniakan damai dalam keluarga-keluarga mereka.

3.     Aku akan menghibur mereka dalam segala penderitaan.

4.     Aku akan menjadi tempat berlindung bagi mereka sepanjang hidup, khususnya pada saat menghadapi maut.

5.     Aku akan mencurahkan berkat atas segala usaha mereka.

6.     Para pendosa akan menemukan dalam hati-Ku sumber dan samudera belas kasihan yang tak terbatas.

7.     Orang-orang yang dingin hati akan memperoleh karunia semangat kerajinan untuk berbuat baik.

8.     Orang-orang yang bersemangat dan rajin akan berkembang dengan cepat menuju kesempurnaan yang tinggi.

9.     Para imam akan memperoleh kurnia-kurnia, agar mereka sanggup melunakkan hati yang paling keras dalam dosa.

10.   Aku akan memberkati rumah-rumah dimana patung/gambar hati-Ku yang terkudus ditempatkan dan dihormati.

11.   Nama setiap orang yang menyebarluaskan penghormatan ini akan tertulis dalam hati-Ku dan tak akan pernah terhapus.

12.   Aku tak akan membatalkan sedikit pun kurnia-kurnia bagi semua orang yang ingin memperoleh-Nya dalam hati-Ku.

JANJI AGUNG YESUS


Dalam kelimpahan belas kasihan Hati-Ku, aku menjanjikan bahwa Cinta-Ku yang maha kuasa akan mengaruniakan kepada setiap orang yang menyambut Komuni Suci pada sembilan hari Jumat pertama berturut-turut; akan meninggal dengan selamat dan untuk akhir hidupnya akan menyesali dosa-dosanya.

Mereka tidak akan meninggal dalam keadaan ditolak oleh-Ku dan tanpa menerima sakramen orang sakit pada saat mana hati ilahi-Ku akan menjadi tempat perlindungan yang aman dan sentosa.


Penyerahan kepada Hati Yesus yang Mahakudus

Aku ….. (sebutkan nama) menyerahkan dan mempersembahkan diriku, hidupku, karya, usaha, serta penderitaanku kepada Hati Kudus Yesus. Sejak saat ini, dengan segala kekuatanku aku akan berusaha menghormati, memuji dan mencintai Hati Kudus Yesus. Dengan seluruh tenagaku aku akan berusaha menjadi milik-Nya. Aku menolak segala perbuatan yang tidak berkenan di hati-Nya. Aku memilih Hati Kudus Yesus sebagai devosi utama penghormatanku, sebagai pelindung hidup dan jaminan keselamatanku; sebagai obat untuk menyembuhkan kekurangan serta kegoyahan sikapku, untuk menyilih dosa-dosa dari seluruh hidupku dan untuk memperoleh bantuan pada saat ajalku.
Hati Kudus Yesus penuh kebaikan, jadilah penyilih dosa-dosaku serta perisai terhadap murka Allah Bapa atas diriku. Hati Kudus Yesus yang penuh cinta, seluruh harapanku kupasrahkan pada-Mu, lindungilah aku terhadap si jahat, kuatkanlah kehendakku.
Hancurkanlah di dalam diriku segala sesuatu yang tidak berkenan di hati-Mu dan apa saja yang melawan Dikau. Semoga cinta ilahi-Mu meresap sedalam-dalamnya di dalam hati sanubariku agar aku tak pernah melupakan Dikau dan berpisah dari-Mu.
Karena cinta-Mu yang tak terbatas aku mohon dengan sangat, goreslah namaku di dalam hati-Mu. Engkau satu-satunya kerinduan, kebahagiaan, serta kebanggaanku. Aku mau hidup dan mati sebagai anak-Mu. Amin.

DEVOSAN



Umumnya, devosi dalam agama Katolik dapat dibedakan menjadi 3 macam:
.
1. Devosi kepada Allah (latria)
.
Dengan dan melalui praktek devosi, manusia menyadari diri sebagai makhluk terbatas, lemah, dan tidak berdaya. Karena itu, manusia mau menyerahkan seluruh diri dan segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah. Dengan dan melalui devosi, manusia selalu berusaha untuk mengarahkan diri dan tinggal dekat dengan Allah, hidup bersandar dan bergantung sepenuhnya pada Allah sebagai sumber kekuatan dan hidup.
.
Dalam pengertian ini, devosi sebenarnya hanya dapat ditujukan kepada Allah. Allah merupakan objek pertama dan terakhir dari segala devosi. Hanya Allah lah yang berhak dan patut dihormati, disembah, dipuji-puji dan dimuliakan. Devosi-devosi partikular lainnya, seperti devosi-devosi yang ditujukan kepada orang kudus dan para malaikat berperan sebagai sarana untuk mengembangkan, menumbuhkan dan memajukan penghormatan dan penyembahan kepada Allah sebagai objek devosi paling pertama dan paling akhir. Karena itu, devosi kepada Allah (latria) perlu dibedakan secara baik dan jelas dari devosi kepada orang kudus dan para malaikat (dulia).
.
2. Devosi kepada Orang Kudus dan Malaikat
.
Tradisi Gereja sehubungan dengan penghormatan kepada orang kudus yang sudah sangat tua usianya tetap dikukuhkan dan dipertahankan secara baik oleh Konsili Vatikan II dalam hubungan dengan peringatan dan Perayaan Suci Tahun Liturgi (SC 104, 111) dan dalam hubungan dengan persekutuan seluruh anggota Tubuh Mistik Kristus, yakni Gereja (LG 50, 51). Dalam kedua dokumen ini dikatakan bahwa Gereja memandang perlu untuk menghormati orang kudus yang dianugerahi rahmat Allah dan yang setelah mendapat keselamatan abadi mereka melakukan pujian sempurna bagi Allah di surga dan menjadi pengantara kita.
.
Dengan berdevosi kepada para kudus di surga, kita tidak melemahkan ibadat kepada Allah dengan perantaraan Yesus Kristus dalam Roh Nya, tetapi justru turut membuatnya menjadi lebih kaya. Karena itu, ajaran resmi Gereja mengenai persekutuan para kudus, peran para kudus sebagai pengantara dan ibadat penghormatan kepada mereka menegaskan bahwa para kudus hendaknya hanya menjadi objek penghormatan (veneration, dulia), tidak boleh menjadi objek penyembahan (adoration, latria).
.
3. Devosi kepada Maria, Bunda Yesus
.
Sebagai objek devosi, Bunda Maria dihormati, dikagumi, dicintai dan dimintakan bantuan pengantaraan doanya dengan cara yang tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan terhadap para kudus lainnya. Akan tetapi, karena kedudukan dan peran Maria yang unik dalam karya penyelamatan Allah atas diri manusia, yakni dengan menjadi Bunda Yesus Kristus Putera Allah serta menyertaiNya dalam karya penebusan di dunia, dan karena ia telah menjadi model Gereja yang ditebus secara sempurna dalam dan oleh Yesus Kristus, ia menjadi lebih unggul dari semua makhluk ciptaan, baik di surga maupun di bumi. Relasinya yang istimewa dengan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, menyebabkan Bunda Maria dihormati umat beriman pada tempat pertama di antara para kudus di surga. Jadi, karena Bunda Maria paling kudus di antara semua orang kudus maka ibadat kebaktian dan penghormatan kepadanya harus lebih tinggi daripada penghormatan kepada para kudus lainnya. Kelebihan devosi marial ini lazim disebut dengan istilah khusus “hyperdulia”.
.
Meskipun Maria mempunyai kedudukan dan peran yang istimewa dalam tata keselamatan manusia, ia tidak dihormati pada level yang sama seperti penghormatan kepada Allah. Penghormatan kepada Maria harus dibedakan dari penyembahan yang hanya pantas ditujukan kepada Allah. Dalam ajaran Bapa-bapa Gereja, perbedaan antara devosi kepada Bunda Maria dan devosi kepada Allah cukup sering ditekankan untuk diperhatikan oleh setiap umat beriman.