MODUL REKOLEKSI
UNTUK SEKOLAH DASAR
MENCAPAI BINTANGKU MERAIH
CITA-CITA
A. Konsep Dasar
Tema:
Aku mampu Bertangggunng Jawab dalam Mencapai
Bintangku-Meraih Cita-cita
Tujuan:
·
Mengenal diri,
anugerah-anugerah, potensi, bakat, kemampan, dan keunikannya. Akhirnya, siswa
mampu mensyukurinya.
·
Menemukan cita-cita dan
impian masa depan dan memberi
semangat untuk bertumbuh dan berkembang demi menggapai cita-cita dengan .
·
Agar peserta ret-ret menyadari bahwa untuk
meraih cita-citanya butuh ia harus bertanggungjawab atasnya
C. Detail Sesi
Sesi PENGANTAR:
ü Ibadat Pembukaan
Waktu
Tempat
ü Perkenalan dan
introduksi Awal :
Tempat : aula
Peralatan : Alat tulis, laptop,
LCD
Selamat datang dan doa
pembuka
Perkenalan dan Penjelasan
tentang: tata Tertib selama Ret-ret
Penjelasan
singkat tentang arti retre: dikaitkan
dengan pengalaman dan harapan-harapan para siswa
Ditekankan: keberhasilan ret-ret ini tergantung dari kesediaan, keterbukaan dan
kesungguhan hati dari para peserta. Pembimbing utama adalah ROH KUDUS sendiri.
Caranya dengan menciptakan 4 K: Keterbukaan, Keheningan/ketenangan,
Kerja sama, dan Kedisiplinan.
Pembagian Kelompok
Penjelasan alur/rangkaian
kegiatan ret-ret secara garis besar.
Kesepakatan/aturan main yang perlu ditaati
bersama, yaitu:
1. Suasana yang perlu
dibangun adalah HENING/MENENG. Keheningan bukan sekedar diam dan tenang secara
fisik, tapi soal hati.
2. Alat-alat elektronik:
Hand Phone, Walkman, MP3 Player, Mp4, dsb. Gimana baiknya? Dikumpulkan?
3. Papan nama (callcard)
harus selalu dipakai dalam setiap acara bersama.
Pengumuman: nanti malam, setelah Renungan malam
disediakan waktu bagi peserta untuk ber-curhat atau bercerita dengan para pendamping: Apa yang dibicarakan bebas, boleh tentang
apa saja. Hal ini tidak wajib, tapi sukarela, dan bagi yang mau/butuh.
Sesi
I “MERASAKAN KASIH TUHAN DALAM DIRI ORANG LAIN”
Waktu : 19.30 – 20.30
Tempat :
Aula
Peralatan :
alat tulis (ballpoin dan kertas HVS), laptop, LCD
Tujuan :
1.
Mengajak siswa
untuk merasakan Tuhan yang mencintai mereka dalam diri orang lain.
2.
Menyadari bahwa
siswa berada di tengah-tengah banyak orang yang mencintainya dan mendukungnya
untuk meraih cita-cita : orang tua dan keluarga, teman, sahabat, guru, kepala
sekolah, serta orang lain yang ada di sekitarnya.
3.
Mensyukuri
anugerah Tuhan.
Materi / Bahan:
Sepanjang hidupku
aku dicintai
I. Permainan:
Membuat Peta Hidupku (30 menit)
Setiap anak
diberi satu kertas HVS untuk ‘Membuat Peta Hidupku’. Untuk membuatnya, anak bekerja secara pribadi.
Langkah-langkah membuat
peta hiduku:
1.
Di tengah-tengah
kertas, anak-anak diajak untuk menggambar rumah.
2.
Setelah rumah
tergambar, anak-anak diajak untuk membuat lingkaran dan diisi dengan nama orang
yang dicintai/mencintainya. Keluarga diletakkan di dalam rumah, sedangkan orang
lain (selain keluarga) ditempatkan di luar. Semakin dekat letak lingkaran itu
dengan rumah, semakin dekatlah rasa sayang/disayangi yang dialami oleh anak.
Demikian pula sebaliknya. Semakin jauh lingkaran dari rumah, semakin jauh rasa
sayang/disayangi yang dialami oleh anak.
3.
Buatlah
sebanyak-banyaknya.
Setelah selesai
membuat peta hidupku, anak-anak diajak untuk menghitung jumlah lingkaran yang
tergambar.
II. Pemaknaan:
Permainan tersebut mengajak anak-anak untuk menyadari bahwa sepanjang
hidupnya anak-anak dicitai oleh banyak orang. Rumah adalah tempat pertama di
mana kita mengenal cinta. Ibu yang melahirkan kita, membelai kita dengan penuh
mesra. Cintanya begitu besar. Tak ada satupun kesalahan kita dan perbuatan
nakal kita yang tidak dimaafkan oleh sang ibu. Dengan penuh kelembutan ia
menjaga kita waktu kita tidur, waktu kita bermain, dan setiap saat doanya bagi
kita selalu kita dengar. Ayah bekerja membanting tulang untuk memenuhi
kebutuhan kita: membayar uang sekolah, memberi uang saku, dan memberi banyak
hal yang kita minta. Ayah juga selalu melindungi kita dari bahaya yang
mengancam. Keluarga, sahabat, teman-teman, bapak ibu guru, dan orang-orang di
sekitar kita juga mencintai kita dengan cinta yang tak terbatas. Dengan
dicintai, muncul rasa kebahagiaan. Kesepian pun sirna. Orang-orang yang
dicintai membuat hari-hari kita jadi semangat. Semuanya itu adalah pemberian
Tuhan kepada kita. Tuhan itu baik hati. Itulah yang harus selalu kita syukuri.
Kita bersyukur melalui doa-doa kita kepada Tuhan. Di samping itu, kita juga
harus membalas kebaikan Tuhan itu dengan membuat orang-orang yang kita cintai
bahagia. Menggapai cita-cita setinggi langit merupakan salah satu cara untuk
bersyukur kepada Tuhan.
III. Pertanyaan
Panduan
1. Berapa banyak orang yang kamu tulis dalam kertas
itu?
2. Siapa yang paling kamu cintai? Mengapa?
3. Apa yang akan kamu lakukan untuk orang yang kamu
cintai itu?
Sesi II “MELIHAT
KADO DARI TUHAN”
Waktu : 20.30
– 21.30
Tempat :
Aula
Peralatan :
Laptop, LCD, alat tulis
Tujuan :
1. Setelah sisiwa diajak untuk
mensyukuri anugerah Tuhan berupa orang-orang yang mencintainya, siswa diajak
untuk mengenali dan menghitung berbagai potensi, bakat, ketrampilan, dan
sifat-sifat positif yang dimilikinya.
2. Mengajak anak-anak untuk menggali
anugerah Tuhan
3. Membiasakan anak-anak untuk
mensyukuri anugerah Tuhan
Materi/Bahan:
Aku Kuat, Tuhanku
Hebat
Sebelum
menciptakan manusia, Tuhan Allah menciptakan bumi dan segala isinya. Ada matahari,
bulan dan bintang, langit, bumi, tanaman, binatang, daratan dan lautan. Semua
itu diciptakan baik adanya dan Tuhan memandangnya baik. Baru pada hari keenam,
Tuhan menciptakan manusia. Berbeda dengan ciptaan sebelumnya, manusia
diciptakan dengan sangat baik adanya. Bahkan Tuhan memandangnya
sungguh sangat baik. Manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa
Allah. Bahasa menterengnya: sesuai dengan gambar dan citra Allah.
Manusia
dianugerahi oleh Allah 3 daya yang luar biasa. Daya itu sama artinya dengan
kekuatan. Apa aja ketiga daya itu? Tiga daya itu adalah daya cipta,
daya rasa dan daya karsa.
1. Daya
Cipta
Daya Cipta berarti kekuatan untuk
membuat, menciptakan sesuatu. Gimana caranya? Tuhan telah memberi manusia akal
budi, pikiran, otak. Dengan akal budinya itu, manusia dapat berpikir. Dengan
demikian, ia memiliki kecerdasan dan kreativitas. Ia dapat memilih dan
membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang benar dan salah. Inilah
yang membuat manusia istimewa dibandingkan makhluk Tuhan yang lainnya.
2. Daya
Rasa
Daya Rasa berarti kekuatan
untuk merasakan segala sesuatu. Gimana caranya? Tuhan menganugerahi indera atau
organ tubuh kepada manusia. Ada yang disebut panca indera, yaitu: mata,
telinga, hidung, mulut, dan lidah. Mata berfungsi sebagai indera penglihatan.
Telinga berfungsi sebagai indera pendengaran. Hidung berperan sebagai indera
penciuman, merasakan bau atau aroma tertentu. Lidah dapat digunakan untuk
merasakan dan mencecap, entah rasa makanan, minuman, dsb.
Selain itu, tubuh
manusia dapat juga merasakan hawa dingin melalui tangan, kaki, kulit, dsb.
Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai perasaan yang
istimewa. Ada perasaan gembira, syukur, bangga, takut, cemas, sedih, gelisah,
kecewa, dsb.
3. Daya
Karsa
Daya Karsa berarti kekuatan
untuk melakukan kehendak, keinginan, karya, segala pekerjaan, dsb. Keinginan
manusia ini tidak harus selalu diikuti. Tidak semua keinginan harus
dilaksanakan. Nah, untuk memilih dan menyeleksinya, manusia dibekali daya
kritis dan akal budi. Dengan demikian, tindakannya nggak hanya berdasarkan
insting atau naluri belaka, tetapi akal sehat dan hati
nurani.
Setiap orang
diciptakan secara unik. Setiap anak berbeda dengan anak yang lainnya. Anak
kembar pun tidak sama persis. Pasti ada yang berbeda. Tuhan pasti memberikan
“KADO” yang terbaik bagi setiap anak. Kado bukan sekedar kado ulang tahun,
melainkan kado untuk hidup. Itulah KADO KEHIDUPAN. Apa aja KADO KEHIDUPAN
itu????
Tuhan
menganugerahkan KADO KEHIDUPAN kepada kita yang berupa:
1.
Keadaan fisik :
sehat, punya organ tubuh lengkap, tidak cacat, cantik, ganteng, dsb.
2.
Bakat/talenta : menyanyi,
melukis, memasak, olah raga, menulis/jurnalistik, bermain musik, berpidato,
menari, dsb.
3.
Watak/sifat : sabar, suka menolong,
ringan tangan, rajin, tekun, murah hati, lemah lembut, tegas, rendah hati,
jujur, berani, hemat, murah senyum, mudah bergaul/supel, disiplin, gembira,
soleh/suci, dsb.
4.
Pengalaman : berziarah, berdoa,
membantu orang tua, ulang tahun, terima komuni I, bertemu seseorang, piknik,
dsb.
Pertanyaan
pengolahan diri:
1. Apa
hobi yang aku senangi?
2. Apa
saja KADO dari Tuhan yang aku miliki?
3. Apa
saja kekurangan-kekurangan yang masih perlu aku perbaiki?
Dinamika
Kelompok:
1.
Setiap peserta
diberi kertas HVS sebanyak 1 lembar.
2.
Kertas tersebut
dilipat menjadi 4, kemudian setiap lipatan ditulisi : Keadaan Fisik,
Bakat/Talenta, Watak/Sifat, dan Pengalaman Mengesan.
3.
Buatlah/carilah
simbol yang menggambarkan kado dari Tuhan yang Anda terima.
Sesi III “Tanggungjawabku dalam meraih Cita-citaku”
Waktu : 08.00 – 09.00
Tempat :
Aula
Peralatan :
Laptop, LCD, alat tulis
Tujuan :
1. Siswa diajak untuk mengetahui memahami, dan merumuskan apa itu
nilai tanggungjawab
2. Siswa diajak untuk melihat apa saja yang
menjadi tanggungjawabnya sebagai seorang anak di rumah, sekolah dan
sesame-lingkungan hidup.
3. Siswa bisa menerapkan nilai tanggungjawab
dalam mencapai cita-citanya
.
Materi/Bahan:
Pengantar:
Untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita
kita, salah satu nilai yang perlu dilatih, dimiliki dan dihidupi adalah nilai
tanggungjawab. Seringkali anak berpikir bahwa untuk mencapai apa yang
dicita-citakan bukanlah tanggungjawab dia, melainkan tanggungjawab orang tua, guru
dan para pembimbingnya. Hal ini kemudian mendorong anak untuk selalu mencari
penyebab di luar dirinya bila mana ia gagal atau tidak berhasil seperti tidak
naik kelas, mendapat nilai merah. Dengan memahami apa yang menjadi
tanggungjawabnya siswa mampu melatih diri untuk melihat apa saja yang menjadi
tanggungjawabnya sebagai seorang siswa di sekolah, seorang anak di rumah,
seorang sahabat ketika berada bersama teman-temannya. Untuk itu perlu memahami
dan melatih diri senjak dini untuk bertanggungjawab atas apa yang menjadi mimpi
dan cita-citanya
NILAI
TANGGUNGJAWAB:
Pengertian: Secara umum dapat katakan bahwa TANGGUNGJAWAB ADALAH:
Kemauan yang mendorong seseorang untuk memberikan dirinya (waktu, pemikiran dan
tenaganya) dalam menerima tugas/peran/kewajiban yang dipercayakan kepada
dirinya.
Dari pengertian ini dapat kita katakan bahwa:
- Tanggungjawab berarti: menerima apa yang diwajibkan dan
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan kemampuan kita.
Aktivitas:
Bagilah para peserta rekoleksi/retret dalam kelompok kecil,
masing-masing berisi 4-8 orang. Tiap
kelompok menunjuk salah satu anggota kelompoknya yang harus bertugas membimbing
hanya dengan kata-kata, tiap anggota kelompoknya yang matanya ditutup.
Katakanlah bahwa semakin bertanggungjawab bimbingan yang diberikan, maka makin
mudah bagi anak yang ditutup matanya tersebut menemukan langkah-langkahnya.
Apakah kita menggunakan kemampuan kitya yang terbaik untuk memberikan bimbingan
yang tepat dan akurat?. Diskusikanlah hasil-hasil dan pengalaman para peserta
tersebut.
- Tanggungjawab adalah menjalankan APA yang AKU ucapkan.
Secara
singkat, ajukanlah beberapa pertanyaan berikut kepada para peserta:
·
Apakah kamu percaya pada perdamaian?
·
Apakah kamu percaya pada kasih saying
untuk lingkungan?
·
Apakah kamu percaya pada kesetiaan?
·
Apakah kamu percaya akan menjadi teman
yang baik?
·
Apakah kamu percaya akan menjadi
seorang murid yang baik?
Katakanlah, “tanggungjawab berarti bahwa kamu mengusahakan yang
terbaik untuk melakukan apa yang kamu percayai itu baik dan benar. Marilah kita
lihat beberapa butir Refleksi:
v Bila
kita meninginkan kedamaian, kita harus bertanggungjawab untuk menjadi penuh
damai
v Bila
kita mengingingkan lingkungan hidup kita bersih dan sehat, maka kita harus
bertanggungjawab menjaga kebersihan lingkungan hidup kita dan merawatnya dengan
baik.
Sadar atau tidak, satu tanggungjawab yang sering kita abaikan atau
langgar adalah melakukan apa yang kita katakana. Bila kita mempercayai
prinsip-prinsip atau nilai-nilai tertentu, maka apa yang kita lakukan atau
bilamana kita bertindak harus mendukung kepercayaan atau nilai-nilai kita
tersebut. Misalnya, bila saya percaya pentingnya merawat lingkungan, tetapi
saya membuang bungkus permen sembarangan, maka saya “TIDAK MENJALANKAN APA YANG
SAYA UCAPKAN”.
- Tanggunggjawab adalah melakukan apa yang menjadi tugas kita
Kisah
tentang seorang Petani
Pada suatu hari, petani tersebut ingin makan roti, tetapi tidak
memiliki gandum. Jadi, ia memutuskan untuk menanam gandum. Ia meminta bantuan
pada seseorang tetangganya, tetapi orang tersebut tidak ingin membantu. Di
setiap langkah – saat tiba waktunya untuk menyirami tanaman gandum,
memotongnya, menghaluskan gandum, membuat api dan membuat roti – petani
tersebut terus meminta tolong pada orang-orang. Tetapi setiap kali permintaannya
ditolak. Tetapi ketika sudah waktunya untuk makan roti tersebut, apakah yang
terjadi? Betul sekali, bahwa semua orang ingin memakan rotinya. Lalu apa yang
dikatakan oleh petani tersebut? Ia berkata: “saat saya meminta bantuan kalian
untuk menanam, menyirami, memanen, menggiling dan memanggang..kalian bilang
tidak, tidak..tidak, tidak, dan tidak. Oleh karena itu, aku membuat roti ini
sendiri dan aku akan memakannya sendiri.
Sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling agung, kita sangat
beruntung – kita memiliki kemampuan, akal budi untuk berkarya, kita harus
melakukan apa yang menjadi tugas kita. Jadi, apakah yang ingin kita
ciptakan? (peserta diminta untuk
memberikan jawaban ketika ditanya, untuk mendapatkan nilai yang baik apa saja
yang menjadi harus dilakukan dan dibuat untuk menciptakan nilai yang baik.
Jawaban yang diharapkan dari peserta: menyusun jadwal dan menyediakan waktu untuk
belajar pribadi, mencatat, tekun
mendengarkan ketika guru mengajar di kelas, jujur dalam mengerjakan tugas,
bertanya kepada guru bila belum mengerti atau ada yang kurang jelas.. dll.
Diskusi tentang Tanggungjawabku:
1.
Hal-hal apa saja yang menjadi
tanggungjawabmu pada dirimu sendiri
2.
Hal-hal apa saja yang menjadi
tanggungjawabmu sebagai seorang murid?
3.
Bagaimana perasaanmu bila kamu
berhasil memenuhi tanggungjawabmu sebagai seorang murid?
4.
Bagaimana perasaanmu dan apakah
akibat-akibatnya bila kamu tidak memenuhi tanggungjawabmu?
- Bertanggungjawab membuat kita sebagai sahabat baik
Menjadi bertanggunjawab bertanggungjawab berarti kita dapat
dipercaya. Kita semua ingin agar keluarga kita bertanggungjawab untuk kita.
Orangtua bertanggunjawab menyediakan makanan dan perlindungan. Sebagai seorang
anak, saya merasa orangtua saya bertanggungjawab memberikan saya cinta. Seorang
teman memiliki tanggungjawab untuk bisa dipercaya.
Pertanyaan
diskusi:
- Bagaimana perasaanmu ketika
orang-orang tidak melakukan apa yang mereka bilang akan mereka lakukan
atau ketika mereka tidak bertanggungjawab?
- Bagaimana perasaanmu ketika
teman-temanmu membicarakan hal-hal yang tidak benar tentang dirimu atau
membuatmu kecewa?
- Bagaimana perasaanmu bila temanmu
dapat dipercaya?
Sesi
IV “Mengejar cita-cita bersama
dengan Teman/orangtua/para
Guru!”
Waktu : 10.00 – 11.00
Tempat :
Aula
Peralatan :
alat tulis (ballpoin dan kertas HVS), laptop, LCD
Tujuan :
1. Mengajak anak-anak untuk
menyadari bahwa Tuhan menciptakan teman-teman.
2. Menyadarkan
anak-anak bahwa seseorang membutuhkan orang lain dalam menggapai cita-cita.
Materi/Bahan:
I. Dinamika
Kelompok: “Kapal Perang”
1.
Peserta dibagi
dalam 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2.
Setiap Kelompok
memilih nama kapal perang: Harimau, Elang, Rajawali, Garuda, dsb.
3.
Setiap orang
dalam kelompok berbaris dan masing-masing orang mengatakan: Pasukan, siap,
tembak, doooooorrrrrr, nama kapal musuh.
4.
Begitu
bergantian, semakin lama semakin cepat. Nanti tinggal 1 kapal perang yang
keluar jadi pemenang berkat kerja sama dan kekompakan.
5.
Nilai-nilai yang
ditanamkan: kerja sama, kekompakan, perjuangan, tak kenal menyerah, dan
komunikasi dalam tim.
Sesi V “AKU BISA
MENGGAPAI BINTANGKU KARENA ITU
ADALAH TANGGUNGJAWABKU!”
Waktu : 11.00 – 12.00
Tempat :
Aula
Peralatan :
Laptop, LCD, alat tulis (untuk anak-anak)
Tujuan :
1. Mengenalkan anak pada macam-macam
gaya belajar
2. Mencari cara belajar yang paling baik
bagi masing-masing siswa
3. Mengajak anak-anak untuk membangun
niat demi masa depannya
Materi/Bahan:
Aku dan Masa
Depanku
Ice breakiing
1. 10 Gaya belajar
2. Anak-anak memilih salah satu gaya belajar yang
paling tepat bagi dirinya
Mengenali Gaya
Belajar yang cocok
Orang bilang
bahwa setiap anak mempunyai gaya belajar yang khas. Setiap anak nggak sama.
Katanya, gaya belajar seseorang dapat menggambarkan karakter/sifat seseorang.
Bener nggak yach? Untuk membuktikan benar atau tidak, mari kita simak
dulu 10 gaya belajar berikut ini:
1. Belajar
sambil dengerin musik
Kalau kamu suka
dengerin musik/lagu yang keras (rock, Linkin Park, Michael Jackson, dsb) itu
berarti kamu punya watak yang keras. Kamu paling nggak suka
diganggu oleh siapa pun ketika dalam belajar. Temperamenmu suka nggak
terkendali. Tetapi kalau kamu suka dengerin musik yang slow,
lembut (Chrisye, Nikita, dsb), kamu tipe orang yang gampang terbawa
suasana. Orang bilang kamu agak suka mentingin diri sendiri. Tapi nggak
parah-parah amat kok. Sebab kadang-kadang kamu bisa berubah total jadi
seorang sahabat yang sangat peduli, peka dan perhatian pada teman.
2. Belajar
sistem kebut semalam
Wah, kamu
orangnya paling nggak bisa mengatur diri sendiri. Kamu kurang dapat
menggunakan waktu dengan baik: kadang terlalu santai; kalau sudah kepepet, kamu
suka kebingungan sendiri. Kalau kebiasaan ini nggak kamu hentikan segera, kamu
akan kerepotan juga lho. Kadang-kadang temen-temenmu nggak dapat mengikuti
iramamu. Padahal, kamu sebenarnya orangnya asyik dan suka menolong
teman yang dalam kesulitan. Maka, biar hidupmu makin asyik, ubahlah
sikap-sikap negatif itu. Mulai benahi dirimu sedikit demi sedikit. Dimulai
dengan mengatur jadwal yang tepat untuk semua kegiatan yang akan dilakukan.
Apalagi menjelang ujian akhir nasional ini. Setidaknya, cobalah dulu sebulan,
seminggu, setiap hari. Tekuni dan lanjutkan terus bila berhasil.
3. Belajar
dengan membuat ringkasan
Kamu
orangnya sistematis banget. Apa yang kamu lakukan selalu
direncanakan dan dipertimbangkan secara matang. Daya ingatmu juga bagus. Kamu
nggak suka bertele-tele. Orang paling demen dan senang bekerjasama dengan
kamu. Tapi ingat, kadang karena terlalu sederhananya pola pikir dan sikapmu,
kamu bisa nggak peduli dengan pendapat orang lain dan dengan
hal-hal yang penting. Baik kalau kamu memperhatikan hal-hal yang sederhana yang
awalnya kamu anggap nggak penting. Siapa tahu hal itu sangat berguna bagimu
kelak.
4. Belajar
dengan cara menghafal
Kamu masih
suka tergantung sama orang lain yach? Banyak hal yang sering
membuat kamu bingung, bahkan kamu nggak bisa mutusin sendiri. Mungkin hal ini
disebabkan karena kamu nggak suka nyakiti orang lain. Hal sekecil
apapun pasti kamu usahakan untuk berdiskusi dan minta pendapat orang lain
terlebih dahulu. Nggak masalah sih selagi orang-orang yang kamu minta pendapat
asyik dan bisa memberikan saran yang baik. Tapi ingat, nggak selamanya kita
akan tergantung pada orang lain dan menunggu keputusan orang lain. Kadang ada
beberapa hal yang harus diputuskan sendiri, apalagi menyangkut tentang hidup
kita sendiri.]
5. Belajar
bareng teman-teman (belajar kelompok)
Kamu orangnya
sangat familiar, ramah, dan suka menghargai pendapat orang lain.
Kamu paling seneng berbagi segala sesuatu dengan sobat-sobatmu daripada kamu
rasakan sendiri. Kadang karena sikap yang suka terlalu baik, membuat beberapa
sahabatmu suka tergantung pada kamu. Oh ya, ada satu sifat lain yang mesti kamu
benahi lagi biar makin oke, yaitu kurangi kebiasaan dugemmu bareng
temen-temenmu! Tapi kalau keseringan, wah bisa jeblok prestasimu. Nggak ada
salahnya kamu menolak ajakan yang nggak penting dari teman-temanmu. Ingat: kita
nggak selamanya akan bersama-sama dengan teman terus? Ada saatnya kita harus
mulai memikirkan hidup kita sendiri biar nggak nyesel di kemudian hari.
6. Belajar
tanpa ada satu suara yang mengganggu (tenang)
Agak egois dan
mau menang sendiri. Kadang orang
lain susah banget untuk menasihatimu. Dalam diskusi, biasanya kamulah yang
menguasai pembicaraan. Kalau udah terlalu asyik, kamu jadi suka lupa diri dan
nggak mau mendengarkan masukan orang lain. Jangan dipelihara kebiasaan ini.
Tapi di balik kekuatanmu itu, kamu memiliki sifat yang cenderung
tertutup. Orang lain suka nggak tahu apa sebenarnya kemauanmu. Kamu cepet
banget merasa bete. Jika udah bete, kamu bisa diam dan menyendiri di kamar
berjam-jam tanpa makan dan minum.
7. Belajar
dengan cara tebak-tebakan (model kuis)
Kocak berat, suka
iseng. Itulah
kelebihan sekaligus kekuranganmu. Menjadi kelebihan karena di manapun kamu
berada, orang selalu gembira dengan kehadiranmu. Kamu paling pinter menghidupkan
suasana, membuatnya menjadi lebih hangat dan seru. Ide-idemu cemerlang dan
selalu ditunggu orang lain. Disebut kekurangan karena sikap kocakmu membuat
kamu nggak dianggap serius oleh orang lain. Dan sifat isengmu
kadang kelewatan, nggak dapat dibendung. Maka, hati-hati ya jangan sampai
membuat orang sakit hati.
8. Belajar
di tempat terbuka
Suka tantangan,
sportif berat. Itulah
karakter/sifatmu. Kamu paling nggak betah berada dalam ruangan karena bisa
membuat pikiran terbelenggu. Kamu lebih suka suasana berbau alam.
Kamu suka di gunung, di pantai, atau menikmati alam pedesaan dengan segala
keindahannya. Sifatmu yang ringan tangan membuat banyak orang
menyayangi dan membutuhkanmu.
9. Belajar
sambil ngemil
Suka ngerumpi dan
suka mengulang-ulang kesalahan. Bisa kok manusia melakukan hal itu, tapi jangan keseringan dan
keterusan. Ngerumpiin orang lain memang asyik banget, tapi kalau terlalu
sering, malah akan dibuat-buat dan cari-cari. Nggak baik kalau ngerumpi terus,
apalagi jika bahan rumpiannya nggak bener. Wah, bisa sakit hati tuh orang.
Lebih baik kamu intropeksi diri dan membuang kebiasaan yang nggak sehat ini.
10. Belajar
sambil mondar-mandir
Kamu
orangnya suka cuek. Konsentrasi nggak mudah pecah dalam situasi
segawat apapun. Jarang orang punya sifat ini. Orang biasanya menganggapnya
aneh. Aneh atau keras kepala ya? Ada baiknya juga yaitu: kamu nggak
mudah terpancing dan terbawa emosi dan situasi. Pendirianmu cukup kuat,
susah digoyahkan. Baik kalau hal yang ini dipertahankan.
Pertanyaan
panduan:
1. Manakah cara belajar yang paling tepat bagimu?
Berikanlah alasanmu!
2. Apakah cara belajar yang biasa kamu lakukan
sesuai dengan salah satu dari 10 cara belajar tersebut?
============
Catatan tambahan:
Tanggungjawab bukan saja merupakan kewajiban, tetapi juga sesuatu
yang memungkinkan kita untuk memperoleh apa yang kita harapkan.
Tanggungjawab mencakup tiga hal:
- Tanggungjawab
terhadap diri sendiri
- Tanggungjawab
terhadapa orangtua, guru dan sesama
- Tanggungjawab
terhadap Tuhan
Orang yang bertanggungjawab adalah orang yang
proi-aktif
ü Orang yang bertanggungjawab jawab adalah mereka yang
berani mengakatan:
“Apakah saya gagal atau sukses bukanlah hasil perbuatan orang lain. Sayalah menjadi pendorong diri sendiri dan bertanggunjawab atas pilihan saya”
“Apakah saya gagal atau sukses bukanlah hasil perbuatan orang lain. Sayalah menjadi pendorong diri sendiri dan bertanggunjawab atas pilihan saya”
ü Orang yang bertanggungjawab adalah orang yang PRO
AKTIF
ü Orang-orang pro aktif adalah mereka yang selalu
berusaha untuk membuat segala sesuatu terjadi
ü Lawan dari pro-aktif adalah reaktif.
ü Orang-orang yang reaktif adalah orang-orang yang
membiarkan segalanya terjadi, mempersalahkan orang lain sebagai penyebab segala
sesuatu terjadi, bingung atas apa yang akan terjadi.
Pertanyaan untuk refleksi malam dan tugas pribadi untuk komitmen ke depan:
·
Hal-hal apa sajakah yangm menjadi
tanggungjawabmu sebagai seorang anak?
·
Sumbangan apakah yang bisa kamu
berikan kepada keluargamu?
·
Sumbangan apakah yang bisa kamu
banggakan?
·
Apa yang kamu lakukan untuk
menunjukkan pada ibumu bahwa kamu bertanggungjawab?
·
Apakah kamu ingin melakukan hal lain
untuk menunjukkan padanya bahwa kamu bertanggungjawab?
·
Apa yang kamu lakukan untuk
menunjukkan pada ayahmu bahwa kamu
bertanggungjawab?
·
Apakah kamu ingin melakukan hal lain
untuk menunjukkan padanya bahwa kamu bertanggungjawab?