Rabu, 10 Februari 2016

KITA SATU


AKU DAN KAMU SATU 


Aku diciptakan untukmu, dan kamu diciptakan untukku. keberadaanmu sangat berarti bagiku, dan keberadaanku juga bermakna bagimu. Mengenai hal ini, Alkitab menulis, "Manusia Adam dibentuk dari Tanah dan diberikan nafas kehidupan. Manusia Hawa dibentuk dari tualng rusuk Adam, supaya Adam selalu dan senantiasa mencintai Hawa. Dan Hawa akan selalu mencari sang asal dan sumber hidupnya (Adam)".  Santo Mateus menulis dalam suratnya,"Perempuan akan meninggalkan ayah dan ibu dan berasatu dengan laki-laki (suaminya), demikian juga laki-laki akan meninggalkan segala sesuatu untuk pergi bersatu dengan perempuan (istrinya).  Mereka bukan lagi dua melainkan  satu daging, karena yang ciptakan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia".


Penjelasan singkat diatas hendak menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki dipanggil untuk membentuk satu persekutuan hidup bersama, yakni perkawinan. Perkawinan merupakan sebuah komunio yang bercirikan sifat ilahi dan sekaligus insani.  Hidup perkawinan bercirikan sifat ilahi karena Allah turut serta memanggil, merestui dan membentuk seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan suci. Allah menghendaki perkawinan yang telah ikrarkan oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan itu menjadi simbol persekutuan Kristus dengan  Gereja. Hidup perkawinan  bercirikan sifat inasani karena manusia turut ambil bagian dan sebagai pelaku utama keberlangsungan hidup perkawinan. oleh karena itu, perkawinan adalah suci, simbol kesakralan untuk menjelaskan relasi intimitas Allah dengan manusia.


Relasi romatis perempuan dan laki-laki dan mengantar mereka memasuki jenjang perkawinan adalah sebuah proses atau dinamika kehidupan manusia. Karena perkawinan itu sifatnya  monogami dan tidak terceraikan, maka proses (perekanlan - pernikahan) adalah kesempatan bagi manusia untuk belajar mengenal, merenungkan dan membuat sebuah pilih pasti akan   pendamping hidupnya. Kata-kata romantis, pujian, sanjungan, kritikan, pewahyuan diri dan komunikasi menjadi hal penting, tetapi bukan sekadar rayuan atau topeng, melainkan harus muncul dari kedalaman hati dan kesadaran diri. Ada nasehat dari leluhur kita, "Hendaknya masa-masa indah, penuh wangi bungan ketika masih pacaran, hendaknya dibawa terus dan menjadi habitus untuk merajut hidup perkawinan sampai selama-lamanya".

Perkawinan monogami dan tidak terceraikan adalah gambaran kesetiaan seorang manusia. Mata dunia mengatakan hal ini tidak mungkin, tetapi bagi mereka yang menjalakan hidup perkawinan seperti ini adalah pasti dan menyenangkan. Tuhan bersabda, "Barangsiapa percaya dan setia pada perkara kecil akan dipercayakan juga pada perkara-perkara besar". Perkawinan monogami dan terceraikan adalah cerminan penghormatan terhadap nilai kemnusiaan. Manusia dikarunia seluruh potensi diri, maka manusia bertanggungjawab mengatur ritme hidupnya, termasuk mengatur nafsu.  Jika manusia hidup suka kawin cerai dan mengatakan itu direstui Allah, maka manusia seperti ini sulit mengendalikan nafsu dan hampir mirip dengan dunia binatang. Perkawinan monogami dan tidak terceraikan juga tidak membuat banyak orang hidup menjanda dan menduda. 

Hargai HIDU dan  HAK  setiap orang. JIka anda sudah memilih SATU, maka AMBIL dan RAWATLAH dia untuk selama-lamanya. Kamu tercipta untukku dan aku tercipta untukmu, cinta kita adalah SATU untuk selamanya....BRAVO buat perkawinan monogami dan tak terceraikan. GBU