Debat Perdana Mengukuhkan
Jokowi – JK
Sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Pilihan Rakyat Indonesia
Debat perdana Capres dan Cawapres
sangat jelas menggambarkan sosok siapa yang sebenarnya menjadi Presiden dan
Wakil Presiden kita, Siapa yang layak menjadi Presiden dan Wakil Presiden
Pilihan Rakyat. Secara keseluruhan
materi yang dibagi dalam enam segmen itu
tampak bahwa Jokowi – JK lebih menguasai. Jokowi-JK menjawab dengan jelas,
karena apa yang mereka katakan itu bukan hanya slogan tetapi lahir dari mimpi
dan aksi nyata mereka selama ini.
Prabowo-Hatta juga bagus
menjawab, tetapi jawaban mereka itu hanya masih dalam tataran konsep atau
wacana. Kadang apa yang dikatakan oleh Prabowo – Hatta itu masuk dalam konsep BOMBASTIC NIHILIS, seperti slogan Hatta, “Hukum tidak boleh tumpul ke
atas, tetapi runcing ke bawa”. Slogan
Hatta ini spontan disoraki oleh penonton, “hmmmmmmmmmmmm”.
Paskah debat para pendukung
pasangan Prabowo – Hatta kelihatan galau. Mereka mulai mencari-cari persoalan
untuk menjelek-jelekan Jokowi – Hatta. Ada yang mengatakan ada kebocoran materi
ke Jokowi – JK dll. Sedangkan ketua tiem
kemenangan Prabowo - Hatta Prof. DR.
Mahfud MD menghibur diri dengan mengatakan, “debat malam ini dimenangkan oleh
Prabowo – Hatta dgn skor 1 vs 0. Kegalauan kubuh Prabowo – Hatta ini seperti
diungkapkan oleh sosiolog Arie Sudjito: TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Sosiolog
dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito, menilai ada kesan
jelas bahwa para elite dalam Tim Kampanye Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sedang
disorientasi dan kalut pascadebat capres-cawapres beberapa waktu lalu.
"Kalau menurut saya, kecenderungan sifat menyerang tanpa bukti, itu tanda kalut dan disorientasi. Toh publik juga bisa menilai siapa yang terpancing emosi, siapa yang saling melengkapi," kata Arie Sudjito di Jakarta, Rabu (11/6/2014).
"Justru Jokowi unggul. Cuma kalau ada gejala pendukung Prabowo-Hatta cari-cari kesalahan, itu karena mereka defisit ide untuk menilai secara kritis dan objektif atas apa yang terjadi," ujarnya.
"Kalau menurut saya, kecenderungan sifat menyerang tanpa bukti, itu tanda kalut dan disorientasi. Toh publik juga bisa menilai siapa yang terpancing emosi, siapa yang saling melengkapi," kata Arie Sudjito di Jakarta, Rabu (11/6/2014).
"Justru Jokowi unggul. Cuma kalau ada gejala pendukung Prabowo-Hatta cari-cari kesalahan, itu karena mereka defisit ide untuk menilai secara kritis dan objektif atas apa yang terjadi," ujarnya.
Apa yang dikatakan
oleh sosiolog Arie Sudjito ini benar adanya. Seharusnya kubuh Prabowo – Hatta
secara gentelman mengakui
kekalahannya itu, dan tidak perluh mencari persoalan. Apa bila itu mereka
lakukan pasti akan mendapatkan pujian dan simpati dari masyarakat.