Kamis, 03 Oktober 2013

MISI untuk gapai VISI



..........................Papin................
Visi:
Umat Allah Keuskupan  Pangkalpinang dijiwai oleh Allah Tritunggal Mahakudus, bertekad menjadi Gereja partisipatif.
Misi:
Membangun Komunitas Basis Gerejawi yang inklusif, dialogal, berakar pada iman dan ajaran Gereja, peduli terhadap lingkungan hidup, profetis, berpihak pada yang miskin, transformatif, kekeluargaaan, dan memberdayakan.
Spiritualitas:
Spiritualitas kemuridan dan Hamba Allah.


Semangat bermisi sedang berlangsung di Keuskupang Pangkalpinang
Keuskupan Pangkalpinang menggerakan semangat bermisi Komunitas Basis Gerejawi (KBG). KBG dirasa sangat penting dan strategis untuk menjawabi kebutuhan karya pastoral Keuskupan Pangkalpinang. KBG merupakan persekutuan kaum beriman kristiani, yang hidup, kecil dan basis dalam sebuah paroki, di bawah kegembalaan pastor paroki, sebagai ungkapan sejati persekutuan gerejawi, tempat kaum beriman mengkomunikasikan Sabda Allah dan mengungkapkannya dalam pelayanan serta kasih seseorang kepada yang lain.
Ciri-ciri KBG adalah wilayah yang sama/keluarga-keluarga bertetangga yang hidup dalam wilayah yang sama. Sharing Injil menjadi dasar komunitas, aksi nyata dari Injil dan terikat dengan paroki.
Metode  bermisi yang paling tepat, yang selama ini diterapakan di Keuskupan Pangkalpinang
Visi Gereja Pangkalpinang adalah “menjadi gereja partisipatif”, maka metode yang paling tepat untuk mewujudkan visi tersebut adalah Asian Integral Pastoral Approach (AsIPA), karena:
·         Dapat mewujudkan visi  keuskupan dan membantu umat menghadapi kehidupan real mereka  dalam terang injil.  
·         Mencapai keseimbangan antara rohani dan jasmani, pribadi dan komunitas, antara kepemimpinan hierarkis dan tanggunjawab bersama dengan awam.
·         Melatih umat dalam misi pastoral mereka dalam Gereja dan dunia, dan melatih para imam tentang bagaimana membangkitkan tanggungjawab bersama kaum awam, serta bagaimana bekerja dalam team.
·         Proses pertumbuhan yang  berpusat pada Kristus dan Komunitas. Proses ini selalu melibatkan seluruh peserta untuk menemukan dan mengalami sendiri semangat misi yang digerakan oleh Keuskupan Pangkalpinang.
Cara bermisi yang relevan sesuai dengan konteks Keuskupan Pangkalpinang
Sharing Injil
·         Sarana yang paling tepat untuk menolong umat beriman mendengarkan Yesus.
·         KBG adalah komunitas doa, maka dalam sharing injil, Kitab Suci menjadi buku doa dan inspirasi hidup komunitas.
·         Umat beriman digerakan untuk berani mengisahkan kisah Yesus dalam hidupnya yang konkret.
·         Menolong umat untuk melihat segala sesuatu dalam terang injil.
·         Bisa dilakukan oleh umat sendiri tanpa harus ada imam walaupun imam hadir di situ.
Aksi Nyata Pesan Injil
·         KBG adalah komunitas saudara-saudari Yesus (Gereja). Tuntutan Yesus bukan hanya mendengarkan melainkan juga melaksanakan Sabda Allah.
·         Aksi nyata membuat iman menjadi iman yang hidup, seperti kata St. Yakobus, “iman tanpa perbuatan adalah mati” (Yak. 2:20).
·         Tugas umat beriman untuk menghayati hidupnya dalam terang injil.
·          Bersaksi tentang Yesus adalah pengabdian yang luhur. Yesus bersabda, “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di surga” (Mat 5:16).
·          Isi injil disimpan oleh Gereja sebagai warisan hidup yang berharga, maka injil harus diteruskan dan dikomunikasikan, seperti lewat kesaksian hidup kristiani kepada semua orang.
·         Tugas umat beriman adalah mewartakan kabar gembira Yesus kepada semua orang.
Pendekatan Personal
·         KBG sangat membantu umat dan para petugas pastoral untuk mengenal satu sama lain secara mendalam.
·         Melalui KBG umat beriman merasa saling memiliki, hidup dalam satu saudara, kegembiraan dan kecemasan adalah milik bersama.
·         Melalui KBG umat berpartisipasi secara lebih aktif ambil bagian dalam tugas gereja dan sosial- kemasyarakatan.
Prospek  bermisi yang paling  memberikan harapan di Keuskupan Pangkalpinang
Menggembangkan Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dengan pendekatan metode AsIPA untuk  mewujudkan visi Gereja Keuskupan Pangkalpiang yakni Gereja Partisipatif.  Karena AsIPA membawa umat pada pemahaman akan:  Kristus sebagai pusat kehidupan, membangun komunitas/persekutuan yang nyata meneladani komunio Allah Tritunggal dan  melanjutkan misi Kristus.
Keuskupan Pangkalpinang telah memiliki visi gereja partisipatif sebagai dasar pemberdayaan KBG, mengingat KBG dinilai sebagai cara hidup menggereja yang paling mampu menjawabi situasi umat di wilayah Keuskupan Pangkalpinang. KBG memainkan peranan penting di dalam hidup dan pelayanan umat katolik. Pembentukan komunitas yang mengandalkan persekutuan umat dalam kelompok-kelompok kecil bertumbuh dalam aneka situasi dan kondisi. Justru karena itu, KBG yang hidup adalah KBG yang mampu menjawabi situasi konkret tersebut.
Sesuai dengan misi keuskupan pangkalpinang, di samping menggembangkan KBG, prospek misi lain yang turut menentukan adalah ekonomi, pendekatan budaya (kearifan lokal), ekologi, sosial-politik dan agama.
Pernah membaca/mendengar ber-evangelisasi baru?
 Pernah
Ber-evangelisasi baru relevan dengan Keuskupan Pangkalpinang.
·         Gereja Keuskupan Pangkalpinang merasa dipanggil untuk evangelisasi baru melalui katekese,  penggembangan cara hidup berkomunio dan tanggung jawab bersama.
·         Pemberdayaan kaum awam menjadi pemimpin/fasilitator lewat program pembinaan dan pelatihan AsIPA.
·         Pembuatan modul-modul katekese, pendalaman iman, pendalaman kitab suci disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan pemahaman umat.
·         Penekanan katekese persiapan sakramen-sakramen inisiasi. Hal ini sangat penting karena sakramen inisiasi merupakan dasar iman yang mendorong umat melakukan pelayanan, baik dalam gereja maupun dalam masyarakat.
·         Menekankan peran Roh Kudus dalam karya misi Gereja Keuskupan Pangkalpinang
Gambaran umum identitas umat Keuskupan Pangkalpinang
Umat muda, umat adalah migrant/perantau, minoritas, umat terikat dengan tradisi asal, plural, menengah ke bawah, rata-rata tinggal di pedesaan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar