Awal dan Akhir Sama?????
“kami
mengawali dengan keluhan”. Ini adalah
ungkapan hati seorang animator ketika
pertama kali memimpin sebuah pertemuan. Sang animator
berinsiatif
mengumpulkan para pendamping BIAR di sebuah paroki, hanya sekadar untuk
mengetahui pengalaman mereka selama
mendampingi kegiatan tersebut. Mereka
berjumlah 6 orang sekaligus perwakilan dari komunitas di wilayah paroki
tersebut. Mereka adalah utusan komunitas,
berarti orang-orang terpilih untuk mewakili
suara komunitas. Sebelum pertemuan, mereka sudah mengatakan, “ jagan lama-lama pertemuannya, ya”. Sambil mengatakan demikain,
mereka juga memberikan alasan-alasannya, seperti
kisah Lukas tentang Hal Mengiktui
Yesus (bdk. Luk. 9 : 57 - 62). Sang animator
pun mengikuti keinginan mereka, dengan harapan “semoga semakin singkat waktu semakin
efektif hasil pertemuan”.
Mereka memakai metode tujuh langkah untuk pertemuan. Mereka juga
menggunakan slide menampilkan profil KKI, supaya kelihatan tak terlalu kolot gitu. Ternyata pertemuan ini
kurang menarik buat peserta, malahan mereka sibuk dengan
BBM, ada juga mulai menguap, dan ngantuk, walaupun
jarum jam masih pkl 20.00 wib. Melihat situasi yang kurang menguntungkan
ini, setting
pertemuan pun diubah dengan sharing
pengalaman sebagai animator/animatris, diselingi dengan film animasi singkat,
lucu dll. “Rasanya
kami sudah melanggar metode sharing tujuh
langkah secara tahu dan mau”, guman sang animator
dalam hatinya. Tampaknya para peserta
mulai menggeliat seperti cacing kepanasan dengan
cara seperti ini.
Pertanyaa
singkat diajukan, “apa pengalaman yang menarik selama menjadi
animator/animatris BIAR?. Pertanyaa ini segaja diajuhkan untuk mengali kisah
indah dan positif dari mereka…alias
belajar melihat realitas secara positif…Positif
thinking gitu lho…”. Ternyata
harapan ini meleceng jauh, justru yang disaharingkan adalah sederetan litani
penderitaan, keluhan dan nyaris tak ada harapan yang menggembirakan
sebagai seorang animator/animatris.
Lebih mengharuhkan lagi adalah sharing ini tidak sesuai dengan pertanyaan
reflektif tersebut.
Akhirnya mereka
menutup pertemuan dengan
kata penegasan dan peneguhan. Pertemuan
kami sangat singkat dan hasilnya pun sangat efektif yakni “mengawali dengan keluhan dan
mengakhirinya juga dengan keluhan“. Sebagai kata peneguhan, sang animator
mengatakan, “semoga kita tetap semangat ya”. Sambil dia meminta peserta buka Puji Syukur No. 52, bernyanyi bersama dengan penuh semangat, sambil
bergoyang:
Kristus bangkit,
Kristus mulia, mari kita wartakan
Yang jahat
dikalakan-Nya, mari kita wartakan
Maut dihancurkan-Nya,
Kristus pemenang jaya.
Dalam duka ada suka,
mari kita wartakan
Dalam maut ada hidup,
mari kita wartakan
Salib sumber bahagia,
Kristus pemenang jaya.
Yesus sudah
dimuliakan, mari kita wartakan,
Roh-Nya mendampingi
kita, mari kita wartakan
Naynyikanlah pujian,
Kristus pemenang jaya.