Selasa, 10 Desember 2019

Cerita Misi dalam gambar

MISA Pekan Misi Nasinal II, Katedral St. Yosef
Para Petugas Liturgi PE Pekan Misi Nasional II

Jambore


JAMBORE SEBAGAI MODEL

Tentu ada yang bertanya, mengapa kegiatan akbar SEKAMI ini diberikan nama “ Jambore”? Apa kaitan jambore dengan SEKAMI? Bukankah jambore lebnih identik dengan kegiatan Pramuka?
Secara etimologis, Kata “ jambore” berasal dari istilah bahasa inggris “jamboree”. Kamus bahasa Inggris menjelaskan makna kata “Jamboree” yang artinya kira-kira “sebuah perayaan atau pesta besar uang melibatkan massa yang banyak dan riuh”. Sementara itu, dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Cetakan ke-5 edisi IV, Januari 2013) istilah “Jambore” berarti “pertemuan besar para pramuka”. Dari dua makna tersebut, paling tidak kita bisa memahami arti yang selama ini berkembang bahwa jambore merupakan sebuah kegiatan kepramukaan yang diikuti oleh massa dalam jumlah yang besar.
Lalu bagaimana dari aspek historis penggunaan istilah “ jambore”? Menurut Kamus Oxford Kanada, kata jambore sudah digunakan sejaka abad ke-29 yang tidak diketahui asalnya. Penyair Robert W. Service menggunakan istilah ini jauh sebelum Jambore Dunia I diselenggarakan. Sementara lagu Athabaska Dick yang dipopulerkan oleh Rolling Stone (1912), “jambore” berarti sebuah pertemuan besar yang gaduh (riuh)”.
Pada Jambore Dunia I di Olympia, Inggris (1920), Baden- Powell menyatakan bahwa banyak orang mengartikanm “jambore” secara berbeda. Namun, mulai tahun ini, jambore akan dimaknai secara spesifik, yakni dikaitkan dengan pertemuan pemuda terbesar yang pernah ada. Sedangkan, Olave Baden-Powell (istri Baden-Powell) menciptakan istilah “jambore” yang merujuk pada bahasa Prancis. Istilah ini digunakan oleh para Pandu dari berbgai bahasa dan kebiasaan budaya yang sedang mengadakan peremuan, baik lokal maipun internasional (bdk. Ensiklopedi Pramuka Penggalang).
Itulah aspek etimologis dan historis dari istilah “jambore”. Dari sini kita bisa menarik benang merah tentang jambore : sebuah pertemuan besar (Jumlah masa dan asal-usul), ramai, menjunjung persahabatan dan mengharagai berbedaan, dan diselenggarakan di tempat terbuka sehingga mampu menampung massa.
Jika gelaran massal SEKAMI nasional dinamakan “jambore”, ide yang hendak diadopsi ialah suasana jambore tersebut. Yakni, jumlah massa yang banyak, sarana dan prasarana yang terbatas jika dibandingkan dengan fasilitas rumahan sehari-hari, aneka kegiatan bersama yang saling menghargai, dan sebagian besar aktivitas diselenggarakan di alam terbuka.
Nah, dalam konsep jambore yang demikian, peserta diajak  untuk keluar dari zona nyaman kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai tantangan untuk tetap menemukan sukacita dalam kesederhanaan dan keterbatasan yang ada, berani menghargai dan membagikan kekhasannya masing-masing demi saling memperkaya sebagai sesama anak-anak Allah.
Kiranya, kondisi tersebut bisa menjadi gambaran bahwa inilah tantangan yang dihadapi oleh setiap murid kristus yang dipanggil untuk menjadi misonaris bagui Tuhan yesus. Mereka harus berani keluar dari diri sendiri (egoisme), menjumpai yang lain, dan berbaghai sukacita dalam kebersamaan (Childer helping Children)  Maka, sangat diharapkan, jambore bisa menjadi medan perjumpaan untuk saling belajar dan berbagi sesama murid kristus dalam upaya menjadi misionaris bagi-Nya.

Berpusat Pada Kristus


REMAJA SEMAKIN BERPUSAT PADA KRISTUS
(RP. Nugroho Krisusanto)


Salam damai dalam Kristus,
Gerak Jambore Kaum Remaja se-Kevikepan Bangka Belitung, 30 Mei – 2 Juni 2019, merupakan bentuk komunikasi luar biasa yang dilakukan oleh kaum remaja Katolik.
Dalam kesempatan tersebut, kaum remaja dari 7 (tujuh) paroki berkumpul di ujung Barat Pulau Bangka (Belinyu). Kebersamaan selama tiga malam membuat mereka tidak hanya saling mengenal, tetapi juga berlatih untuk berbela rasa. Kaum remaja diajak untuk saling peduli; hal ini tampak dari betapa beratnya mereka untuk berpisah pada tanggal 2 Juni.

Dia Sang Sumber Kehidupan

Jambore tahun ini mengambil tema REMAJA SEMAKIN BERPUSAT PADA KRISTUS.  Berpusat berarti menuju, berpegang, mencontoh. Pokoknya Yesus Kristus menjadi model setiap gerak kaum remaja Katolik Kevikepan Bangka Belitung.
1.      Saat Kaum remaja menuju kepada Kristus, mereka sudah menentukan arah. Mereka bertekad apapun hambatannya, mereka tidak akan berhenti sebelum mencapai Kristus. Untuk mencapai Kristus, mereka telah menggunakan berbagai sarana: Ekaristi, sharing Injil, saling meneguhkan, memanfaatkan gadget untuk semakin mengenal Kristus, dll.

2.      Saat kaum remaja berpegang pada Kristus, mereka sudah memantapkan diri bahwa tidak ada pegangan lain selain Kristus. Mereka bertekad untuk membangun rumah di atas wadas; tidak goyah walaupun diterjang angin taufan maupun hujan badai. Sekalipun demikin, mereka harus waspada terhadap angin sepoi-sepoi.
3.      Saat Kaum remaja mencontoh Kristus, mereka bertekad memahami siapa Yesus itu. Yesus Kristus adalah pribadi yang penuh belas kasih, penyabar, toleran. Dengan pengenalan ini, kaum remaja Katolik Kevikepan Bangka Belitung bertekad untuk tidak hanya melihat kepentingan dirinya, tetapi juga berusaha melihat kepentingan bersama.

Itulah kira-kira yang dialami kaum remaja Kevikepan Bangka Belitung selama mengikuti Jambore. Bagi kaum remaja: Selamat melanjutkan spirit jambore.
Terimakasih banyak kepada banyak pihak yang telah mendukung terselenggaranya Jambore ini; Paroki Belinyu sebagai tuang rumah, Komisi Karya Misioner sebagai penyelenggara, para Pastor Paroki se-Kevikepan Bangka Belitung yang telah berpartisipasi, Para penampil dari lintas Agama di Belinyu yang telah ikut memeriahkan pembukaan Jambore, dan Bimas Katolik Kemenag Propinsi Bangka Belitung yang telah memberikan dukungan secara intens.
Semoga semua yang telah terlaksana dengan baik, akan berlanjut dengan baik pula. Tuhan memeberkati.


Remaja Istimewa


JAMBORE 2.....REMAJA  ISTIMEWA.....
(RD. Indra Jati Santoso)

“Jambore II Remaja Istimewa”.....ungkapan ini memang layak disematkan untuk menamai suasana kegiatan Jambore II Remaja se-Kevikepan Bangka Belitung, yang tahun 2019 ini mulai disebut sebagai JANGKAR (Jambore Bangka Belitung Kerasulan Anak Remaja). Pertanyaannya, di mana letak istimewanya?

Remaja melayani dengan bakatnya


Sebagai suatu kegiatan, JANGKAR 2 ini tentu tidak beda amat kemasannya dengan konsep kegiatan jambore sebelumnya. Keistimewaan JANGKAR 2 ada pada pilihan tema, yaitu “Remaja semakin Berpusat pada Kristus”. Tema ini menjadi kerangka seluruh kegiatan dari sejak persiapan (pembentukan panitia dan kegiatan pengajaran bagi remaja), saat selebrasi atau hari H, dan setelahnya (evaluasi kepanitiaan dan rencana-rencana followup pendampingan bagi remaja di paroki-paroki). Tema pilihan adalah penjabaran kontekstual dari prioritas pastoral Keuskupan Pangklapinang untuk 2019. Artinya dengan cara ini, semua remaja di seluruh paroki yang ada di wilayah Kevikepan Bangka Belitung secara perlahan dan bertahap diarahkan pada proses membangun kesadaran diri sebagai anggota Gereja di Keuskupan Pangkalpinang.

Dari kemasan setiap kegiatan yang penuh sukacita selama selebrasi JANGKAR 2, membuat saya menemukan inspirasi segar bahwamestinya seperti itulah Gereja dari hari ke hari hidup dan bertumbuh, dan bukan dengan muram-penuh beban. Sukacita para remaja di JANGKAR 2 ini menjadi stimulus tumbuhnya semangat baru yang mesti terus dihidupkan oleh Gereja dalam memahami, menghayati dan mewujudkan sasaran imannya, berpusat pada Kristus. Saya sungguh kagum dengan geliat semangat dan antusiasme para remaja (Gereja muda), dalam memaknai komunitas beriman mereka. Cukup sederhana, realistis namun kreatif dan penuh pengharapan.

Terimakasih kepada seluruh pihak: Para Pastor Paroki, Organ PIPA Kevikepan Babel (khususnya Komisi BIAR dan Komisi Kepemudaan), Bimas Katolik, Donatur, Umat Paroki Belinyu, Seksi dan animator-tris BIAR Paroki se-kevikepan Babel, para sukarelawan, dan semua yang telah mendukung dan terlibat penuh dalam menyukseskan agenda dua tahunan ini. Semoga upaya kita menjadi berkah bagi kehidupan Gereja di masa mendatang.

Remaja Bermisi


REMAJA SEMAKIN MENGENAL KRISTUS DAN BERMISI

Bermisi membutuhkan komitmen
Jambore Bangka Belitung Kerasulan Anak Remaja II  (Jangkar II) 2019 menjadi ruang dan peluang bersama bagi anak- anak remaja dan para animator untuk menunjukkan spirit misi yang telah mereka hidupi selama ini. Di ajang Jangkar II inilah mereka hendak mengenang kembali bagaimana gaung spiritualitas missioner yang dicetuskan oleh Mgr. Charles Aguste Marie de Forbin Jonson, 175 tahun lalu itu tetapi tetap memberi bagi hidup saat ini. Selain itu, Jangkar II menjadi salah satu sarana dan upaya untuk mengalami dan merasakan lebih mendalam persekutuan murid-murid yang diutus dalam kegembiraan dan sukacita. Jangkar II juga menjadi arena bagi peserta  untuk menggembangkan antusiasme misioner dalam semangat Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian (2D2K).


Misionaris memerlukan teman

Dasar nilai-nilai spiritualitas SEKAMI yang diwartakan oleh Mgr. Charles tersebut diberi bentuk sesuai dengan tahun pastoral umat Keuskupan Pangkalpinang 2019 yakni, “Umat Allah Keuskupan Pangkalpinang semakin berpusat pada Kristus”. Para remaja dan animator telah mendalami modul-modul tentang identitas dan karya pewartaan Yesus. Melalui studi dan pedalam modul-modul ini, para remaja semakin mengenal dan mencintai Yesus secara mendalam. Para remaja diajak untuk menyadari kembali panggilan mereka sebagai seorang misionaris yang diutus untuk saling membantu sesama anak (children helping children). Sikap solider ini diwujudkan dalam 2D2K.

Tuhan Yesus memanggil para remaja dan mengutus mereka menjadi remaja-remaja misioner yang mewartakan sukacita Injil kepada siapa saja yang mereka jumpai. Para remaja berdoa dan berderma bukan hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk para sahabat mereka yang berada di berbagai tempat. Mereka berderma bukan berarti karena mereka kelebihan tetapi mereka berderma dari kekurangan mereka, seperti si Jnda miskin yang memberikan seluruh jaminan hidupnya (Mrk 12:42-43), begitu juga para remaja dalam keterbatasannya mereka berbagi kepada sesamanya. Untuk itu, mereka berani mengurbankan dirinya, waktu, tenaga, materi dan keinginannya demi bersolider dengan teman-teman mereka. Nilai-nilai Injil mereka wujudkan dalam aksi-aksi nyata mereka.
memakai fasilitas yang ada untuk bermisi

Jangkar II telah menjadi arena bagi para remaja untuk mengekspresikan semangat misioner mereka. Melalui alur proses acara Jangkar II, para remaja telah membentuk persekutuan hidup bersama dalam KBG-KBG yang diwarnai dengan persaudaraan dan cinta kasih. Keakraban, sukacita, saling memperhatikan, doa bersama, sharing Injil dan disiplin hidup di KBG-KBG menjadi kunci kesuksesan Jangkar II. Di samping itu, kerja keras dan kerja sama dari panitia membuat Jangkar II berhasil baik.  Seluruh proses Jangkar II mulai dari masa persiapan, acara puncak dan perutusan bertujuan mengatar orang-orang untuk bersukacita mewartakan Injil. Laetentur Insulae Multae

Keuskupan Pangkalpinang


BAB I
SELAYANG PANDANG KEUSKUPAN PANGKALPINANG
A.    KEUSKUPAN PANGKALPINANG
1.      Definisi Keuskupan
Keuskupan adalah istilah untuk menyebut bagian umat  katolik yang tinggal  dalam suatu daerah dengan batas-batas tertentu, dengan seorang uskup sebagai pemimpinnya.  Tugas seorang uskup adalah mempersatukan seluruh katolik di wilayah yang dipimpinnya melalui: Ajaran iman, ajaran moral dan ibadat ilahi. Tugas-tugas ini dilaksanakan oleh uskup bersama dengan para pembantunya, yakni para Imam dan diakon.  Uskup, imam dan diakon  disebut juga klerus. Mereka ini  hidup selibat dan bersama-sama menggemban tugas perutusan Gereja untuk menjamin keberlangsungan hidup rohani umat katolik, dan Pembina warga masyarakat menjadi lebih baik.

Keuskupan disebut juga gereja particular, dalam hubungannya dengan gereja semesta yang dipimpin oleh seorang Paus di Vatikan. Vatikan menjadi pusat pemerintahan gereja katolik sedunia. Paus menjadi pemimpin tertinggi pemerintahan gereja katolik sedunia inilah yang berhak mendirikan suatu keuskupan, setelah mempertimbakannya dengan bijaksana.

Pada umumnya suatu keuskupan dibagi lagi ke dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil, yang sering disebut paroki.  Di paroki-paroki itulah para pembantu uskup, yaitu para pastor dan diakon bekerja dan mengambil bagian pada sebagian tugas uskup. Para pastor dan diakon  di paroki atau di pastoral kategorial lainnya sebagai perpanjangan tangan uskup. Mereka bekerja demi kesejateraan rohani umat katolik di wilayah masing-masing dan memastikan bahwa pendidikan iman dan moral umat katolik juga berlangsung dengan baik di tengah masyarakat.

2.      Data Keuskupan Pangkalpinang
a.      Tahap Pendirian Keuskupan Pangkalpinang
Paus sebagai pemimpin tertinggi tidak serta merta langsung mendirikan Keuskupan Pangkalpinang begitu saja. Keuskupan ini didirikan dengan proses yang panjang  serta perhitungan yang bijaksana dan matang melalui beberapa tahap.
Tahap pertama, pada awalnya dibentuk Prefectur Apostolik (27 Desember 1923), yakni bentuk otoritas rendah untuk suatu wilayah pelayanan dalam Gereja Katolik Roma yang dibentuk disebuah daerah misi dan di Negara yang belum memiliki keuskupan.  Prefektur Apostolik dipimpin oleh seorang prefek apostolik, yang biasanya  adalah seorang pastor. Setelah dibentuk prefektur apostolik pada tahun 1923, baru ditahun berikutnya paus menunjuk seorang pastor untuk bertindak sebagai pemimpin untuk wilayah baru ini. Secara berturut-turut pastor yang pernah ditunjuk  sebagai pejabat perfektur adalah: Mgr. Theodorus Herkenrath, SS.CC (Prefek Apostolik 1924-1928), Mgr. Vitus Bouma, SS.CC (Prefek Apostolik 1928-1945), Mgr. Van Soest, SS.CC (Administrator Apostolik  1945 -1951).
Tahap kedua, pada tanggal 8 Februari 1951  paus meningkatkan status  dari prefektur apostolik manjadi vikariat apostolik, yaitu bentukotoritas yang lebih tinggi untuk suatu kawasan dalam  Gereja Katolik Roma, yang dibentuk dalam wilayah misi di Negara yang belum memiliki keuskupan. Setelah status ditingkatkan, paus juga menunjukpejabat baru untuk memimpin yakni Mgr. Gabriel Van Der Westen, SS.CC (Vikariat Apostolik 1951-1961).
Tahap ketiga, pada tanggal 3  Januari 1961, secara resmi paus meningkatkan status untuk wilayah vikariat apostolik Pangkalpinang menjadi keuskupan.   Awalnya keuskupan Pangkalpinang dipimpin oleh seorang administrator yang ditunjuk oleh paus, yani Mgr. Rolf Reichenbach, SS.CC (Administrator Apostolik 1979-1987). Setelah beberapa tahun kemudian, paus  memilih seorang uskup baru secara definitip, yakni Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD (1987- April 2016). Pada bulan April 2016  Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD wafat, maka paus mengangkat seorang administrator apostolik untuk memimpin Keuskupan Pangkalpiang, yakni Mgr. Yohanes Harun Yuwono (Administrator Apostolik April 2016 – 21 September 2017).  Setahun kemudian Paus mengangkat uskup berikutnya yakni Mgr. Adrianus Sunarko, OFM (2017 – sampai sekarang)

b.      Wilayah Pelayanan Keuskupan Pangkalpinang
Wilayah pelayanan Keuskupan pangkalpiang tidak ditetapkan menurut batas-batas pemerntahan sipil dalam suatu Negara atau tingkat pemerintahan daerah. Wilayah pelayanan keuskupan Pangkalpinang didasarkan pada efektifitas jangkaun karya pelayanan, dengan memperhatikan aspek cultural dan sosial masyarakat setempat. Dengan demikin wilayah pelayanan suatu keuskupan bisa saja hanya berada di suatu lingkungan ilayah pemerintahan daerah setempat, tetapi bisa juga mencakup beberapa wilayah pemerintahan daerah. Wilayah pelayanan Keuskupan Pangkalpinang meliputi tiga provinsi atau wilayah pemerintahan daerah.

1.      Provinsi Bangka Belitung
Wilayah pelayanan Keuskupan Pangkalpinang meliputi  daerah Tingkat II:  Kota Madya Pangkalpinang, Kabupaten Banngka, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.

2.      Provinsi Kepulauan Riau
Wilayah pelayanan ini meliputi daerah Tingkat II: Kota Madya Tanjung Pinang, Kota Batam (Otorita Batam), Kabupaten Kepulauan Riau,  Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna.

3.      Provinsi Riau
Wilayah pelayanan  ini meliputi daerah yang masuk dalam kabupaten Indragiri Hilir. Namun, sebelumnya wilayah ini berada di bawah otoritas pelayanan Keuskupan Padang. Karena jarak pelayanan dirasa lebih dekat ke wilayah Keuskupan Pangkalpinang, pada tahun 2006 wilayah ini diserahkan kepada otoritas pelayanan Keuskupan Pangkalpinang. Wilayah ini sekarang berada di wilayah pelayanan  Paroki St. Yosef, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

c.       Luas Wilayah Keuskupan Pangkalpinang
Luas wilayah pelayanan Keuskupan Pangkalpinang (termasuk Laut) lebih dari 270. 212 km².  Sementara luas pelayanan daratan lebih dari 35. 422 km².

d.      Jumlah Umat Katolik
Berdasarkan data statistik yang dicatat oleh Keuskupan Pangkalpinang tahun 2011 jumlah umat katolik 51.535 jiwa.  Jumlah umat ini tersebar di tiga provinsi wilayah pelayanan, yakin Bangka Belitung, Kepulaun Riau dan Riau.
Wilayah pelayanan di Bangka Belitung jumlah umat katolik tersebar di tujuh paroki yakni:  Pulau Bangka: Katedral St. Yosef, Paroki St. Bernadeth, Paroki St. Fransiskus Xaverius, Paroki Santa Perawan Maria Pengantara Segala Rahmat, Paroki Santa Maria Dikandung Tanpa Noda, Paroki Santa Maria Pelindung Para Pelaut; Pulau Belitung: Paroki Regina Pacis.
Sedangkan di Kepulauan Riau ada delapan paroki, yakni:  Batam: Paroki St. Petrus, Paroki St. Damian, Paroki Kerahiman Ilahi, Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi, Paroki St. Hilarius. Tanjung Balai: Paroki St. Yosef. Tanjungpinang: Paroki Hati Santa Maria Tak Bernoda. Lingga: Paroki St. Carolus Boromeus. Anambas: Paroki Santa Maria Bintang Laut.

e.       Alamat Keuskupan Pangkalpinang
Alamat                                    :Jl. Batu Kadera 545 A, Semabung Lama, Pangkalpinang 33147, BANGKA
Nomor Telp/Fax                      : (0717) 424014; 423512
Email                                       : sekretariatkpinang@gmail.com
Website                                   : http://www.keuskupanpapin.org
No. Pokok Wajib Pajak           : 01.206.392.1.304


f.       Bagan Organ Struktur Keuskupan
SEKRETARIS
KOORDINATOR PIPA
SEKRETARIS PIPA
KETUA + ANGGOTA SEKSI
KOORDINATOR + ANGGOTA FASILITATOR

BENDAHARA
VIKARIS JENDRAL
USKUP
DEWAN PENGELOLA
HARTA BENDA
DEWAN IMAM
DEWAN PENASEHAT
SEKRETARIS
KEUSKUPAN

EKONOM
VIKARIS YUDISIAL
SEKRETARIS
GENERAL PIPA
VIKARIS EPISKOPAL
SEKRETARIS
BENDAHARA
KOORDINATOR PIPA
SEKRETARIS PIPA
KETUA +ANGGOTA KOMISIS
KOORDINATOR +ANGGOTA
FASILITATOR
PASTOR PAROKI

DEWAN PASTORAL PAROKI
PASTOR PAROKI
DEWAN PENEGOLA
HARTA BENDA PAROKI
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI
KETUA
SEKRETARIS
BENDAHARA
SEKSI-SEKSI
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI
KETUA
SEKRETARIS
BENDAHARA
SEKSI-SEKSI
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI
KETUA
SEKRETARIS
BENDAHARA
SEKSI-SEKSI
 



























B. Kevikepan Bangka Belitung
1.      Definisi Kevikepan
Kevikepan atau dalam istilah sebenarnya vikariat episkopal adalah sebuah artikulasi keuskupan, yang memungkinkan adanya pelayanan yang partisipatif dalam bidang pastoral dan administrasi gerejawi; baik yang menyangkut tindakan administratif khusus maupun berhubungan dengan pengelolaan harta benda gerejawi didalam wilayah teritorial kevikepan. Dalam pemahaman yang lebih sederhana kevikepan di bentuk oleh Uskup dengan seorang pejabat Vikep (Vikaris Episkopal) dan para stafnya, untuk menjamin terlaksananya tugas pelayanan dari tingkat yan lebih tinggi (Keuskupan) kepada tingkat atau lingkup yang lebih spesifik atau lebih sempit. Karena hakekatnya itu, maka Kevikepan merupakan ungkapan kesatuan dan kerjasama antar-paroki berdasarkan teritorial suatu Kevikepan dan dengan Keuskupan.
Sebagaimana disebut diatas, kevikepan dilengkapi oleh Uskup dengan seorang Vikep dan para stafnya. Jabatan Vikep dan juga para stafnya masuk dalam struktur Organ Keuskupan, namun bersifat tidak tetap. Karena alasan tertentu Uskup bebas untuk mengangkat atau memberhentikan dan mengganti para pejabat Kevikepan. Seorang pejabat Vikep mengambil bagian dalam wewenang eksekutif Uskup (sebagai pemegang tiga wewenang: legislatif, eksekutif, dan yudikatif), untuk menjalankan peran tanggungjawab sebagai wakil uskup dalam wilayah terbatas. Jadi bersama dengan Uskup, dan Vikaris General (Vikjen, sebagai wakil Uskup untuk seluruh wilayah Keuskupan); Vikep termasuk dalam jajaran Ordinaris Wilayah atau pemimpin wilayah Keuskupan
Secara real Organ dan Struktur Kevikepan terdiri dari: Vikaris Episkopal (Vikep), Sekretaris, Bendahara, PIPA (Pangkalpinang Intergal Pastoral Approach) Kevikepan. Kelengkapan Organ dan Struktur inilah yang menjadi instrument Keuskupan dalam menjalankan dan mewujudkan visi dan misi Gereja Katolik di Keuskupan Pangkalpinan, bagi seluruh Umat Katolik. Karena luas wilayah pelayanan yang meliputi tiga provinsi atau otoritas pemerintahan daerah, dan demi efektivitas serta terjaminnya pelaksanaan tanggung jawab pelayanan dan pendampingan iman Umat Katolik di seluruh wilayah Keuskupan, maka dibentuklah dua wilayah Kevikepan. Satu diantaranya Umat di wilayah Bangka Belitung (Kevikepan Selatan), dan satu lagi Kevikepan untuk wilayah Kepualauan Riau dan sekitarnya (Kevikepan Utara).

2.      Data Umum Kevikepan Bangka Belitung
Tahun Pendirian          : Tahun 2013
Wilayah                       : Dua pulau utama Provinsi Bangka-Belitung, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung
Luas wilayah               : Luas wilayah keseluruhan termasuk lautan adalah 81.725,14Km²,
namun jika hanya dartan kira-kira 16.424,14 Km².
Jumlah Umat               : 15.659 Jiwa (data tahun 2011)
Jumlah Paroki              : Ada tujuh Paroki yang menjadi tanggungjawab koordinasi
Kevikepan Bangka Belitung, yaitu enam diantaranya terdapat di Pulau Bangka dan satu Paroki yang lain terdapat di Pulau
Belitung. Ketujuh Paroki yang dimaksud adalah: Paroki Katedral Santo Yosef-Pangkalpinang, Paroki Santa Bernadet-
Pangkalpinang, Paroki Santo Fransiskus Xaverius-Koba, Paroki  Santa Perawan Maria Pengantara Segala Rahmat-Sungailiat, Paroki Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda-Belinyu,  Paroki Santa Perawan Maria Pelindung Para Pelaut-Muntok, dan Paroki Regina Pacis (Santa Maria Ratu Damai)-Tanjung Pandan.
Pejabat Vikep              : 1. RD. Fransiskus Tatu Mukin (2013 - 2016)
2. RD. Stanislaus Bani (2017- 2019)
3. RD. Fransiskus Indra Jati Hendry Santoso (2019 sampai sekarang)
Alamat                        :JL. Batu Kadera 545 A, Pangkalpinang 33147, BANGKA
Nomor Telpon/Fax      : (0717)424014;423512
Email                           :sekretariatpkpinang@gmail.com
Nomor Telpon/Fax      : (0717) 432178; Fax : (0717) 432152

3.      Data Personalia
Vikaris Episkopal                    : RD. Fransiskus Indrajati Hendry Santoso
Sekretaris Kevikepan              : RD. Alexius Jua
Bendahara Kevikepan             : Ibu Novita
Tim PIPA Kevikepan
Koordinator                     : RD.  Marsel Gabriel  (Sekjen PIPA)
Sekretaris                         :  Alfons Liwun
Anggota                           : 1. Koordinator Komisi-komisi
2. Pastor Kepala Paroki di wilayah Kevikepan
3. Utusan Lembaga Hidup Bhakti di wilayah Kevikepan
4. Koordinator Fasilitator Paroki
5. Koordinator/Ketua seksi-seksi di Paroki
6. Para Pastor Pembantu di setiap Paroki

Komisi-Komisi Kevikepan
1)      Komisi Kitab Suci                                     : RD. Ferdinandus Meo Mbupu
2)      Komisi Ibadat Ilahi                                   : RD.  Yopi K Sogen
3)      Komisi Kepemudaan                                : RD. Yosep Setiawan
4)      Komisi Bina Iman Anak & Remaja          : RD. Yosefus Anting Patimura
5)      Komisi Panggilan                                      : RD. Marcel Gabriel
6)      Komisi HAK & Keadilan-Perdamaian     : RD. Agustinus Dwi Pramodo
7)      Komisi Pendidikan                                   : RD. Aloysius Angus
8)      Komisi KBG                                             : RD. Stanislaus Bani
9)      Komisi PSE                                               : RD. Andreas Naraama Lemoro
10)  Komisi Lingkungan Hidup                       : RD. Alexius Jua
11)  Komisi Kerasulan Awam                          : RD. Yohanes K. Jeharut
12)  Komisi Keluarga                                       : RP.  Aloysius Fut Khim, MSF