Selasa, 10 Desember 2019

Jambore


JAMBORE SEBAGAI MODEL

Tentu ada yang bertanya, mengapa kegiatan akbar SEKAMI ini diberikan nama “ Jambore”? Apa kaitan jambore dengan SEKAMI? Bukankah jambore lebnih identik dengan kegiatan Pramuka?
Secara etimologis, Kata “ jambore” berasal dari istilah bahasa inggris “jamboree”. Kamus bahasa Inggris menjelaskan makna kata “Jamboree” yang artinya kira-kira “sebuah perayaan atau pesta besar uang melibatkan massa yang banyak dan riuh”. Sementara itu, dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Cetakan ke-5 edisi IV, Januari 2013) istilah “Jambore” berarti “pertemuan besar para pramuka”. Dari dua makna tersebut, paling tidak kita bisa memahami arti yang selama ini berkembang bahwa jambore merupakan sebuah kegiatan kepramukaan yang diikuti oleh massa dalam jumlah yang besar.
Lalu bagaimana dari aspek historis penggunaan istilah “ jambore”? Menurut Kamus Oxford Kanada, kata jambore sudah digunakan sejaka abad ke-29 yang tidak diketahui asalnya. Penyair Robert W. Service menggunakan istilah ini jauh sebelum Jambore Dunia I diselenggarakan. Sementara lagu Athabaska Dick yang dipopulerkan oleh Rolling Stone (1912), “jambore” berarti sebuah pertemuan besar yang gaduh (riuh)”.
Pada Jambore Dunia I di Olympia, Inggris (1920), Baden- Powell menyatakan bahwa banyak orang mengartikanm “jambore” secara berbeda. Namun, mulai tahun ini, jambore akan dimaknai secara spesifik, yakni dikaitkan dengan pertemuan pemuda terbesar yang pernah ada. Sedangkan, Olave Baden-Powell (istri Baden-Powell) menciptakan istilah “jambore” yang merujuk pada bahasa Prancis. Istilah ini digunakan oleh para Pandu dari berbgai bahasa dan kebiasaan budaya yang sedang mengadakan peremuan, baik lokal maipun internasional (bdk. Ensiklopedi Pramuka Penggalang).
Itulah aspek etimologis dan historis dari istilah “jambore”. Dari sini kita bisa menarik benang merah tentang jambore : sebuah pertemuan besar (Jumlah masa dan asal-usul), ramai, menjunjung persahabatan dan mengharagai berbedaan, dan diselenggarakan di tempat terbuka sehingga mampu menampung massa.
Jika gelaran massal SEKAMI nasional dinamakan “jambore”, ide yang hendak diadopsi ialah suasana jambore tersebut. Yakni, jumlah massa yang banyak, sarana dan prasarana yang terbatas jika dibandingkan dengan fasilitas rumahan sehari-hari, aneka kegiatan bersama yang saling menghargai, dan sebagian besar aktivitas diselenggarakan di alam terbuka.
Nah, dalam konsep jambore yang demikian, peserta diajak  untuk keluar dari zona nyaman kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai tantangan untuk tetap menemukan sukacita dalam kesederhanaan dan keterbatasan yang ada, berani menghargai dan membagikan kekhasannya masing-masing demi saling memperkaya sebagai sesama anak-anak Allah.
Kiranya, kondisi tersebut bisa menjadi gambaran bahwa inilah tantangan yang dihadapi oleh setiap murid kristus yang dipanggil untuk menjadi misonaris bagui Tuhan yesus. Mereka harus berani keluar dari diri sendiri (egoisme), menjumpai yang lain, dan berbaghai sukacita dalam kebersamaan (Childer helping Children)  Maka, sangat diharapkan, jambore bisa menjadi medan perjumpaan untuk saling belajar dan berbagi sesama murid kristus dalam upaya menjadi misionaris bagi-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar