ADA KEBENARAN, BARU KEMUDIAN ADA KEPALSUAN
Orang-orang muslim berpendapat bahwa Alquran yang turun belakangan itu justru yang harus dianggap paling benar apa bila terjadi kontradiksi dengan Alkitab. Orang-orang muslim persamakan hal ini dengan temuan-temuan ilmiah yang paling
akhir mengkoreksi yang awal-awal. Analogi persamaan seperti ini jelas salah karena yang bisa dikoreksi adalah hal-hal yang belum pasti kebenarannya
(sekali pun ilmiah).
Alkitab telah dipastikan kebenaranya oleh semua nabi dalam Perjanjian Lama dan Yesus bersama para murid-Nya dalam PerjanjianBaru, bahkan juga Muhammad tidak malu mengutib ayat Alkitab untuk ajarannya.
Alkitab-lah yang menjadi pengukur atau patokan untuk semua wahyu yang datang belakangan.
Prinsip kebenaran adalah, “ADA
KEBENARAN, BARU KEMUDIA ADA KEPALSUAN”.Kepalsuan tidak bias hadir mendahului kebenaran. Tidak ada kepalsuan bila tidakb ada kebenaran. Kepalsuan tidak bias hadir sendirian dalam kehampaan kebenaran. Jadi kebenaran – lama haruslah menjadi acuan bagi setiap ajaran baru yang ingin dibenarkan.
Apabila Alquran tidak sesuai dengan teks dan pengajaran yang terdapat dalam Alkitab, itu berarti Alquran berkotradiksi dengan Alkitab. Maka Alquran harus menyerah kepada Alkitab, semata-mata karena Alquran harus selalu mengacu kepada Alkitab dalam menguji kebenarannya. Contoh perintah Allah swt kepada Muhammad
dalam surat Yunus 10:94. Anehnya orang-orang
muslim tetap menyalahi Alkitab, berate secara tidak langsung juga menyalahi Surat Yunus 10:94 ini.