Senin, 16 Juni 2014

PUASA...Jangan Sebatas KONSEP!!!!

Memberikan Makna pada Puasa


Umat Islam Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki Bulan Suci Ramadan. Berita-berita di media massa, termasuk siaran-siaran komersial, mewartakan kepada dunia bahwa bulan puasa umat Islam hampir tiba. Berita-berita itu berupa ajakan dan sekaligus mewajibkan umat Islam untuk mempersiapkan segala sesuatu, baik secara fisik dan mental, material dan rohani, memasuki bulan puasa. Para pemuka agama, pemuka masyarakat dan pemerintah giat mensosialisasikan kepada semua lapisan masyarakat, termasuk kepada para pekerja seks komersial, pengelola tempat hiburan dll, bahwa bulan puasa akan segerah tiba.
Puasa (Shaum) yang bersifat wajib dilakukan pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh dan ditutup dengan Hari Raya Lebaran. uasa berarti menahan diri dari makan dan minum,  menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti iri hati, bertengkar, mencuri dan hawa nafsu. Puasa sebagai saat  untuk melatih kesabaran mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat. Menurut Al’quarn puasa  juga menolong umat untuk menanam moralitas dan etika di dalam kehidupan mereka. Semua nilai hidup yang telah tertanam pada bulan puasa itu diharapkan berlanjut ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya terbatas pada bulan puasa saja. Tujuan utama puasa adalah mendapatkan kenimatan-kenikmatan Allah dengan mengambil waktu dalam doa, beramal, membaca Al’quran dan mendekatkan diri pada Allah (zikir). Bulan puasa adalah bulan yang sangat sarat makna yang kesemuanya bermuara kepada kemenangan, yaitu: kemenangan Muslim yang berpuasa dalam melawan hawa nafsu, egoisme, keserakahan, dan ketidakjujuran. Sebagai bulan jihad, puasa harus dimaknai dengan menunjukkan prestasi kinerja dan kesalehan individual serta sosial.
Secara teoretis, tujuan dan makna dari puasa memiliki nilai-nilai luhur bagi kehidupan umat muslim dan relasinya dengan Allah dan sesamanya. Namun, prakteknya agak lain dari konsep puasa yang ada. Umumnya umat Islam mengeluarkan biaya besar saat bulan puasa untuk konsumsi. Di sini konsep puasa mengajak orang untuk hidup hemat, sederhana dan memberi sedekah nyaris tidak berlaku. Selama bulan puasa banyak tempat, seperti bar, diskotik, karoke, tokoh dll dirusak, alasannya karena tempat maksiat. Konsep puasa melatih orang sabar, menghilangkan egoisme, dialog kasih, iri hati dll tidak berlaku. Selama bulan puasa sering membuat orang lain hidup merasa tidak aman, oleh karena itu, konsep puasa membawa kedamain dan kesejukan hati hanya sebuah wacana.
Pernyataan  refleksi buat kita adalah:  Jangan sampai puasa hanyalah sebuah wacana tanpa makna.  Jangan sampai Puasa hanyalah konsep tanpa aplikasi.  Jangan sampai puasa hanyalah sebuah makna teologis tanpa menyentuh nilai-nilai humanis.  Jangan sampai puasa hanyalah ajang memamerkan kesombongan rohani.  Jangan sampai puasa hanyalah momentum untuk pembuktian eksistensi diri kepada dunia. Jangan sampai puasa hanyalah arena untuk aksi balas dendam dengan dalil meluruskan jalan Allah.