Minggu, 26 Mei 2013

SABDA BAHAGIA



8 SABDA BAHAGIA


1.     Sabda bahagia 1

AY. “ berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Secara harafiah bunyi ayat 3 adalah “ berbahagialah orang yang miskin dalam Roh “…namun LAI menggantinya dengan menterjemahkannya dengan berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah namun bisa diterima karena maknanya sama dalam teks aslinya. Kata miskin bisa dikatakan miskin secara social ekonomi tetapi setelah diberi tambahan dalam Roh maka orang mskin ini berubah arti menjadi miskin dalam hal rohani. Orang-orang model apa yang dalam hal rohani ? ( Orang yang tidak mengenal Tuhan ).
Siapakah orang miskin itu ? orang miskin dalam PL ada macam-macam istilah tetapi ada dua istilah yang sering dipakai dan itu sinonim Ani dan Anawim. Dua istilah ini sama-sama orangt yang memderita, tertindas, susah. Mereka Ani, Anawim yang miskin secara ekonomis, tetapi dalam kemiskinan ini berkembanglah suatu sikap rendah hati. Dengan kemiskinan mereka hanya bisa serahkan segalanya kepada TUhan dari sini pula dimunculkan sikap saleh. Karena itu dalam PL Anawim orang-orang saleh yang beriman kepada Tuhan dan selalu mengharapkan pertolongan dari Tuhan.
Mengapa mereka disebut orang yang memiliki kerajaan Sorga, karena tempat itu ( KS ) tidak untuk orang yang sombong atau tinggii hati.
2. Sabda bahagia 2
“ berbahagialah mereka yang berduka cita karena mereka akan dihibur “( Mat 5 )
“ Berbahagialah orang yang menangis “ Luk
Inti dari sabda bahagia ke 2 “ berbahagialah bagi orang yang tidak hilang keprcayaan kepada Allah sekalipun menghadapi suka dan duka.
3. Sabda bahagia 3
“ berbahagialah orang yang lemah lembut karena merekalah yang akan memiliki bumi.”
Karena orang itu tidak suka diperlakukan kasar . orang sabar pun pasti akan marah bila ia tidak sabar lagi. Maksud dari orang yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan adalah bumi yang dimaksud itu bukan bumi palestina tetapi Kerajaan Allah karena kata kerajaan mewarisi / memiliki khusus yakni masuk surga ( bdk Mat 19 : 24 : 34 ). Dalam tradisi Apokaliptif Yahudi istilah memiliki atau mewarisi masuk dalam kerajaan surga.
4. Sabda bahagia 4
“ Berbahagialah orang yan haus dan lapar akan ( rindu ) kebenaran karena mereka akan dipuaskan ( Mat )
“ berbahagialah kamu yang lapar karena kamu akan dipuaskan “ ( Luk ).
Dalam injil Matius kebenaran memiliki beberapa arti
a) Keadilan , dalam kitab suci kata kebenaran ini identik dengan keselamatan dalam hal ini kebenaran perlu dibedakan dalam 2 aspek, yaitu :
Kebenaran manusia. Bila kebenaran itu diterapkan untuk manusia maka memilki 2 aspek, yaitu :
1. Kebenaran Yuridis ( Status benar dihadapan hukum ) ( Hak bisa dirampas )
2. Kebenaran moral yakni sikap hidup yang sesuai hukum moral. Kebenaran ini ( Moral ) tidak bisa dirampas oleh siapapun.
Berbahagialah orang yang dalam hidup penuh kerinduan akan kebenaran Allah.
Kebenaran Allah. Bila kebenaran ini ditujukan kepada Allahy tindakan penyelamatan dari Allah karena Allah itu setia.
5. Sabda bahagia 5
Berbahagialah orang yang murah hatinya karena mereka akan beroleh kemurahan, artinya apabila kamu murah hati Tuhan pasti akan bermurah hati.
6. Sabda bahagia 6
“berbahgialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah
Artinya bahwa berdosa atau tidak ? cela atau tidak ?
Meskipun berdosa tetapi selalu memiliki kerinduan untuk hidup dalam kasih Allah, dan sesamamnya melihat Allah bukan dalam arti memandang secara nyata didepan mata tetapi mengalami kasih Allah. Jadi orang yang penuh tulus hatinya untuk sesama Ia akan mengalami kasih dari Allah.
7. Sabda bahagia 7
“ berbahgialah orang yang membawa damai karena mereka disebut anak Allah “
Cara membawa damai , diantaranya tanpa kekerasan, penu kasih, lemah lembut dan lain-lain. Yesus mau merubah hukum yang ada dalam tradisi Yahudi yang berbalas dendam.
8. Sabda bahagia 8
“ berbahgialah orang yang dianiaya karena kebenaran karena merekalah empunya Kerajaan Surga “
Orang yang lebih takut pada Allah dari pada kehendak Manusia artinya orang tidak pernah menyerah dengan iman yang Ia anut.




SABDA BAHAGIA
Orang miskin berbahagia? Orang kaya celaka? Benar-benar dunia sudah terbolak-balik. Logisnya itu ya yang kaya akan berbahagia, karena kecukupan sandang, pangan dan papan, sedangkan orang miskin, makan saja harus mengemis, pakaian hanya yang menempel di badan dan rumah numpang emperan orang, bagaimana bisa berbahagia?

Kata Yunani makarios memang dapat kita terjemahkan dengan "berbahagia". Tetapi sering kebahagiaan itu hanya dikaitkan dengan perasaan tenang dan tenteram semata. Maka, makarios kiranya dapat diartikan lebih luas dengan "terberkati". Orang yang terberkati pasti berbahagia sekalipun mengalami banyak masalah, bahkan menanggung beban penderitaan. Hal itu bisa terjadi karena orang mencahayai penderitaan dengan harapan di masa mendatang dan jaminan yang telah dijanjikan Yesus. Memang berkat yang dijanjikan itu baru akan terjadi di masa depan, tetapi janji itu dipandang sudah begitu pasti, sehingga si penerima dinyatakan bahagia sekarang juga. Kata Yunani makarioi bukan berarti "semoga kamu bahagia", tetapi "kamu sekarang adalah bahagia atau terberkati"

Penginjil Lukas menurunkan Yesus dari atas bukit dan menempatkan-Nya di tempat yang datar (Luk 6:17). Dengan demikian lingkungan pendengar dari pengajaran Yesus tentang sabda bahagia dan peringatan-peringatan-Nya jauh lebih luas. Tempat yang datar merujuk pada Luk 3:4-6 yang mengutip Yes 40:3-5 tentang: "Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan." Jadi, di tempat datar itu bukan hanya bangsa Israel akan melhat keselamatan Tuhan, tetapi juga orang-orang bukan Israel. Karena tu di tempat datar itulah orang-orang mendapati Yesus, yakni "sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon" (Luk 6:17). Tirus dan Sidon tidak termasuk wilayah Israel, tetapi kota-kota pelabuhan di daerah pesisir Laut Tengah, di Fenisia kuno. Di masa Yesus, kota-kota itu termasuk wilayah Siria, yang kini dikenal dengan Libanon.

Melihat Konteks (Luk 6:20-26)

Penginjil Lukas melengkapi sabda bahagia dengan sabda celaka. Dalam ketiga sabda yang pertama, ucapan berbahagialah diikuti dengan lukisan keadaan para murid (miskin, lapar, menangis) dan diakhiri dengan alasan mengapa mereka disebut berbahagia. Kebahagiaan itu karena keadaan mereka di masa mendatang yang sudah dimulai sekarang (akan dipuaskan, akan tertawa). Sabda bahagia keempat melukiskan beban berita yang dialami para murid karena Anak Manusia, yang disusul dengan alasannya, yakni upah besar di surga. Upah itu sama seperti yang diperoleh para nabi dan akan diterima pada masa mendatang, sedangkan keempat sabda celaka berupa kebalikan dari keempat sabda bahagia itu.

Sabda bahagia dan sabda celaka mengajarkan bagaimana seharusnya para murid hidup di tengah-tengah dunia yang penuh perselisihan dan perlawanan. Sebab dalam konteks sebelumnya Yesus telah memanggil dan memilih murid-murid-Nya (Lukas 5:1-11; 6:2-16) yang disela dengan lima perlawanan dari para pemimpin masyarakat Yahudi (5:12-6:11)
Kalau kita melihat sabda bahagia, ini merupakan hubungan antara Allah dengan manusia, hubungan manusia dengan manusia.

Manusia dihadapan Allah bisa diartikan tidak ada apa-apa. Meskipun hidup kita sengsara, tidak ada orang yang membantu, namun bila kita mengandalkan Allah kita akan bahagia.

Berbahagialah kita yang miskin karena kitalah yang empunya Kerajaan Allah. Orang miskin adalah orang yang sungguh bergantung pada Allah, orang yang mengandalkan Allah pada hidupnya, orang tersebut akan berbahagia, meskipun dalam kondisi penuh keterbatasan. Meskipun hidup kita sengsara, tidak ada orang yang membantu, namun bila kita mengandalkan Allah kita akan bahagia.

"Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah”. Sabda ini kiranya bukan mengajak kita untuk miskin dalam hal harta benda, melainkan berjiwa miskin artinya menyadari kelemahan dan kerapuhannya sebagai ciptaan dan tanpa Allah tidak dapat berbuat sesuatupun. Secara konkret kita dipanggil untuk menghayati bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai serta nikmati sampai kini adalah anugerah Allah yang dicurahkan kepada kita secara melimpah ruah karena kemurahan hati-Nya. Maka dari pihak kita dituntut untuk rendah hati, lawan dari serakah dan sombong. Rendah hati merupakan keutamaan dasar kristiani yang harus kita geluti dan hayati.

“Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.”.
Berjalan atau melangkah di jalan benar maupun memperjuangkan kebenaran memang ada kemungkinan dikucilkan orang lain dan hidup bagaikan berada ‘di ujung tanduk’. Maka jika anda mengalami yang demikian itu, mungkin karena bekerja di kantor atau perusahaan dimana anda satu-satunya menjadi murid Yesus atau orang katolik, hendaknya tetap bertahan. Mungkin anda senantiasa diperhatikan untuk melihat kelemahan atau kekurangan anda, maka berbahagialah bahwa anda diperhatikan banyak orang dan jadikanlah kesempatan itu untuk senantiasa berbuat yang baik dan benar, bebas dari kesalahan. Kesaksian anda merupakan cara merasul atau mewartakan kabar baik yang luar biasa.

Dari seluruh sabda bahagia, tampak semangat utamanya, yaitu biila kita selalu bergantung pada Allah, mengasihi-Nya kita akan berbahagia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar