Kamis, 30 Maret 2017

Anies bahas Ahok

AHOK MENATA KOTA DAN ANIES MENATA KATA

Saya  merasa  geli ketika membaca sebuah meme di sosmed. Isi meme itu adalah, “Menata kota vs menata kata : Ahok bahas Jakarta, Anies bahas Ahok”.  Meme ini muncul setelah debat  Ahok dan Anies, sebagai  Calon  Gubernur DKI, dalam acara Mata Najwa di Metro TV.  Meme tersebut  menarik dan sangat inspiratif  bagi saya.  Meme ini membangkitkan ingatan saya untuk  mengenang  kembali acara  debat  Ahok vs Anies diprogram Mata Najwa. Hampir semua segmen debat, selalu muncul kritikan dan serangan untuk memojokan dan menjatuhkan lawan. Anies menggunakan seluruh segmen dengan sangat baik untuk menyerang dan memojokan Ahok.  Anies menempatkan  strategi jitu untuk menyerang Ahok, yakni mengungkapkan sisi negatif  kepribadian Ahok.  Ahok juga menyerang dan memojokan lawan tetapi tidak sedasyat Anies. Ahok lebih banyak sibuk mempresentasikan  program kerjanya untuk DKI ke depan.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Arbi Sanit, mengatakan,  “Anies terkenal dengan santunnya, tetapi tutur katanya sangat  kasar dan sadis”.  Lebih lanjut Arbi Sanit mengungkapkan bahwa apa yang ditunjukan Anies lewat debat Calon Gubernur dalam acara Mata Najwa  menggambarkan sosok kepribadian Anies yang sesungguhnya. Apa yang dikatakan oleh Arbi Sanit ini dapat  saya mengerti  bahwa  Anies selama ini rupanya  tidak menampilkan diri aslinya.  Pada acara Mata Najwa  edisi kali ini, Anies telah membuka topengnya dan menguak  jati dirinya yang sesungguhnya.

Orang yang membuat meme ini terinpirasi oleh acara debat Ahok dan Anies. Hasil debat menampilkan bahwa Anies lebih sibuk menyerang kepribadian Ahok. Anies lebih banyak mencari kata dan meredaksi kalimat untuk menyerang kelemahan dan kekurangan diri Ahok. Anies merasa berhasil dengan cara seperti ini. Semakin banyak mengungkapkan kelemahan diri Ahok semakin menguntunkan Anies dalam pertarungan calon gubernur DKI. Namun, bisa  saja cara Anies ini merugikan dirinya sendiri. Orang-orang waras dan kritis akan berpikir dua kali untuk memilih Anies, sebab Anies kurang menonjolkan program kerjanya untuk DKI.  Anies lebih sibuk menonjolkan kelemahan pribadi lawan, pada hal itu rana privat dan tidak urgen untuk dikonsumsi umum.

Tampaknya Anies kehabisan ide untuk mengungkapkan program kerjanya dalam acara debat tersebut. Program yang diusung Anies-Sandi hampir semua sudah dikerjakan oleh Ahok-Jarot sebagai petahana.  Program rumah murah dengan down payment (DP) nol rupiah merupakan sebuah wacana tanpa data. Oleh karena itu, tidak ada cara lain bagi Anies-Sandi  untuk melawan program kerja Ahok-Jarot.  Cara paling ampuh untuk melumpuhkan Ahok adalah menyerang dengan isu sara dan sisi kepribadian Ahok.  Puncak penyerangan paling sadis yang ditunjukkan oleh Anies adalah rencana memecat Ahok dari jabatan gubernur. Anies juga menuduh Ahok sebagai biang kerok menciptakan isu sara. Pada hal Anies tidak menyadari bahwa yang suka menghembuskan isu sara selama ini adalah pendukungnya sendiri, seperti  Rizieq dan kawan-kawannya. Pesan meme ini sangat jelas sebagai ungkapan kekecewaan para fans kepada Anies. Anies telah insaf dan kembali kepada jati dirinya yang asli, seperti kata Dr. Arbi Sanit, “Anies terkenal santun tetapi sadis dalam berkata-kata”.