Minggu, 15 Juni 2014

Tiem Penasehat Prabowo

Tiem Penasihat Prabowo-Hatta


Debat Capres putaran ke dua, secara tidak langsung membuka tabir siapa sebenarnya pendukung dan penasehat capres dan cawapres: Prabowo – Hatta. Tiem penasehat Prabowo – Hatta rupanya lebih berorientasi pada kelebihan dan keunggulan kubuh mereka.  Apa pun yang mereka lakukan itu adalah yang tebaik buat pasangan mereka. Sedangkan ide atau gagasan yang datang bukan dari golongan mereka dianggap tidak baik dan harus ditolak. Meskipun Tiem penasihat Prabowo- Hatta melihat dan mengakui bahwa ide atau gagasan itu sangat cemerlang, tetapi karena gagasan itu datang dari luar maka mereka harus berpura-pura mengatakan itu tidak baik dan harus ditolak.
Ada pemandangan menarik terjadi saat debat calon presiden dan wakil presiden di Hotel Gran Melia. Di tengah-tengah debat, Prabowo memberikan selamat  kepada Jokowi. Prabowo mengatakan, “Tiem penasehatnya meminta dan menyarankannya agar tidak menerima ide, saran, dan argumen apapun dari Jokowi”. Prabowo tidak mengindahkan saran tim penasehatnya dan lebih memilih menyetujui program Joko Widodo di bidang ekonomi kreatif. Ia mengaku tidak bisa menolak program yang diwacanakan Jokowi. Sebab, kata Prabowo, ide yang dimunculkan Jokowi sangat baik.


Andaikan Prabowo – Hatta terpilih menjadi presiden dan wakil persiden tugas pertama mereka adalah: Memberikan pencerahan budi dan hati kepada Tiem penasihatnya, agar mereka tidak fanatik dalam kesempitan dan kekosongan diri. Kedua: Prabowo – Hatta harus cermat dan bertindak tegas kepada para loyalisnya, yang rata-rata adalah para “penjilat” yang ingin menyembunyikan kejahatan dan motifasi pribadi di balik kekuasaan. Ketiga: Prabowo-Hatta harus siap mulai dari sekarang, karena para pendukung, pengusung (koalisi), loyalis bisa saja “mengangkat tumit” dan menjadi musuh bebuyutan bagi Prabowo-Hatta sendiri.