Minggu, 29 Mei 2016

Relasi Orang Tua dan Anak

TANGGUNG JAWAB  ORANG TUA  KEPADA ANAK
SEBAGAI BENTUK PENGHAYATAN  KERAHIMAN ILAHI


Pengantar
Sepanjang tahun ini adalah Tahun Yubileum Agung Kerahiman Ilahi 2016. Paus Fransiskus  dalam bullanya, “Misericordies Sicut Pater” (Luk 6: 36) mengajak kita untuk terus merefleksikan belaskasihan Allah dalam seluruh hidup harian kita. Demikian juga Surat Gembala dari Bapak Uskup Hilarius Moa Nurak, SVD, “Murah Hatilah seperti Bapa”,  menghendaki agar umat katolik Keuskupan Pangkalpinang menjadi rasul-rasul belaskasih Bapa dan Kerahiman Ilahi dimana pun kita berada.
Selama bulan Juli (jika dimungkinkan) permenungan kita atas rahmat Kerahiman difokuskan pada pengalaman Kerahiman Allah di tengah keluarga kita masing-masing. Karena itu tema yang diangkat adalah, “Tanggungjawab Orang Tua Kepada Anak Sebagai Bentuk Penghayatan Kerahiman Ilahi”. Tema ini hendak membantu kita (khususnya para orang tua) untuk semakin menyadari dan menghayati peranan orang tua katolik dalam mendampingi anak-anaknya. Adapun tujuan dari tema ini adalah:
Teladan orang tua
1.      Agar Para orang tua mampu menanamkan nilai-nilai luhur kekatolikan dalam diri anak-anak mereka, sehingga anak-anak mengalami pertumbuhan fisik/jasmani dan rohani yang seimbang.
2.      Mengingatkan kembali bahwa keluarga katolik adalah seminari awal bagi anak-anak, dan orang tua adalah formator (pendamping dan pendidik) yang tak tergantikan.
3.      Menyadarkan para orang tua bahwa mendampingi dan mendidik anak itu panggilan mulia dari Tuhan,  bukannya diserahkan kepada orang lain atau lembaga tertentu.
Modul pendalaman ini dijabarkan dalam empat bahan pertemuan. Dalam tiap bahan pertemuan ditunjukkan cara penerapan dari tema, “Tanggung jawab Orang Tua Kepada Anak Sebagai Bentuk Penghayatan Kerahiman Ilahi”.

Modul I, “Kenyataan dan Harapan:  Relasi  Orang Tua dan Anak dalam Keluarga”.  Penerapan yang mau ditunjukkan adalah ajakan kepada para orang tua dan kita semua, untuk dengan jujur melihat situasi anak-anak dan keadaan relasi kita dengan mereka saat ini. Tidak perlu malu mengakui kalau ternyata hubungan kita dengan anak-anak semakin hari semakin buruk.  Mungkin saja alasannya karena masing-masing merasa sibuk. Kita (sebagai orang tua) merasa tidak sempat untuk duduk bersama dan berbagai cerita (walau hanya sebentar) dengan anak-anak.  Kalau ini benar terjadi, mungkinkah keluarga kita bisa bisa menjadi tempat tumbuhnya semangat Kerahiman Ilahi? Walau demikian, dalam bahan I ini ditunjukkan kepada kita, bagaimana menumbuhkan harapan untuk membenahi situasi komunikasi di tengah keluarga, yang mungkin saat ini belum cukup baik itu.

Selanjutnya, bahan pertemuan II-IV adalah bahan refleksi yang harapannya bisa membantu kita untuk berproses dan memperbaiki diri, berkaitan dengan persoalan yang ditunjukkan dalam bahan I.  Bahan II, “Kasih  Orang Tua Terhadap Anak adalah Wujud Nyata Penghayatan Kerahiman Ilahi”. Kasih orang tua adalah dasar dari pendidikan anak. Kasih harus menjadi prinsip dan alasan penting yang menjiwai pendidikan bagi anak. Selain itu, perlu juga ditunjukkan kepada anak contoh nyata tentang nilai-nilai kebaikan, pelayanan, keadilan, kesetiaan dan pengorbanan.

Bahan III, Pendidikan Nilai kristiani kepada Anak adalah wujud Nyata Pennghayatan Kerahiman IlahiPenanaman nilai-nilai kristiani dalam diri anak harus dilakukan sejak usia dini dan orang tua harus menjadikannya cara hidup sebagai keluarga katolik. Jika anak-anak sudah dibiasakan dengan nilai-nilai itu, harapan untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dewasa akan lebih memungkinkan. Dalam hal inilah, orang tua melakukan tugas mulianya sebagai pendamping dan pendidik utama bagi anak-anak, lewat kata-kata dan keteladanan hidup.

Bahan IV, Penanaman Iman Katolik Kepada Anak-anak sebagai Wujud Penghayatan Kerahiman Ilahi. Penanaman iman adalah hal penting lain yang harus  ditanamkan juga dalam diri anak-anak. Ini menuntut orang tua sendiri untuk mau memperbaiki kehidupan dan cara berimannya. Dengan keyakinan imannya yang mantap itulah, orang tua mewariskan iman yang sama kepada anak-anaknya.

Bahan pendalaman ini memakai metode sharing Injil. Setiap bahan dilengkapi kutiban Sabda, code, dan pertanyaan panduan; untuk membantu kita merefleksikan pengalaman sehari-hari dan tanggunjawab kita sebagai orang tua dalam berelasi dengan anak-anak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar