TANGGUNG JAWAB ORANG TUA KEPADA ANAK
SEBAGAI BENTUK
PENGHAYATAN KERAHIMAN ILAHI
Pengantar
Sepanjang
tahun ini adalah Tahun Yubileum Agung Kerahiman Ilahi 2016. Paus Fransiskus dalam
bullanya, “Misericordies Sicut Pater”
(Luk 6: 36) mengajak kita untuk terus merefleksikan belaskasihan Allah dalam seluruh
hidup harian kita. Demikian juga Surat Gembala dari Bapak Uskup Hilarius Moa
Nurak, SVD, “Murah Hatilah seperti Bapa”,
menghendaki agar umat katolik Keuskupan Pangkalpinang menjadi
rasul-rasul belaskasih Bapa dan Kerahiman Ilahi dimana pun kita berada.
Selama
bulan Juli (jika dimungkinkan) permenungan kita atas rahmat Kerahiman
difokuskan pada pengalaman Kerahiman Allah di tengah keluarga kita
masing-masing. Karena itu tema yang diangkat adalah, “Tanggungjawab Orang Tua Kepada Anak Sebagai Bentuk Penghayatan Kerahiman
Ilahi”. Tema ini hendak membantu kita (khususnya para orang tua) untuk semakin
menyadari dan menghayati peranan orang tua katolik dalam
mendampingi anak-anaknya. Adapun tujuan dari tema ini adalah:
Teladan orang tua |
1.
Agar Para orang tua mampu menanamkan nilai-nilai luhur
kekatolikan dalam diri anak-anak mereka, sehingga anak-anak mengalami
pertumbuhan fisik/jasmani dan rohani
yang seimbang.
2.
Mengingatkan
kembali bahwa keluarga katolik adalah seminari awal bagi anak-anak, dan orang
tua adalah formator (pendamping dan pendidik) yang tak tergantikan.
3.
Menyadarkan para
orang tua bahwa mendampingi dan mendidik anak itu panggilan mulia dari
Tuhan, bukannya diserahkan kepada orang lain atau lembaga tertentu.
Modul
pendalaman ini dijabarkan dalam empat bahan pertemuan. Dalam tiap bahan
pertemuan ditunjukkan cara penerapan dari tema, “Tanggung jawab Orang Tua Kepada Anak Sebagai Bentuk Penghayatan Kerahiman Ilahi”.
Modul I, “Kenyataan dan Harapan: Relasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga”. Penerapan
yang mau ditunjukkan adalah ajakan kepada para orang tua dan kita semua, untuk dengan
jujur melihat situasi anak-anak dan keadaan relasi kita dengan mereka saat ini.
Tidak perlu malu mengakui kalau ternyata hubungan kita dengan anak-anak semakin
hari semakin buruk. Mungkin saja
alasannya karena masing-masing merasa sibuk. Kita (sebagai orang tua) merasa tidak
sempat untuk duduk bersama dan berbagai cerita (walau hanya sebentar) dengan
anak-anak. Kalau ini benar terjadi,
mungkinkah keluarga kita bisa bisa menjadi tempat tumbuhnya semangat Kerahiman Ilahi?
Walau demikian, dalam bahan I ini ditunjukkan kepada kita, bagaimana
menumbuhkan harapan untuk membenahi situasi komunikasi di tengah keluarga, yang
mungkin saat ini belum cukup baik itu.
Selanjutnya,
bahan pertemuan II-IV adalah bahan refleksi yang harapannya bisa membantu kita untuk
berproses dan memperbaiki diri, berkaitan dengan persoalan yang ditunjukkan
dalam bahan I. Bahan II, “Kasih Orang Tua Terhadap Anak
adalah Wujud Nyata Penghayatan Kerahiman Ilahi”. Kasih orang tua adalah dasar dari pendidikan anak. Kasih
harus menjadi prinsip dan alasan penting yang menjiwai pendidikan bagi anak.
Selain itu, perlu juga ditunjukkan kepada anak contoh nyata tentang nilai-nilai
kebaikan, pelayanan, keadilan, kesetiaan dan pengorbanan.
Bahan III, “Pendidikan
Nilai kristiani kepada Anak adalah wujud
Nyata Pennghayatan Kerahiman Ilahi”. Penanaman nilai-nilai kristiani dalam diri anak harus dilakukan sejak usia
dini dan orang tua harus menjadikannya cara hidup sebagai keluarga katolik. Jika
anak-anak sudah dibiasakan dengan nilai-nilai itu, harapan untuk bertumbuh dan
berkembang menjadi pribadi yang dewasa akan lebih memungkinkan. Dalam hal
inilah, orang tua melakukan tugas mulianya sebagai pendamping dan pendidik utama
bagi anak-anak, lewat kata-kata dan keteladanan hidup.
Bahan IV, “Penanaman Iman Katolik Kepada Anak-anak sebagai Wujud Penghayatan
Kerahiman Ilahi”. Penanaman iman adalah hal penting lain yang harus ditanamkan juga dalam diri anak-anak. Ini menuntut orang tua sendiri untuk mau
memperbaiki kehidupan dan cara berimannya. Dengan keyakinan imannya yang mantap itulah, orang
tua mewariskan iman
yang sama kepada anak-anaknya.
Bahan pendalaman ini memakai metode sharing Injil. Setiap bahan dilengkapi kutiban Sabda, code,
dan pertanyaan panduan; untuk membantu kita merefleksikan pengalaman sehari-hari
dan tanggunjawab kita sebagai orang tua dalam berelasi dengan anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar