Minggu, 29 Mei 2016

Modul IV

BAHAN IV
Penanaman Iman Katolik Kepada Anak-anak
sebagai Wujud Penghayatan Kerahiman Ilahi



Pengantar
Selain berbagai hal yang telah didalami pada pertemuan sebelumnya, nilai penting lain yang penting untuk ditanamkan dalam diri anak-anak adalah Iman Katolik. Orang tua dengan keyakinan iman yang mantap mau mewariskannya kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, Gereja sangat menganjurkan agar orang tua sejak usia dini sudah memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak dengan menanamkan keutamaan-keutamaan religius kepada mereka. Anak-anak mulai dibiasakan untuk tertarik dan mencintai Tuhannya, rasa sayang kepada makluk ciptaan, dan membiasakan setia berdoa dan  Misa Kudus. 

            (Hening sejenak ………………..)

F: Bapak-ibu, saudara-saudari yang dikasih Yesus. Mari, kita mulai pertemuan keempat kita bulan ini. Kita buka pertemuan kita ini dengan menyanyikan sebuah lagu, (diharapkan lagu yang dipilih itu dapat diketahui oleh semua anggota KBG).   PS No. : ....................

F: Mari, kita berdiri dan memberikan penghormatan kepada Kristus, Sang Sabda yang hadir di tengah-tengah kita. (semua anggota KBG memberikan hormat dengan menundukan kepala).

Langkah-langkah Sahring Injil
1.        Doa Mengundang Tuhan
F      Saya persilahkan salah seorang dari kita membuka pertemuan ini dengan doa mengundang Tuhan.

2.        Code
Tak kenal maka tak sayang
Perkenalkan nama saya Melly Puspita, biasa dipanggil Melly. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Saya dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga Katolik, namun saya baru menjadi Katolik ketika kelas IX. Itupun karena saya berkeinginan belajar sendiri. Orang tua tidak membaptiskan saya menjadi katolik waktu bayi, karena menurut orang tua saya masih kecil dan tidak bisa mempertanggungjawabkan iman katolik. Alasan kedua adalah beragama itu sebuah pilihan bebas, maka saya dibiarkan dewasa untuk memilih salah  satu agama atau keyakinan yang ada. Sejak bayi sampai  kelas IX  ini saya tidak mempunyai satu keyakinan yang tetap, saya selalu ikut-ikutan teman kadang ke Masjid, Gereja, dan Wihara. Waktu kelas VIII saya memilih menjadi Katolik, karena saya sekolah di sekolah katolik dan diwajibkan untuk memilih salah satu agama untuk mencantumkan identitas dalam KTP, buku Rapor dan Ijasa.

Sebelum menjadi katolik saya mengikuti masa katekumenat hampir setahun. Setiap minggu saya menghadiri pendalaman iman katolik. Pelajaran yang diberikan  adalah menghafal doa-doa, tata gerak liturgis, sakramen, nyanyi dan tari-tarian. Semua pembinaan ini saya ikuti sampai saya dibaptis waktu malam Paskah tahun 2004.  Karena saya baptis dewasa maka saya terima tiga sakramen sekaligus, yakni Babtis, Ekaristi dan Krisma. Setelah dibabtis saya merasa lega karena saya merasa tidak wajib lagi mengikuti pembinaan iman, yang kadang melelahkan dan membosankan itu.

Setelah perstiwa pembabtisan itu, saya sendirian terus berusaha aktif ke gereja, sesekalii bersama orang tua. Saya ingin mengikuti kegiatan Areka, OMK, Legio Maria dan koor tetapi tidak ada yang mengarahkan. Orang tua saya sendiri mengatakan untuk apa mengikuti hal-hal seperti itu hanya menghabiskan banyak waktu, lebih baik kamu menggunakan waktu untuk bimbel, kursus musik, dan bahasa inggris. Saya menuruti saran orang tua. Meskipun kami keluarga katolik, orang tua tidak pernah mengajarkan iman katolik kepada saya. Apa bila saya bertanya tentang iman katolik kepada orang tua, mereka selalu menjawab belajar sendiri atau cari sendiri di internet. Kebiaasaan keluarga katolik, seperti doa bersama, Misa bersama di gereja, dan sharing Injil di KBG sangat jarang saya jumpai dalam keluarga saya. Kedua orang tua saya sibuk dengan bisnis, mereka hanya peduli pada prestasi akademik saya tetapi tidak pada iman katolik saya.

Saya sekarang sudah hidup terpisah dengan orang tua, saya tinggal di kota lain untuk melanjutkan sekolah. Akhir-akhir ini saya mengalami kebinggungan dan saya merasa hampa dengan iman katolik. Banyak orang bertanya kepada saya tentang iman saya ini dan saya tidak mampu menjawabnya. Kecuali itu saya juga merasakan  iman katolik ini tidak begitu menarik dan sangat monoton. Banyak simbol dan ritus dalam agama katolik sangat sulit saya pahami, apa lagi doktrin-doktrinnya.  Sekarang saya menyesal mengapa dahulu saya begitu muda memutuskan menjadi katolik, pada hal sekarang ada agama atau gerakan pembaharu  dari protestan yang luar biasa mengugah hati. Akhirnya dalam kebinggungan, saya memutuskan untuk meninggalkan iman katolik, dan saya telah mengiktui gerakan pembaharu protestan.

Pertanyaan Pendalaman kasus
1.    Peristiwa apa yang dialami oleh Melly Puspita dalam Kisah ini?
2.    Sebutkan masalah-masalah yang dialami Melly Puspita!
3.    Anda sebagai orang tua, bagaimana menilai masalah Melly Puspita?
4.    Apakah kisah ini masih cocok  direfleksikan untuk saat ini ?
5.    Apa pesan dari kisah Melly Puspita ini bagi kita sebagai orang tua?


Penegasan
Ø Kisah Melly Puspita menunjukkan suatu kenyataan bahwa tidak cukup mengenal (sekalipun itu sesuatu yang baik) membuat seseorang tidak menyayanginya (tidak menerima). Keputusan Melly meninggalkan iman katolik dikarenakan belum cukup memahaminya dengan baik. Tidak hanya dalam kasus Melly, tetapi ada sejumlah orang katolik memutuskan hal yang sama, juga gara-gara secara pribadi merasa tidak paham dan tertekan dengan persoalan pribadi yang dirasa cukup berat. Bisa jadi motivasi beriman katolik tidak cukup dibantu untuk berkembang, oleh mereka yang lebih dahulu beriman katolik. 

Ø Anggapan orang tua katolik, bahwa beriman itu urusan pribadi lalu tidak ada usaha untuk mendidik iman anak adalah pengingkaran atas janji perkawinan di hadapan Allah dan Gereja. Dengan bersikap seperti itu orang tua menipu dirinya sendiri, tidak peduli dengan hakikat dan tujuan hidup perkawinan katolik. Orang tua yang membiarkan anak-anaknya memilih sendiri imannya adalah kesalahan dan kegagalan besar.

3.    Membaca Kitab Suci
F   Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih,
Mari kita membuka teks Kitab Suci, dari Injil Lukas 2: 41-52,  (diulangi lagi sampai semua anggota KBG menemukan teks Kitab Suci yang sama).

Saya persilahkan salah seorang dari kita membaca teks tadi dengan suara yang lantang dan perlahan-lahan.
      
Adakah diantara kita yang membawa Kitab Suci dari versi lain? Saya persilahkan membaca teks yang sama dari Injil Lukas, dengan suara yang lantang dan perlahan-lahan.

Pertanyaan Pendalaman Kitab Suci
1.        Apa yang dilakukan oleh Yesus di Bait Allah ketika Dia berumur 12 tahun?
2.        Apa pesan dari bacaan tadi bagi anda sebagai orang tua?
3.         Langkah-langkah konkret apa yang akan anda buat untuk anak Anda berhubungan tema ini?
4.         Siapa yang harus bertanggungjawab dengan anak-anak katolik yang berasal dari keluarga yang bukan katolik, khususnya di KBG kita ini?

Penegasan
Ø Maria dan Yusuf turut memberikan kontribusi besar terhadap petumbuhan, perkembangan dan pemahaman pengetahuan iman dalam diri Yesus. Selama usia 0 -12 itu Yesus selalu bersama-sama dengan orang tua-Nya, kebiasaan yang ada dalam keluarga diikuti oleh Yesus dengan baik, seperti pergi bersama orang tuan-Nya merayakan Paska di Yerusalem. Itulah cara sederhana pendidikan dari Maria dan Yusuf untuk iman Yesus.

Ø Hukum Gereja (KHK kanon 867 § 1) mewajibkan orang tua agar mengusahakan pembaptisan anak-anaknya dalam minggu-minggu pertama sejak kelahirannya.  Ini berarti tugas mewariskan iman  dan nilai-nilai kekatolikan adalah tugas utama yang harus dilaksanakan oleh orang tua, tanpa harus menunda-nunda. Sehingga anak-anak dalam usia dini berada dalam rengkuhan iman sama seperti orang tuannya.
               
Ø Penanaman iman dan nilai-nilai kekatolikan dari sejak usia dini bertujuan agar anak-anak tidak hanya sekadar menjadi orang yang punya identitas agama katolik (katolik KTP), tetapi menjadi orang beriman. Orang yang hidup dan perbuatannya sungguh dijiwai oleh iman katoliknya.

Ø Menjadi orang beriman katolik berarti tidak pernah berhenti belajar untuk mendengar dan pelan-pelan memahami tiga sumber ajaran iman: Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium (kuasa mengajar) Gereja. Dengan demikian kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran-pengajaran lain, yang mungkin bertentangan dengan iman Katolik. Tugas orang katolik bukanlah menghafal isi Kitab Suci, atau ajaran gereja, tetapi menghidupinya.

TAMBAHAN
Tiga sumber ajaran iman  Katolik adalah:
Kitab Suci
-          Kitab Suci disebut juga Alkitab. Istilah “Kitab Suci” lebih akrab di hati umat Katolik. Karena Allah dan Sabda-Nya adalah suci, maka kitab (buku) yang memuat sabda-Nya disebut Kitab Suci. Sedangkan “Alkitab”, berasal dari bahasa Arab yang artinya sang kitab, lebih akrab di hati umat Protestan. Kitab Suci merupakan kumpulan buku yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham dari Allah. Buku-buku tersebut berisi tulisan tentang wahyu Tuhan dan rencana keselamatan umat manusia.
-          Kitab Suci merupakan kumpulan buku-buku, berjumlah 73 buah (Perjanjian Lama 46 buah, Perjanjian Baru 27 buah), yang ditulis oleh penulis manusia dengan ilham Roh Kudus.

Tradisi Suci
-          Trsadisi Suci atau Tradisi Apostolik, yaitu tradisi yang diperoleh dari para rasul, yang diperintahkan oleh Yesus Kristus untuk mewartakan semua perinta-Nya (bdk. Mat 28: 19-20).
-          Tradisi Suci adalah iman Gereja terhadap Wahyu Allah
-          Para rasul mewartakan Injil dengan dua cara, yaitu lisan dan terulis, dan yang lisan ini disebut Tradisi Suci.
-          Contoh yang dimaksud dengan Tradisi Suci adalah:
a.       Doktrin-doktrin yang diajarkan Gereja Katolik melalui konsili-konsili.
b.      Doktrin/ ajaran yang diajarkan oleh Bapa  Paus, selaku penerus Rasul Petrus, dan juga diajarkan oleh para uskup dalam kesatuannya dengan bapa Paus.
c.       Tulisan pengajaran dari para Bapa Gereja dan para orang kudus (santo/santa).
d.      Katekismus Gereja Katolik (KGK).
e.      Liturgi dan Sakramen-sakramen.
Magisterum
-          Magisterium adalah wewenang mengajar Gereja, terdiri dari  Bapa Paus (sebagai pengganti Rasul Petrus) dan para uskup (sebagai pengganti para rasul).
-          Tugas dan wewenang magisterium:
a.    menafsirkan secara otentik Sabda Allah, yang kewibawaanya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus.
b.   Menjaga dan memelihara keutuhan Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para rasul.
c.    Mewartakan Injil dan tradisi gereja kepada semua orang.

Hubungan Tradisi,  Kitab Suci dan Magisterium
http://i.ytimg.com/vi/9LU3jd1We6I/hqdefault.jpgKitab Suci harus ditafsirkan dalam konteks dan dalam kesatuan dengan Tradisi. Sulit membayangkan penafsiran Kitab Suci lepas dari Tradisi, sebab sebelum Kitab Suci ditulis, Sabda Allah itu sudah lebih dahulu dihayati dalam Tradisi. Sebaliknya, karena penulisan Alkitab itu ada di bawah pengaruh Roh Kudus sendiri, maka Tradisi yang dihayati Gereja di segala jaman itu harus dikontrol dalam terang Kitab Suci. Kemudian kuasa/wewenang untuk menafsirkan secara otentik akan Kitab Suci dan Tardisi adalah Magisterium Gereja.

4.      Aksi Nyata Kita
Ø   Aksi Nyata di dalam KBG:
a.      Aksi nyata apa yang akan dilakukan untuk anak-anak katolik yang tidak berasal dari keluarga yang bukan katolik atau tidak katolik penuh?

Ø   Aksi Nyata untuk Tahun Yubileum Kerahiman Ilahi:
b.      KBG mengutus anak remajanya untuk ikut terlibat aktif dalam pertemuan pedalaman iman  selama Yubileum Kerahiman Ilahi 2016.
c.       Doa bersama dalam KBG – doa Koronka.
d.      Mengikuti Sakramen Tobat sebelum misa (malam minggu atau Minggu pagi atau minggu sore)
e.      Akan diadakan jambore Remaja Yubileum Kerahiman Ilahi di Belinyu (apa kontribusi orang tua di KBG untuk acara ini)

5.      Kita berdoa spontan
F   Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih. Mari kita ungkapkan doa-doa spontan kita yang keluar dari hati kita. (Doa-doa disatukan dengan doa Bapa Kami).

-       KBG doa bersama doa Koronka
-       KBG doa bersama doa Bapa Paus Fransiskus untuk Yubeleum Kerahiman Ilahi.


     Ditutup dengan nyanyian dari PS…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar