BAHAN I
Kenyataan dan Harapan:
Relasi
Orang Tua dan Anak di Tengah
Keluarga
Pengantar
Dari
pengalaman langsung atau cerita banyak orang, tidak sedikit anak-anak mengangap rumah hanyalah tempat makan dan tidur, atau mirip penginapan.
Alasannya, semua orang dalam keluarga merasa sangat sibuk. Orang tua sibuk kerja dan macam-macam urusan.
Anak-anak sibuk dengan macam-macam les, acara dengan teman, dan sebagainya. Kesimpulannya, tidak ada waktu untuk sebentar berkumpul dan berbagi cerita.
Tidak sempat. Kalau untuk yang sederhana saja dirasa tiak ada waktu, apalagi
untuk bicara bersama tentang keutaman hidup dan iman katolik. Persoalan ini muncul mulai dari sikap orang tua, yang cenderung menganggap sepele dan remeh waktu
berkumpul dan berbicara bersama. Akibatnya persoalan lain yang lebih serius pun
muncul. Contohnya, anak-anak menjadi tidak peduli dengan orang tuanya,
meniru orang tua dengan mencari kesibukan sendiri, asyik dengan dunia mereka
sendiri, dan mencari kebutuhan untuk diperhatikan dan dikasihi dengan cara
mereka sendiri (maniak
internet, pergaulan bebas, tindakan kriminal, dan berbagai kenakalan lain). Kenyataan yang tidak masuk akal tetapi terjadi, bahwa
sebagai orang tua terikat tugas penting untuk membawa anak-anaknya ke surga
(dengan cara mengenal dan mencintai Tuhannya dan sesama), tetapi sering diganti
dengan duit dan materi melulu.
Seharusnya
ada rasa bangga kalau karena kedekatan dengan kita lalu karakter dan kerohanian
anak-anak berkembang dengan baik. Pertanyaannya,
sejauh mana itu kita sadari sebagai orang tua? Mungkinkah kita bisa mengenalkan
kepada anak-anak tentang wajah Kerahiman Tuhan, kalau anak-anak
jarang melihat wajah orang tua mereka; atau andaipun orang tua ada tetapi belum
pernah orang tua mengajak anaknya berdoa bersama? Dan sejauh mana usaha orang
tua, walaupun sibuk, terus mengarahkan dan membawa anak-anak untuk setia ke
gereja dan terlibat aktif di KBG?
Hening sejenak………………
F: Bapak-ibu,
saudara-saudari yang dikasih Yesus. Mari, kita mulai pertemuan pertama kita ini,
dengan bernyanyi bersama dari PS No. : ...................., (diharapkan lagu yang dipilih itu dapat
diketahui oleh semua anggota KBG).
F: Mari, kita berdiri dan memberikan penghormatan kepada
Kristus, Sang Sabda yang hadir di tengah-tengah kita. (semua anggota KBG memberikan
hormat dengan menundukan kepala).
Langkah-langkah Sahring Injil:
1.
Doa Mengundang Tuhan
F: Saya persilahkan salah seorang dari kita membuka
pertemuan ini dengan doa mengundang Tuhan.
2.
Code
Perhatikanlah gambar-gambar
dibawa ini dengan seksama!
Pertanyaan Pendalaman
a.
Ada berapa gambar yang Anda lihat. Coba ceritakan
kembali perstiwa-peristiwa yang ada dalam gambar-gambar tersebut!
b.
Apa akibat yang Anda rasakan kalau semua anak
seperti ada dalam gambar tersebut?
c.
Apakah ada cara mengatasi macam-macam hal seperti digambar supaya
tidak terjadi?
d.
Apa pesan untuk para orang tua
dari gambar-gambar
tersebut?
Penegasan
Ø Banyak anak mendapatkan hiburan
dan perhatian dari macam-macam
game di komputer/internet, chatting
di FB (face book), BBM (blackberry Messengger), WA (whats App), nonton TV, jalan-jalan, balapan
atau shooping di Mall.
Ø Akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk
seperti di gambar adalah anak-anak menjadi egois dan
tidak peduli dengan orang lain; sikap anak-anak
bisa sangat apatis (tidak hormat dan masa bodo) terhadap orang tua dan hal-hal yang bersifat rohani/agama, karena anak-anak telah
menemukan suasana yang dianggapnya lebih nyaman (internet, game,
TV, alat-alat elektronik lainnya,
teman geng); anak-anak juga akan cenderung memilih yang serba gampang (nyontek
di sekolah) dan hura-hura
(pergaulan bebas).
Ø Kalau itu terjadi, orang tua tidak cukup hanya mengeluh, “Anak jaman sekarang memang beda dengan jaman dulu....sekarang terserah pada
anak, kita orang tua hanya dapat mendoakan...”.
3. Membaca Kitab Suci
F: Bapak-ibu,
saudara-saudari yang terkasih,
Mari
kita membuka teks Kitab Suci, dari Efesus 6: 1-4 (diulangi lagi sampai semua anggota KBG menemukan teks Kitab Suci
yang sama).
Saya
persilahkan salah seorang dari kita membaca teks tadi dengan suara yang lantang
dan perlahan-lahan.
(Setelah
teks selesai dibaca oleh salah seorang umat, lalu Fasilitator bertanya)
F: Adakah diantara kita, yang membawa Kitab
Suci dari versi lain? Saya persilahkan membaca teks yang sama dari Efesus 6:
1-4, dengan suara yang lantang dan perlahan-lahan.
Pertanyaan
pendalaman Kitab Suci
a.
Apa nasehat
St. Paulus kepada keluarga-keluarga (orang tua dan anak-anak) di kota
Efesus?
b.
Apakah nasehat St. Paulus masih cocok dengan
kehidupan modern ini, dalam kaitannya dengan tema pendalaman kita malam ini?
c.
Apa kendala yang Anda
hadapi dalam berelasi dengan anak-anak, dan bagaimana cara mengatasinya?
d.
Melihat kenyataan yang ada, apakah masih bisa kita
katakan keluarga kita menjadi tempat rahmat Kerahiman
ilahi dialami bersama anak-anak?
Mengapa?
Penegasan
Ø Nasihat St. Paulus ini terjadi
karena situasi relasi umat di Efesus tidak menggembirakan. Orang-orang tidak saling
menghargai dan tidak peduli
dengan sesamanya. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
hal rohani. Nasihat St. Paulus ini juga menjadi
peringatan bagi kita di tengah keluarga, khususnya kalau kita ingin supaya
keluarga kita menjadi pengikut Kristus yang baik dan setia.
Ø Nasihat St. Paulus ini sangat cocok dengan
situasi kita sekarang, apalagi kalau
kita alami atau lihat sendiri tenyata ada banyak hubungan antara orang tua dan
anak-anak sering dirasakan belum cukup menggembirakan. Di tengah keluarga masih
sering menonjol sikap egois (mau menang sendiri), belum ada rasa hormat dan
sikap peduli, cenderung menganggap remeh komunikasi dan peran orang tua terhadap
anak-anak (soal pendidikan diserahkan ke sekolah, soal perhatian diserahkan
kepada baby sitter / TPA /pembantu,
soal iman diserahkan ke guru agama).
Ø Kendala utama yang sering terjadi adalah
sebagai orang tua masih belum cukup paham tentang prioritas apa yang terpenting
untuk keluarga. Ada yang berpikiran yang penting ada pekerjaan dan duit, semua
pasti beres! Tetapi kenyataannya tidak begitu. Atau juga orang tua sering tidak
fokus dengan keluarga (yang menjadi alasan bekerja keras selama ini), tetapi
larut dalam rasa gelisah dan impian yang sering tidak realistis. Orang tua
bermimpi mau seperti orang lain atau harus begini-begitu, tetapi melupakan yang
lebih penting, yaitu kasih sayang dan keselamatan jiwa anggota keluarga.
Ø Merefleksikan pengalaman nyata tersebut,
kita dibantu untuk sadar dan yakin bahwa kesempatan untuk menjadi lebih baik
selalu ada. Sebagai orang tua, kita tidak boleh kehabisan pengharapan. Dengan bermodal
kasih yang tulus, niat mantab, dan diperkuat dengan iman yang sungguh dihayati;
keluarga kita tentu akan menjadi tempat rahmat Kerahiman Ilahi bisa dialami. Orang
tua adalah rasul-rasul kerahiman ilahi bagi anak-anak dalam kehidupan
sehari-hari.
4.
Aksi Nyata Kita
Ø
Aksi Nyata di dalam KBG:
a.
Aksi nyata apa yang mau kita lakukan
bersama ketika kita menghadapi berbagai persoalan orang tua dan anak-anak?
b.
Aksi nyata apa yang mau dijalankan bersama orang tua dan anak-anak dalam KBG ini?
Ø
Aksi Nyata untuk Tahun
Yubileum Kerahiman Ilahi:
a.
KBG menggerakkan anak remajanya untuk ikut
terlibat aktif dalam pertemuan pedalaman iman selama Yubileum Kerahiman Ilahi 2016.
b.
Akan diadakan jambore Remaja
Yubileum Kerahiman Ilahi di Belinyu (apa kontribusi orang tua di KBG untuk
acara ini)
5.
Kita berdoa spontan
F: Bapak-ibu,
saudara-saudari yang terkasih. Mari kita ungkapkan doa-doa spontan kita yang
keluar dari hati kita. (doa-doa
disimpulkan dengan doa Bapa Kami)
- KBG
bersama berdoa Koronka dan doa Yubelium Kerahiman Ilahi.
- Ditutup dengan nyanyian dari PS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar