Minggu, 29 Mei 2016

Modul I

BAHAN I
Kenyataan  dan Harapan:
Relasi Orang Tua dan Anak di Tengah Keluarga



Pengantar
Dari pengalaman langsung atau cerita banyak orang, tidak sedikit anak-anak mengangap rumah hanyalah tempat makan dan tidur, atau mirip penginapan. Alasannya,  semua orang dalam keluarga merasa sangat sibuk. Orang tua sibuk kerja dan macam-macam urusan. Anak-anak sibuk dengan macam-macam les, acara dengan teman, dan sebagainya. Kesimpulannya, tidak ada waktu untuk sebentar berkumpul dan berbagi cerita. Tidak sempat. Kalau untuk yang sederhana saja dirasa tiak ada waktu, apalagi untuk bicara bersama tentang keutaman hidup dan iman katolik. Persoalan ini muncul mulai dari sikap orang tua, yang cenderung menganggap sepele dan remeh waktu berkumpul dan berbicara bersama. Akibatnya persoalan lain yang lebih serius pun muncul. Contohnya, anak-anak menjadi tidak peduli dengan orang tuanya, meniru orang tua dengan mencari kesibukan sendiri, asyik dengan dunia mereka sendiri, dan mencari kebutuhan untuk diperhatikan dan dikasihi dengan cara mereka sendiri (maniak internet, pergaulan bebas, tindakan kriminal, dan berbagai kenakalan lain). Kenyataan yang tidak masuk akal tetapi terjadi, bahwa sebagai orang tua terikat tugas penting untuk membawa anak-anaknya ke surga (dengan cara mengenal dan mencintai Tuhannya dan sesama), tetapi sering diganti dengan duit dan materi melulu.
Seharusnya ada rasa bangga kalau karena kedekatan dengan kita lalu karakter dan kerohanian anak-anak berkembang dengan baik.  Pertanyaannya, sejauh mana itu kita sadari sebagai orang tua? Mungkinkah kita bisa mengenalkan kepada anak-anak tentang wajah Kerahiman Tuhan, kalau anak-anak jarang melihat wajah orang tua mereka; atau andaipun orang tua ada tetapi belum pernah orang tua mengajak anaknya berdoa bersama? Dan sejauh mana usaha orang tua, walaupun sibuk, terus mengarahkan dan membawa anak-anak untuk setia ke gereja dan terlibat aktif di KBG?
Hening sejenak………………
F: Bapak-ibu, saudara-saudari yang dikasih Yesus. Mari, kita mulai pertemuan pertama kita ini, dengan bernyanyi bersama dari PS No. : ...................., (diharapkan lagu yang dipilih itu dapat diketahui oleh semua anggota KBG).  
F: Mari, kita berdiri dan memberikan penghormatan kepada Kristus, Sang Sabda yang hadir di tengah-tengah kita. (semua anggota KBG memberikan hormat dengan menundukan kepala).


Langkah-langkah Sahring Injil:
1.        Doa Mengundang Tuhan
F: Saya persilahkan salah seorang dari kita membuka pertemuan ini dengan doa mengundang Tuhan.
                                                                                            
2.        Code
Anak Kecanduan Game.JPG
Perhatikanlah gambar-gambar dibawa ini dengan seksama!
Anak Kecanduan Game.JPGbalapan


Pertanyaan Pendalaman
a.      Ada berapa gambar yang Anda lihat. Coba ceritakan kembali perstiwa-peristiwa yang ada dalam gambar-gambar tersebut!
b.      Apa akibat yang Anda rasakan kalau semua anak seperti ada dalam gambar tersebut?
c.       Apakah ada cara mengatasi macam-macam hal seperti digambar supaya tidak terjadi?
d.      Apa pesan untuk para orang tua dari gambar-gambar tersebut?

Penegasan
Ø  Banyak anak mendapatkan hiburan dan perhatian dari macam-macam game di komputer/internet, chatting di FB (face book), BBM (blackberry Messengger), WA (whats App), nonton TV, jalan-jalan, balapan atau shooping di Mall.

Ø  Akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti di gambar adalah anak-anak menjadi egois dan tidak peduli dengan orang lain; sikap anak-anak bisa sangat apatis (tidak hormat dan masa bodo) terhadap orang tua dan hal-hal yang bersifat rohani/agama, karena anak-anak telah menemukan suasana yang dianggapnya lebih nyaman (internet, game, TV, alat-alat elektronik lainnya, teman geng); anak-anak juga akan cenderung memilih yang serba gampang (nyontek di sekolah) dan hura-hura (pergaulan bebas).

Ø  Kalau itu terjadi, orang tua tidak cukup hanya mengeluh, “Anak jaman sekarang memang beda dengan jaman dulu....sekarang terserah pada anak, kita orang tua hanya dapat mendoakan...”.

3.    Membaca Kitab Suci
F:  Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih,
Mari kita membuka teks Kitab Suci, dari Efesus 6: 1-4  (diulangi lagi sampai semua anggota KBG menemukan teks Kitab Suci yang sama).

Saya persilahkan salah seorang dari kita membaca teks tadi dengan suara yang lantang dan perlahan-lahan.

(Setelah teks selesai dibaca oleh salah seorang umat, lalu Fasilitator bertanya)

F: Adakah diantara kita, yang membawa Kitab Suci dari versi lain? Saya persilahkan membaca teks yang sama dari Efesus 6: 1-4, dengan suara yang lantang dan perlahan-lahan.

Pertanyaan pendalaman Kitab Suci
a.      Apa nasehat  St. Paulus kepada keluarga-keluarga (orang tua dan anak-anak) di kota Efesus?
b.      Apakah nasehat St. Paulus masih cocok  dengan kehidupan modern ini, dalam kaitannya dengan tema pendalaman kita malam ini?
c.       Apa kendala yang Anda hadapi dalam berelasi dengan anak-anak, dan bagaimana cara mengatasinya?
d.      Melihat kenyataan yang ada, apakah masih bisa kita katakan keluarga kita menjadi tempat rahmat Kerahiman ilahi dialami bersama anak-anak? Mengapa?

Penegasan
Ø  Nasihat St. Paulus ini terjadi karena situasi relasi umat di Efesus tidak menggembirakan. Orang-orang tidak saling menghargai dan tidak peduli dengan sesamanya. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun hal rohani. Nasihat St. Paulus ini juga menjadi peringatan bagi kita di tengah keluarga, khususnya kalau kita ingin supaya keluarga kita menjadi pengikut Kristus yang baik dan setia.

Ø  Nasihat St. Paulus ini sangat cocok dengan situasi kita sekarang,  apalagi kalau kita alami atau lihat sendiri tenyata ada banyak hubungan antara orang tua dan anak-anak sering dirasakan belum cukup menggembirakan. Di tengah keluarga masih sering menonjol sikap egois (mau menang sendiri), belum ada rasa hormat dan sikap peduli, cenderung menganggap remeh komunikasi dan peran orang tua terhadap anak-anak (soal pendidikan diserahkan ke sekolah, soal perhatian diserahkan kepada baby sitter / TPA /pembantu, soal iman diserahkan ke guru agama).

Ø  Kendala utama yang sering terjadi adalah sebagai orang tua masih belum cukup paham tentang prioritas apa yang terpenting untuk keluarga. Ada yang berpikiran yang penting ada pekerjaan dan duit, semua pasti beres! Tetapi kenyataannya tidak begitu. Atau juga orang tua sering tidak fokus dengan keluarga (yang menjadi alasan bekerja keras selama ini), tetapi larut dalam rasa gelisah dan impian yang sering tidak realistis. Orang tua bermimpi mau seperti orang lain atau harus begini-begitu, tetapi melupakan yang lebih penting, yaitu kasih sayang dan keselamatan jiwa anggota keluarga.

Ø  Merefleksikan pengalaman nyata tersebut, kita dibantu untuk sadar dan yakin bahwa kesempatan untuk menjadi lebih baik selalu ada. Sebagai orang tua, kita tidak boleh kehabisan pengharapan. Dengan bermodal kasih yang tulus, niat mantab, dan diperkuat dengan iman yang sungguh dihayati; keluarga kita tentu akan menjadi tempat rahmat Kerahiman Ilahi bisa dialami. Orang tua adalah rasul-rasul kerahiman ilahi bagi anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.

4.        Aksi Nyata Kita
Ø   Aksi Nyata di dalam KBG:
a.         Aksi nyata apa yang mau kita lakukan bersama ketika kita menghadapi berbagai persoalan orang tua dan anak-anak?

b.         Aksi nyata apa yang mau dijalankan bersama orang tua dan anak-anak  dalam KBG ini?

Ø   Aksi Nyata untuk Tahun Yubileum Kerahiman Ilahi:
a.         KBG menggerakkan anak remajanya untuk ikut terlibat aktif dalam pertemuan pedalaman iman  selama Yubileum Kerahiman Ilahi 2016.
b.         Akan diadakan jambore Remaja Yubileum Kerahiman Ilahi di Belinyu (apa kontribusi orang tua di KBG untuk acara ini)

5.        Kita berdoa spontan
F: Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih. Mari kita ungkapkan doa-doa spontan kita yang keluar dari hati kita. (doa-doa disimpulkan dengan doa Bapa Kami)

-       KBG bersama berdoa Koronka dan doa Yubelium Kerahiman Ilahi.
-                   Ditutup dengan nyanyian dari PS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar