BAHAN III
Pendidikan Nilai-nilai
Kristiani kepada
Anak adalah
Wujud Nyata atas
Penghayatan Kerahiman Ilahi
Pengantar
Di bahan II kita sudah dibantu untuk memahami kasih sayang orang tua
sebagai dasar tergantikan dalam pendidikan anak, yang diungkapkan dalam
berbagai macam cara berkomunikasi antara orang tua dan anak. Pendampingan dan
pendidikan anak atas dasar kasih adalah salah satu konkrit penghayatan orang
tua atas rahmat Kerahiman Ilahi.
Bahan III ini memperdalam refleksi orang tua atas cara
pendidikan mereka bagi anak. Tekanan pada pentingnya Pendidikan
Nilai Kristiani bagi
Anak. Di sini akan digali tugas mulia orang tua terhadap anak-anak
tidak hanya sebatas melahirkan; menjamin makan, tempat
tinggal dan pakaian, tetapi juga menjamin pendidikan
kristiani
yang baik untuk anak-anak.
Pendidikan kristiani harus terjadi secara formal/di sekolah
dan non-formal/di rumah. Terutama pendidikan
nilai-nilai kristiani di rumah harus diutamakan oleh orang
tua.
Alasannya sebagian besar waktu hidup anak terjadi di
tengah keluarga. Keluarga itu sekolah seminari bagi anak-anak. Artinya,
keluarga menjadi tempat penyemaian nilai-nilai katolisitas (yaitu: Menghormati martabat manusia, menghargai daya
cipta manusia, kesamaan martabat
setiap orang di hadapan
Allah dan perhatian untuk kepentingan bersama, kemerdekaan, kesamaan dan
persaudaraan).
Di
keluarga orang tua adalah pendamping dan pendidik
pertama dan utama bagi anak-anaknya (bdk.
Kon. Vat II, tentang Pendidikan Kristen, No. 3). Kehadiran
dan peran guru di sekolah, fasilitator BIAR, katekis atau pihak mana pun harus
dilihat sebagai bantuan bagi orang tua dalam menjalankan perannya tadi. Peran
orang
lain tidak boleh dimutlakkan dan menggantikan peran orang
tua.
(hening
sejenak……………………)
F: Bapak-ibu dan saudara-saudari yang dikasih Yesus. Mari
kita mulai pertemuan ketiga kita ini, dengan bernyanyi dari PS No……
F: Mari, kita berdiri dan memberikan
penghormatan kepada Kristus, Sang Sabda yang hadir di tengah-tengah kita. (semua
anggota KBG memberikan hormat dengan menundukan kepala).
Langkah-langkah
Sharing
Injil
1. Doa Mengundang Tuhan
F Saya persilahkan salah seorang dari kita
membuka pertemuan ini dengan doa mengundang Tuhan.
2.
Code
F: Baca dan perhatikan pernyataan berikut ini dengan teliti. Kita diberi waktu 5 menit untuk membaca dan merenungkan.
Ada banyak
orang tua yang mengeluhkan tentang anak-anaknya atau anak jaman sekarang yang
dirasa semakain sulit diatur. Di sekolah para guru juga mengeluh tentang anak
didik yang jauh berbeda dari jaman mereka
dahulu. Bahkan tidak ketinggalan para Pastur di paroki pun mengeluhkan tentang
anak-anak sekarang yang sukanya hanya hura-hura, bersikap manja dan tidak
kreatif seperti jaman dulu Pastur masih muda.
Ada apa
sebenarnya, sehingga perilaku anak-anak sering dihubungkan dengan kenakalan dan
tindakan menyimpang (nyleneh)? Banyak
para orang tua, guru dan Pastur mengeluh dan berdiskusi banyak tentang hal itu,
tetapi mungkin tidak cukup waktu berbicara dari hati ke hati dengan anak-anak.
Suatu
ketika saat hari masih pagi, sepasang suami-istri membawa anaknya yang masih
remaja ke paroki. Tujuannya untuk mengadukan ke pastur tentang kenakalan
anaknya, dan orang tua merasa sudah tidak sanggup menanganinya. Kedua orang tua
itu berpikir, kalau bertemu pastur pastilah si anak akan takut lalu
berubah. Tetapi di luar dugaan, setelah
mendengar litani kenakalan si anak dari orang tua, pastur bukannya memberi
nasihat kepada si anak tetapi malahan mengajak jalan-jalan berdua lalu
membawanya ke warung mian. Di warung itu pastur dan si anak tadi tertawa lepas
sambil dengan lahap makan mian. Setelah kenyang pastur barulah mengajak cerita
dan bertanya satu – dua hal tentang pengaduan dan tuduhan dari orang tua di
pastoran tadi. Si anak menjawab dengan jujur beberapa prilaku nakalnya dan
bahkan dengan alasan jelas. Misalnya: ia hutang makan mian ke tetangga karena
lapar, ia memaksa orang tua membelikan HP yang bagus karena pengen melihat
group band kesukaannya di internet, ia kadang berkelahi dengan teman di sekolah
karena tidak suka diganggu. Dan pada akhir cerita berdua itu pastur sangat
terkejut, ternyata si anak ini walaupun dianggap orang tua nakal sudah
kelewatan, setiap hari dialah yang rajin mencuci piring di rumah; dia juga yang
hampir setiap sore merebus air dan kadang menyapu halaman. Hal yang sama
ternyata juga diakui oleh orang tua, ketika pastur dan si anak sudah kembali ke
paroki dan bertanya tentang kebenaran cerita si anak itu.
Pertanyaan Pendalaman
·
Apakah para orang tua pernah mengalami persitiwa ini? Dalam
bentuk apa orang tua mengalaminya?
·
Bagaimana biasanya orang tua berbicara dengan anak yang
dinilai nakal?
·
Apa biasanya jalan keluar dari orang tua menghadapi kenakaln anak?
(fasilitator memberikan kesempatan untuk peserta mensharingkan
pengalaman mereka)
Penegasan:
·
Ada banyak sebab yang mempengaruhi perilaku
anak-anak. Di antaranya: Keteladanan orang tua (apa saja
yang sehari-hari dilihat dan dialami langsung dari orang tua mereka); situasi relasi kedua orang tua (kasih sayang, harmonis atau sebaliknya
tidak saling omong, saling menuduh dan menjelakkan dengan bicara kasar, atau
berpisah); lingkungan pergaulan tempat si anak bertumbuh; lingkungan pendidikan dan
sarana hiburan dalam keseharian. Ada hal-hal yang bisa membentuk anak
berperilaku lembut dan baik, tetapi ada juga yang memberi pengaruh buruk (membuat anak
tertutup, apatis dan keras kepala). Kebanyakan orang
tua kurang memperhatikan hal ini dan cenderung hanya mengeluh.
·
Perhatian, kasih sayang dan komunikasi yang dipenuhi
suasana kasih adalah keharusan dan tidak bisa disepelekan. Itulah pintu masuk
bagi orang tua ke dalam diri anak, dan mengenalnya lebih mendalam. Sangat buruk
jika setiap hari (baik di rumah, di sekolah, di gereja atau juga di tempat
pergaulan) anak hanya mendengar terus-menerus kata yang sama, “NAKAL” !
3. Membaca Kitab Suci
F Bapak-ibu, saudara-saudari yang terkasih,
Mari
kita membuka teks Kitab Suci, dari Ulangan 11: 18-21, (diulangi lagi sampai semua
anggota KBG menemukan teks Kitab Suci yang sama).
Saya persilahkan
salah seorang dari kita membaca teks tadi dengan suara yang lantang dan
perlahan-lahan.
Adakah di antara
kita disini, yang membawa Kitab Suci dari versi lain? Saya persilahkan membaca
teks yang sama dari Kitab Ulangan, dengan
suara yang lantang dan perlahan-lahan.
Pertanyaan
Pendalaman Kitab Suci
·
Apa yang menarik bagi Anda dari teks Kitab Ulangan
11:18-21?
·
Apa ada hal baik yang disebut dalam Kitab Ulangan tadi sudah Anda
lakukan di tengah keluarga ?
·
Tindakan nyata apa yang akan Anda lakukan berkaitan dengan
pesan dalam
bahan III ini?
Penegasan:
· Dalam sejarah Bangsa Israel kuno, orang tua (ayah) berperan sangat penting bukan
hanya menyangkut statusnya sebagai kepala keluarga, tetapi berperan sebagai
pengajar tentang jalan dan Sabda Tuhan. Ayah harus mewariskan iman yang benar menurut
tradisi turun-temurun, demi pertumbuhan hidup
keagamaan. Pewarisan iman adalah symbol identitas
mendasar terpenting bagi Bangsa Israel. Kitab Ulangan menegaskan anak-anak didewasakan dalam ajaran dan nasehat Tuhan, dan itu merupakan tanggung
jawab utama orang tua.
Ditegaskan juga dalam Kitab Amsal, “Didiklah orang muda menurut
jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari
pada jalan itu (Amsal 22: 6)”.
· Paus Yohanes Paulus II pernah berkata, “Hak orang tua dalam mendidik anak bersifat
hakiki”.
Bersifat hakiki
artinya tidak tergantikan oleh siapapun, dikarenakan hubungan cinta kasih yang istimewa antara orang tua dan anak. Orang tua bisa memulainya dengan hal-hal
sederhana, misalnya keramahan, ketabahan, kebaikan hati, pengabdian, sikap tanpa pamrih dan
pengorbanan diri yang merupakan buah cinta kasih yang paling berharga.
· Peran orang tua sebagai pendidik
berakar dari panggilan sebagai suami istri. Sakramen perkawinan mengandaikan kesediaan dan tanggung jawab suami-istri untuk menerima kelahiran anak-anak dengan penuh cinta. Orang tua mempunyai tugas penting untuk menjamin anak-anak sungguh dapat bertumbuh, berkembang dan hidup
sebagai manusia yang utuh (bdk. Gravisimum Educationis, No. 3).
· Keluarga adalah tempat pertama untuk anak-anak belajar hidup
bersama dengan orang lain, dan belajar mengenal nilai-nilai
sosial. Orang tua adalah contoh dan ukuran bagi anak-anak untuk belajar dan mempraktekkan hal-hal
tersebut, termasuk di antaranya tentang
iman.
4.
Aksi Nyata Kita
Ø
Aksi Nyata di dalam KBG:
a. Aksi
nyata apa yang mau kita lakukan bersama ketika kita menghadapi berbagai
persoalan dalam mendidik
anak-anak?
b. Aksi
nyata apa yang mau dijalankan bersama untuk anak-anak dan orang tua dalam KBG
ini?
Ø
Aksi Nyata untuk Tahun
Yubileum Kerahiman Ilahi:
a. KBG
mengutus anak remajanya untuk ikut terlibat aktif dalam pertemuan pedalaman iman selama Yubileum
Kerahiman Ilahi 2016.
b. Doa bersama dalam KBG – doa Koronka.
c. Mengikuti
Sakramen Tobat sebelum misa (malam minggu atau Minggu pagi atau minggu sore)
d. Akan diadakan jambore Remaja Yubileum Kerahiman Ilahi di Belinyu (apa
kontribusi orang tua di KBG untuk acara ini)
5. Kita berdoa spontan
F Bapak-ibu, saudara-saudari
yang terkasih. Mari kita ungkapkan doa-doa spontan kita yang keluar dari hati
kita.
(doa-doa diteguhkan dengan bersama
mendoakan Bapa Kami).
- KBG bersama doa Koronka
- KBG bersama doa Yubelium
Kerahiman Ilahi.
Ditutup
dengan bernyanyi bersama dari PS….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar