REALITAS PENDIDIKAN DI LINGGA
Pendidikan
di Kabupaten Lingga sekarang ini boleh diibaratkan seperti kapal tua yang
mesinnya rewel yang sedang berada di tengah lautan lepas. Mengapa demikian?
Pada satu sisi, pendidikan di Lingga ini masih memprihatinkan, sedangkan pada
sisi lain, tantanggan memasuki dunia globalisasi tidaklah main-main.
Kendala
yang dihadapi saat ini adalah: mutu pendidikan di tempat kita ini masih rendah,
sistem pembelajaraan sekolah-sekolah di pulau-pulau yang belum memadai, tenaga
guru masih kurang dan belum banyak profesional dan bahkan pendidikan itu
sendiri pun belum begitu menarik bagi masyarakat Lingga pada umumnya. Sedangkan tantangan untuk bersaing dalam
dunia globalisasi sekarang ini memerlukan: Pendidikan yang tanggap terhadap situasi
persaingan dan kerja sama global, pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu
belajar seumur hidup, pendidikan menjadikan manusia untuk berkereasi dan inovasi, dan pendidikan yang mengarakan manusia untuk
menyadari dan menghidupi pendidikan nilai.
Dapatkah
kapal tua yang mesinnya rewel ini diubah menjadi kapal berciri masa kini yang
dirancang sedikit cangih, yang menjadikan orang dapat duduk dengan tenang dan nyaman sampai tujuan?
Dapatkah pendidikan di Lingga yang masih tertinggal ini merubah atau diubah
secara instan? Inilah menjadi persoalan dan tantangan yang harus dihadapi oleh
seluruh komponen masyarakat Lingga saat ini.
Kita
ingin menungu pemerintahan pusat untuk memperhatikan dan memperbaiki pendidikan
kita kiranya bukan sikap yang tepat. Mengingat pemerintahan kita sekarang ini
masih harus memikul beban krisis dari berbagai bidang. Sikap yang paling tepat
yang harus kita ambil sekarang, baik pemerintahan lokal, pelaku, pecinta, pemerhati
pendidikan dan masyarakat harus bersama-sama serius memikirkan, mendiskusikan,
mengupayakan, mengerjakan dan memperbaharui pendidikan yang memprihatikan
ini.
Peran
pemerintahan lokal lebih disoroti, karena keberadahan pemerintahan mempunyai
fungsi yang menentukan dalam pendidikan sekolah. Pemerintah harus membantu supaya generasi muda
di Lingga ini mendapatkan pendidikan yang layak. Di samping membangun
gedung-gedung sekolah di pulau-pulau, tetapi juga menyediakan tenaga pengajar
yang handal dan ahli dalam bidangnya. Pemerintah menjaga dan memajukan, bahkan mengharuskan
agar setiap anak umur sekolah mendapatkan kesempatan sekolah. Pemerintah,
melalui Dinas Pendidikan, harus mengadakan pengawasan dan evaluasi yang rutin
terhadap kinerja para pengajar dan keberlangsungan dinamika pendidikan. Oleh
karena itu, pemerintahan harus lebih rajin “turun” melihat realitas yang ada di
lapangan daripada duduk di kantor dan
menerima laporan.
Untuk
menjamin kemajuan dalam pendidikan di Lingga, pemerintahan lokal harus menentukan
skala prioritas dari program pemerintah.
Untuk sementara pendidikan menjadi keutamaan di Lingga ini, di samping
program-program lain. Namun, realitas yang ada justru pemerintah berani
menguyurkan jumlah besar dana untuk bidang yang belum begitu urgen untuk di
Lingga ini, seperti pembangunan dermaga, terkesan mubazir. Pemerintah
mengeluarkan dana jumlah besar untuk biaya pendidikan adalah kebijakan yang
paling istimewa, karena pendidikan dapat menjadikan maunsia lebih manusiawi.
Guru
adalah garda depan dunia pendidikan. Sebab, guru berhadapan langsung dengan
tugas-tugas mendasar, “memanusiawikan manusia”, sehingga manusia menjadi
dewasa, cerdas, beradab dan berbudaya, serta mampu hidup di tengah masyarakat
lokal dan memiliki daya saing dalam masyarakat global. Oleh karena itu, tidak
berlebihan apabila dikatakan bahwa guru sebagai kunci keberhasilan dalam pendidikan
dan pencerdasan manusia.
Profesi
guru merupakan panggilan dan pilihan hidup, yang memerlukan konsekunsi dan tanggung
jawab moral sangat tinggi terhadap masyarakat, bangsa, negara dan Tuhan. Dengan
demikian, guru perlu memiliki kualifikasi pendidikan khusus di bidang
pendidikan dan pendidikan yang khusus pula. Dalam situasi seperti ini, guru
dituntut terus berusahan meningkatkan kapasitas dan kemampuan
profesinalismenya. Mutu dan kredibilitas guru yang baik akan berdampak baik
pada kualitas generasi muda masa depan. Sebab, bagaimana pun juga guru sebagai
pendidik adalah peletak dasar dan nilai-nilai yang mendasari terbentuknya manusia yang lebih berkualitas.
Jumlah
guru yang mengajar di sekolah-sekolah di Lingga memadai, walaupun di beberapa
pulau masih mengalami kekurangan guru. Sedangkan mutu guru yang ada di Lingga
ini masih sangat memprihatinkan. Karena kebanyakan guru yang mengajar di
sekolah-sekolah bukan sebagai profesi atau pilihan hidup, melainkan hanya
mengisi kekosongan karena pekerjaan lain belum ada.
Masyarakat
Lingga belum banyak mempedulikan pentingnya pendidikan, bahkan masih menganggap
pendidikan sebagai sesuatu tidak bermanfaat. Masyarakat lebih memilih untuk
bekerja dan mendapatkan uang daripada sekolah bertahun-tahun tetapi tidak
menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu, menjadi tugas banyak pihak, terutama
pemerintah, pelaku, pemerhati dan pencinta pendidikan untuk menyadarkan
masyarakat secara terus- menerus. Penyadaran tentang pentingnya pendidikan
dapat dilakukan lewat penyuluhan dari Dinas Pendidikan kepada masyarakat di
pulau-pulau. Penyuluhan itu berupa dialog interaktif, live in para pelajar di tengah masyarakat, pemutaran film animasi
tentang pendidikan kepada anak-anak usia sekolah.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar