Rabu, 24 April 2013

HIDUP SEGAN MATI TAK MAU



REALITAS PENDIDIKAN DI LINGGA


Pendidikan di Kabupaten Lingga sekarang ini boleh diibaratkan seperti kapal tua yang mesinnya rewel yang sedang berada di tengah lautan lepas. Mengapa demikian? Pada satu sisi, pendidikan di Lingga ini masih memprihatinkan, sedangkan pada sisi lain, tantanggan memasuki dunia globalisasi tidaklah main-main.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah: mutu pendidikan di tempat kita ini masih rendah, sistem pembelajaraan sekolah-sekolah di pulau-pulau yang belum memadai, tenaga guru masih kurang dan belum banyak profesional dan bahkan pendidikan itu sendiri pun belum begitu menarik bagi masyarakat Lingga pada umumnya.  Sedangkan tantangan untuk bersaing dalam dunia globalisasi sekarang ini memerlukan: Pendidikan yang tanggap terhadap situasi persaingan dan kerja sama global, pendidikan yang membentuk pribadi yang mampu belajar seumur  hidup, pendidikan menjadikan manusia untuk berkereasi dan inovasi,  dan pendidikan yang mengarakan manusia untuk menyadari dan menghidupi pendidikan nilai.
Dapatkah kapal tua yang mesinnya rewel ini diubah menjadi kapal berciri masa kini yang dirancang sedikit cangih, yang menjadikan orang dapat  duduk dengan tenang dan nyaman sampai tujuan? Dapatkah pendidikan di Lingga yang masih tertinggal ini merubah atau diubah secara instan? Inilah menjadi persoalan dan tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh komponen masyarakat Lingga saat ini.
Kita ingin menungu pemerintahan pusat untuk memperhatikan dan memperbaiki pendidikan kita kiranya bukan sikap yang tepat. Mengingat pemerintahan kita sekarang ini masih harus memikul beban krisis dari berbagai bidang. Sikap yang paling tepat yang harus kita ambil sekarang, baik pemerintahan lokal, pelaku, pecinta, pemerhati pendidikan dan masyarakat harus bersama-sama serius memikirkan, mendiskusikan, mengupayakan, mengerjakan dan memperbaharui pendidikan yang memprihatikan ini. 
Peran pemerintahan lokal lebih disoroti, karena keberadahan pemerintahan mempunyai fungsi yang menentukan dalam pendidikan sekolah.  Pemerintah harus membantu supaya generasi muda di Lingga ini mendapatkan pendidikan yang layak. Di samping membangun gedung-gedung sekolah di pulau-pulau, tetapi juga menyediakan tenaga pengajar yang handal dan ahli dalam bidangnya. Pemerintah menjaga dan memajukan, bahkan mengharuskan agar setiap anak umur sekolah mendapatkan kesempatan sekolah. Pemerintah, melalui Dinas Pendidikan, harus mengadakan pengawasan dan evaluasi yang rutin terhadap kinerja para pengajar dan keberlangsungan dinamika pendidikan. Oleh karena itu, pemerintahan harus lebih rajin “turun” melihat realitas yang ada di lapangan daripada duduk di kantor dan  menerima laporan.
Untuk menjamin kemajuan dalam pendidikan di Lingga, pemerintahan lokal harus menentukan skala prioritas dari program pemerintah.  Untuk sementara pendidikan menjadi keutamaan di Lingga ini, di samping program-program lain. Namun, realitas yang ada justru pemerintah berani menguyurkan jumlah besar dana untuk bidang yang belum begitu urgen untuk di Lingga ini, seperti pembangunan dermaga, terkesan mubazir. Pemerintah mengeluarkan dana jumlah besar untuk biaya pendidikan adalah kebijakan yang paling istimewa, karena pendidikan dapat menjadikan maunsia lebih manusiawi.
Guru adalah garda depan dunia pendidikan. Sebab, guru berhadapan langsung dengan tugas-tugas mendasar, “memanusiawikan manusia”, sehingga manusia menjadi dewasa, cerdas, beradab dan berbudaya, serta mampu hidup di tengah masyarakat lokal dan memiliki daya saing dalam masyarakat global. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa guru sebagai kunci keberhasilan dalam pendidikan dan pencerdasan manusia.
Profesi guru merupakan panggilan dan pilihan hidup, yang memerlukan konsekunsi dan tanggung jawab moral sangat tinggi terhadap masyarakat, bangsa, negara dan Tuhan. Dengan demikian, guru perlu memiliki kualifikasi pendidikan khusus di bidang pendidikan dan pendidikan yang khusus pula. Dalam situasi seperti ini, guru dituntut terus berusahan meningkatkan kapasitas dan kemampuan profesinalismenya. Mutu dan kredibilitas guru yang baik akan berdampak baik pada kualitas generasi muda masa depan. Sebab, bagaimana pun juga guru sebagai pendidik adalah peletak dasar dan nilai-nilai yang mendasari terbentuknya  manusia yang lebih berkualitas.
Jumlah guru yang mengajar di sekolah-sekolah di Lingga memadai, walaupun di beberapa pulau masih mengalami kekurangan guru. Sedangkan mutu guru yang ada di Lingga ini masih sangat memprihatinkan. Karena kebanyakan guru yang mengajar di sekolah-sekolah bukan sebagai profesi atau pilihan hidup, melainkan hanya mengisi kekosongan karena pekerjaan lain belum ada.
Masyarakat Lingga belum banyak mempedulikan pentingnya pendidikan, bahkan masih menganggap pendidikan sebagai sesuatu tidak bermanfaat. Masyarakat lebih memilih untuk bekerja dan mendapatkan uang daripada sekolah bertahun-tahun tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu, menjadi tugas banyak pihak, terutama pemerintah, pelaku, pemerhati dan pencinta pendidikan untuk menyadarkan masyarakat secara terus- menerus. Penyadaran tentang pentingnya pendidikan dapat dilakukan lewat penyuluhan dari Dinas Pendidikan kepada masyarakat di pulau-pulau. Penyuluhan itu berupa dialog interaktif, live in para pelajar di tengah masyarakat, pemutaran film animasi tentang pendidikan kepada anak-anak usia sekolah.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar