INFO
GLOBAL KITA SUCI (ALKITAB)
Nah.... untuk maksud
itu, nih kita dikasih kesempatan bagus banget oleh Gereja untuk mengasah
pengetahuan kita tentang Kitab Suci. Anggap saja kita tuh lagi share
gituuu tentang Kitab Suci. Keren kan kalau kita yang masih muda ternyata
gaulnya sama Kitab Suci ??? Jangan khawatir... dijamin kamu-kamu enggak akan
bosan, karena “Reading the Bible is Fun lho” !!
ini nama program kita ya.. keren kan ?
Program “Reading the Bible is Fun”
akan dibagi menjadi 3 bagian, biar terasa lebih ringan aja. Bagian satu (PART
1) itu bicara pengetahuan umum tentang Kitab Suci. Gak semua sih, hanya yang
dianggap mendesak untuk diketahui aja. Bagian kedua (PART 2) mau memperkenalkan
ke kita semua garis besar isi Kitab Perjanjian Lama. Teruss.... bagian ketiga
(PART 3) berisi penjelasan buku-buku dalam Kitab Perjanjian Baru. Guyss.....
biar kamu-kamu gak bingung ingat ya... kalau disebut kata “kitab” itu berarti
“buku”. Okey... kita langsung ke inti pembicaraan aja ya... yuk kita mulai
dengan “Reading the Bible is Fun”
PART 1.
1. Kitab Suci
itu apa ya ?
Kitab Suci disebut juga Alkitab. Istilah “Kitab
Suci” lebih akrab di hati umat Katolik. Karena Allah dan Sabda-Nya adalah suci,
maka kitab (buku) yang memuat sabda-Nya disebut Kitab Suci. Sedangkan
“Alkitab”, berasal dari bahasa Arab yang artinya sang kitab, lebih akrab di
hati umat Protestan. Kitab Suci merupakan kumpulan buku yang ditulis oleh
penulis manusia dengan ilham dari Allah. Buku-buku tersebut berisi tulisan
tentang wahyu Tuhan dan rencana keselamatan umat manusia.
Pada abad ketiga
orang-orang Mesir sudah mengumpulkan tulisan-tulisan yang dibuat pada papirus. Apa ya Papirus itu? Papirus itu fungsinya sama dengan
kertas, jadi tempat menulis (sebelum ada kertas) dibuat dari sejenis tanaman
buluh (bambu pendek) yang tumbuh di delta Sungai Nil, yaitu di Biblos. Entah
gimana cara buatnya, yang jelas jenis tanaman itu lalu bisa berbentuk lembaran-lembaran
yang bisa digulung atau dilipat, mirip kertas gitu. Lalu... nama tempat di mana
tanaman itu tumbuh, yaitu Biblos dipakai untuk papirus itu. Biblos diartikan kertas atau kitab (buku). Dalam
bentuk jamak (banyak) dipakai istilah Biblia artinya kitab luar biasa, yaitu
Alkitab (Kitab Suci).
2. Berapa sih yang bener jumlah Kitab (buku)
dalam Kitab Suci Kita ?
Hemnnn.... mungkin kamu pada mikir emang apa sih
pentingnya menghitung jumlah kitab?? Ingat ya.. jangan sampai kita bener-bener
gak tahu deh. Nih kita kasih tahu ajaran Gereja Katolik yang bener ya. Menurut
Gereja Katolik, jumlah buku (kitab) dalam Kitab Suci kita ada 72 (atau bisa
juga disebut 73 kitab), tergantung dari cara kita menghitungnya. Begini
maksudnya, ada 46 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru; jadi
jumlah seluruhnya 73 kitab. Tapi, dulu Paus dan para Uskup oleh dalam Konsili
Trente (tahun 1545-1563) pernah bilang begini, Kitab Ratapan bisa disebut
sebagai bagian dari Kitab nabi Yeremia, maka sah juga dikatakan berjumlah 72
kitab saja (Guyss....sedangkan gereja Protestan hanya mengakui 66 kitab
lho – alasannya nanti akan kita bicarakan lagi).
Kitab-kitab dalam Kitab
Suci ditulis dalam beberapa bentuk literatur (kesusastraan/ karya sastra) yang
berbeda. Gimanapun kalau ingin paham isi Kitab Suci, sebenarnya kita harus
kenal bentuk-bentuk literatur yang berbeda itu. Inikan sama kalao kita lagi
baca bentuk-bentuk tulisan yang berbeda dalam suatu surat kabar. Misalnya,
kalau lagi baca koran harus tahu itu bagian editorial, berita, atau iklan ?
3. Apa itu
Perjanjian Lama?
Kitab
Perjanjian Lama itu nama lainnya Kitab-kitab Yahudi. Isinya tulisan tentang
hubungan Tuhan dengan Israel, sebagai “bangsa pilihan”. Ditulis antara tahun
900 sebelum Masehi (sM) hingga 160 SM. Ke-46 kitab dalam Kitab Perjanjian
Lama dapat dibagi dalam empat bagian/kelompok: 5 Kitab Pentateukh, 16
Kitab Sejarah, 7 Kitab Sastra Kebijaksanaan, serta 18 Kitab Para Nabi.
Tahukah
kamu Guyss... cara menulis kitab dalam
Perjanjian Lama dipengaruhi banget oleh tulisan-tulisan (karya sastra =
literatur) negara-negara tetangga Israel di Timur Tengah waktu itu. Itu ya
karena kebudayaan menulis di negara-negara tetangga Israel sudah lebih maju.
Jadi untuk menceritakan kisah-kisahnya sendiri, bangsa Israel meminjam
kebudayaan bangsa-bangsa sekitarnya, lalu meniru bentuk-bentuk tulisan mereka.
(Penjelasan lebih komplit bisa dibaca pada bahan “Part 2”.)
a.
Pentateukh
Pentateukh (= lima buku/gulungan) adalah lima
buku pertama dalam Kitab Perjanjian Lama, terdiri dari: Kitab Kejadian, Kitab
Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan, dan Kitab Ulangan. Kelima kitab inilah
yang menjadi kitab utama dan cikal-bakal seluruh kitab-kitab dalam Perjanjian
Lama.
Banyak kisah-kisah Kitab Suci yang terkenal ditemukan dalam kitab-kitab
Pentateukh, seperti: Kisah penciptaan, Adam dan Hawa, panggilan Abraham,
bahtera Nuh, dan kisah-kisah lain tentang asal-mula bangsa Israel dan pelarian
mereka di bawah pimpinan Musa dari perbudakan Mesir. Sepuluh Perintah Allah dan
hukum-hukum lainnya menyangkut hidup dan ibadat bangsa Israel juga didapati
dalam Kitab Pentateukh. Oleh sebab itu, Kitab Pentateukh disebut juga Kitab
Hukum atau Kitab Taurat.
b. Apa
itu Kitab Sejarah?
Wah... jadi serasa belajar di sekolah ya, koq ada
juga Kitab Sejarah gitu lho? Sesuai namanya, Kitab Sejarah berisi kisah tentang
sejarah bangsa Israel dan campur tangan Allah dalam sejarah mereka. Dalam kelompok
Kitab Sejarah itu diceritakan berbagai kisah atau cerita bersejarah yang penting, misalnya tentang: Para tokoh
terkenal, baik pria maupun wanita, dalam sejarah Israel dapat ditemukan dalam
kitab-kitab ini, termasuk tentang Raja Daud dan Raja Salomo, juga Debora,
Yudit, Ratu Ester.
Yang harus kamu-kamu semua mengerti dengan
kisah-kisah itu, sebenarnya Kitab-kitab Sejarah mau mengungkapkan suatu pola
hubungan yang sangat menarik dan khas banget antara Tuhan dengan Bangsa
Pilihan-Nya. Brntuk
hubunganya dirumuskan dalam perjanjian, “Apabila mereka setia
pada Tuhan dan pada hukum-hukum-Nya, maka hidup mereka sejahtera dan Tuhan
melindungi mereka dari para musuh. Tetapi, apabila mereka menyembah allah-allah
lain dan hidup penuh cela di hadapan Tuhan, maka bencana datang susul-menyusul
menimpa mereka.” Huihhhh..... mirip janji sepasang muda-mudi yang baru
jadian ya....
Info berikutnya untuk kamu semua, kitab
Sejarah ini terdiri dari 16 kitab, yaitu:
No
|
Nama Kitab
|
Singkatan
|
No
|
Nama Kitab
|
Singkatan
|
1
|
Yosua
|
Yos
|
9
|
2 Tawarikh
|
2 Taw
|
2
|
Hakim-hakim
|
Hak
|
10
|
Ezra
|
Ezr
|
3
|
Rut
|
Rut
|
11
|
Nehemia
|
Neh
|
4
|
1 Samuel
|
1 Sam
|
12
|
Tobit
|
Tob
|
5
|
2 Samuel
|
2 Sam
|
13
|
Yudit
|
Ydt
|
6
|
1 Raja-raja
|
1 Raj
|
14
|
Ester
|
Est
|
7
|
2 Raja-raja
|
2 Raj
|
15
|
1 Makabe
|
1 Mak
|
8
|
1 Tawarikh
|
1 Taw
|
16
|
2 Makabe
|
2 Mak
|
c. Apa
itu Kitab Sastra Kebijaksanaan?
Upsss kali ini kita
serasa mau baca dongeng dari negeri antahberantah ya..... tapi Guyss...
kelompok Kitab Sastra Kebijaksanaan ini memang agak berbeda dalam gaya
penulisan serta isinya. Termasuk di antaranya tuh Mazmur, yaitu doa-doa yang ditulis
dalam bentuk puisi. Lalu ada juga kitab-kitab yang berisi nasihat tentang
bagaimana mencapai hidup bahagia; seperti dalam Amsal dan Putera Sirakh. Kidung
Agung, salah satu puisi cinta paling sensual yang pernah ditulis, menggambarkan
kasih mesra Tuhan yang begitu besar bagi umat-Nya. Hemnnn.... yang terakhir
tuh...buat gimana gituuu.... jangan dulu trus cari-cari yang itu ya.. coba deh
ingat dulu mana yang termasuk kelompok kitab Sastra Kebijaksanaan, yaitu:
No
|
Nama Kitab
|
Singkatan
|
1
|
Ayub
|
Ayb
|
2
|
Mazmur
|
Mzm
|
3
|
Amsal
|
Ams
|
4
|
Pengkotbah
|
Pkh
|
5
|
Kidung Agung
|
Kid
|
6
|
Kebijaksanaan Salomo
|
Keb
|
7
|
Putera Sirakh
|
Sir
|
Catatan: please.... ingat baik-baik bagian ini ya. Dari antara Kitab Sejarah
dan Kitab Sastra Kebijaksanaan ada 7 kitab di antaranya disebut sebagai kitab Deuterokanonika, yaitu: Tobit,
Yudit, Tambahan-tambahan pada kitab Ester (dihitung dalam Kitab Ester), Kebijaksanaan
Salomo, Yesus bin Sirakh, Barukh, Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel (dihitung
dalam Kitab Daniel), Kitab I Makabe, dan Kitab II Makabe.
d.
Apa itu Kitab Para Nabi?
Guyss... persis seperti namanya kumpulan
kitab ini disebut Kitab Para Nabi karena berisi tulisan-tulisan para nabi di
Israel. Tentulah nabi yang tulisannya dipilih ini, yaaaa nabi yang mengajarkan
iman kepada Allah dengan benar. Nahh pada jaman itu para Nabi yang baik ini
bener-bener dibutuhkan dan sangat membantu bangsa Israel untuk tetap beriman
kepada Allah. Jadi para Nabi itu dipilih sendiri oleh Allah untuk menjalankan
tugas: menjaga agar Bangsa Israel (sebagai bangsa terpilih) tetap setia pada
perjanjian yang telah mereka buat dengan Tuhan, dan menegur bangsa Israel untuk
bertobat kalau mereka menyimpang dari hukum Tuhan.
Dengan tulisan-tulisan
dari para Nabi ini, Bangsa Israel diingatkan terus-menerus akibat kalau mereka
tidak setia pada Allah, dan apa yang didapat kalau mereka setia. Selain itu
Guyss..., secara misterius atau tidak terang-terangan, ternyata kitab-kitab
para Nabi ini juga menubuatkan (memberi tahu sesuatu yang
sungguh dan pasti akan terjadi nantinya) tentang kedatangan Sang Mesias, dan
menjelaskan seperti apakah Mesias yang akan datang itu. Nahh... nanti kalau
kamu baca baik-baik Kitab Nabi-nabi, tanpa sadar akan serasa sudah tahu kalau
Yesus Kristus itu memang bener-bener akan lahir seperti dikisahkan dalam Kitab
Perjanjain Baru kita. Padahal Kitab Nabi-nabi itu ditulis jauhhhh... dan lamaaa
banget sebelum Yesus Kristus lahir. Kalau begitu jangan heran ya, kalau di
Kitab Nabi kita sudah menemukan kisah tentang kelahiran Sang Mesias (= Penebus,
yaitu Yesus Kristus) di Betlehem dari seorang perawan, juga tentang gambaran
apa saja yang akan dilakukan dan apa yang akan terjadi dengan Sang Mesias
selama hidup-Nya. Ini daftar kitab, yang disebut Kitab-kitab Para Nabi:
No
|
Nama
|
Singkatan
|
No
|
Nama
|
Singkatan
|
1
|
Yesaya
|
Yes
|
10
|
Obaja
|
Ob
|
2
|
Yeremia
|
Yer
|
11
|
Yunus
|
Yun
|
3
|
Ratapan
|
Rat
|
12
|
Mikha
|
Mi
|
4
|
Barukh
|
Bar
|
13
|
Nahum
|
Nah
|
5
|
Yehezkiel
|
Yeh
|
14
|
Habakuk
|
Hab
|
6
|
Daniel
|
Dan
|
15
|
Zefanya
|
Zef
|
7
|
Hosea
|
Hos
|
16
|
Hagai
|
Hag
|
8
|
Yoel
|
Yl
|
17
|
Zakharia
|
Za
|
9
|
Amos
|
Am
|
18
|
Maleakhi
|
Mal
|
4. Apa itu Perjanjian Baru?
Guyss.....
kalo kamu sempet buktikan, coba deh hitung sendiri berapa jumlah kitab
Perjanjian Baru kita? Kitab Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab. Dulu
semuanya itu ditulis dalam bahasa Yunani antara tahun 50 Masehi hingga 140
Masehi. Huihhh... lama banget ya ?? Yang
disebut Kitab Perjanjian Baru itu meliputi: Injil, Kisah Para Rasul, Epistola atau Surat-surat
dan Kitab Wahyu.
Yang
ini penting diingat deh, tema penting dalam Perjanjian Baru adalah tentang: Yesus
Kristus. Kemudian tema inilah yang dijabarkan lagi dengan keterangan,
tentang: Pribadi Yesus Kristus itu bagaimana, ajaran-Nya apa saja, mengapa
Yesus harus menderita sengsara, bagaimaan wafat dan kebangkitan Yesus, dan yang
enggak kalah penting tentang identitas-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan, lalu
bagaimana Dia yang adalah Tuhan menganggap kita sebagai umat dan sekaligus
saudar-Nya.
Pertanyaannya,
“kenapa sih Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani?” Alasannya bahasa Yunani pada waktu adalah bahasa
percakapan yang paling umum dipergunakan
di wilayah Timur Tengah yang berbeda-beda suku itu (semacam bahasa
internasional). Guysss.... alasan ini penting untuk diingat, karena nanti akan
membuat kamu semua tahu, mengapa jumlah Kitab Suci Katolik berbeda dari
Protestan. Ayooo... sekarang kita lihat sepintas kitab-kitab dari kumpulan
Kitab Perjanjian Baru.
a. Apa itu Injil ?
Selama
ini kalau ditanya “ada berapa Injil kita ?” Pasti kita jawab ada empat !!
Memang enggak salah sih... tpi jadi gak tepat kalau kamu enggak tahu persis
alasannya. Nihh... perhatiin ya Guyss... Kata Injil dalam bahasa Yunani 'euaggelion'; atau bahasa
Latin 'evangelium', diartikan “Kabar Baik”.
Kabar Baik yang dimaksud menunjuk pada pribadi “Yesus Kristus”, jadi bukan
hanya kitab atau bukunya yang bisa rusak. Kalau begitu kita sekarang harusnya
tahu, yang menambah iman kita ketika
memegang Injil itu bukan terutama bukunya, tetapi maksud dari tulisan dalam di
kitab itu, yaitu tentang Yesus Kristus.
Itulah
alasannya mengapa kita Orang Katolik wajib membaca Kitab Suci. Yaaaa supaya
kita semakin mengenal siapa Yesus Kristus; sebab dalam Gereja Katolik diakui
Yesus itulah pemenuhan rencana penyelamatan Allah untuk seluruh umat manusia.
Nahh... Yesus yang satu itulah yang dikisahkan dengan cara masing-masing oleh
empat orang penulis terkenal, yaitu: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Selanjutya Gereja Katolik menerima dan mengakui empat tulisan Injil yaitu:
Matius, Markus,Lukas, dan Yohanes. Lebih jelasnya kamu baca aja deh di program
“Reading the Bible is Fun – Part 3.
b.
Apa itu Kisah Para Rasul?
Hemnnn.... menurut tradisi kuno, buku Kisah
Para Rasul ditulis oleh Sto. Lukas sekitar tahun 70 Masehi hingga 75 Masehi.
Kitab ini berisi catatan tentang: Iman, pertumbuhannya dan cara hidup Gereja
Perdana; ada juga di dalamnya kisah Kenaikan Yesus ke surga, turunnya Roh Kudus
atas Gereja pada hari Pentakosta, kemartiran Sto. Stefanus dan bertobatnya Sto.
Paulus. Kalau kamu pengen penjelasan yang lengkap, baca baik-baik di program “Reading the Bible is Fun
– Part 3 ya.....
c.
Apa itu Epistula?
Guyss..... pasti kamu pernah mengirim suatu pesan,
entah lewat surat (surat ijin sakit), atau lewat SMS, BBM, Twitter, dsb......
Nah.... Epistula itu kata lain dari Surat-surat yang ditulis oleh para “Rasul”
Yesus; atau para murid Yesus pada tahun-tahun awal Gereja mulai ada dan
disebarluaskan. Epistula menjadi bagian terbanyak dari Kitab Perjanjian Baru. Epistula
dibagi dalam dua kelompok: Surat-surat Paulus dan Surat-surat
Apostolik lainnya (lebih jelasnya nanti kita bicarakan di program “Reading the Bible is Fun, Part 3”).
Semua surat waktu itu sudah ditulis dengan susunan atau gaya penulisan surat di
jaman modern lho, yaitu:
a. Identitas pengirim, alamat tujuan, dan salam
pembuka
b. Doa,
biasanya dalam bentuk ucapan syukur.
c. Isi surat yang berisi
1) penjelasan tentang ajaran-ajaran Kristiani,
2) tanggapan atas situasi atau keadaan penerima
surat.
d. Pembicaraan tentang rencana perjalanan misi
penulis surat
e. Diakhiri dengan nasehat-nasehat praktis, dan
salam perpisahan.
Surat-surat Paulus
ditulis oleh Rasul Paulus atau salah seorang muridnya; tak lama sesudah wafat
dan kebangkitan Yesus, yaitu antara tahun 54 Masehi hingga 80 Masehi.
Surat-surat tersebut menggambarkan perkembangan awal ajaran dan praktek
Kristiani. Ada 14 Surat Paulus, yaitu:
No
|
Nama
Kitab
|
Singkatan
|
No
|
Nama
Kitab
|
Singkatan
|
1
|
Roma
|
Rom
|
8
|
1 Tesalonika
|
2 Tes
|
2
|
1 Korintus
|
1 Kor
|
9
|
2 Tesalonika
|
2 Tes
|
3
|
2 Korintus
|
2 Kor
|
10
|
1 Timotius
|
1 Tim
|
4
|
Galatia
|
Gal
|
11
|
2 Timotius
|
2Tim
|
5
|
Efesus
|
Ef
|
12
|
Titus
|
Tit
|
6
|
Filipi
|
Flp
|
13
|
Filemon
|
Flm
|
7
|
Kolose
|
Kol
|
14
|
Ibrani
|
Ibr
|
d.
Apa
itu Surat-surat Apostolik?
Surat-surat ini ditujukan bukan kepada
sekelompok (suatu komunitas) atau orang tertentu, tetapi kepada pembaca umum
(universal). Surat-surat Apostolik ditulis oleh beberapa penulis antara tahun
65 Masehi hingga 95 Masehi. Ada 7 Surat Apostolik, yaitu:
No
|
Nama
Kitab
|
Singkatan
|
1
|
Yakobus
|
Yak
|
2
|
1 Petrus
|
1 Pet
|
3
|
2 Petrus
|
2 Pet
|
4
|
1 Yohanes
|
1 Yoh
|
5
|
2 Yohanes
|
2 Yoh
|
6
|
3 Yohanes
|
3 Yoh
|
7
|
Yudas
|
Yud
|
e.
Apa itu Kitab Wahyu?
Kitab terakhir dalam Perjanjian Baru adalah Kitab Wahyu, yang ditulis
sekitar sesudah tahun 90 Masehi. Kitab banyak banget memakai bahasa simbol.
Pesan yang mau disampaikan itu tentang kisah “pertarungan” antara Gereja dengan
kekuatan-kekuatan jahat yang berakhir dengan kemenangan Yesus. Guyss.... kalo
kamu baca kitab ini bisa jadi mungkin akan jadi kebayang hal-hal yang
mengerikan, tapi... semua itu adalah pesan pengharapan bagi Gereja (umat
beriman).
5. Tahukah Kamu Bagaimana Kitab
Suci dulu ditulis (disusun)?
a. Penyusunan
Perjanjian Lama
Sebenarnya sih...tidak cukup pasti diketahui
siapa yang menulis Kitab Taurat, tetapi memang tidak disangkal nabi Musa
memegang peran yang unik dan penting dalam berbagai peristiwa yang ditulis
dalam kitab-kitab ini. Diperkirakan hampir selama lebih dari 2000 tahun, nabi
Musa dianggap sebagai penulis dari Kitab Taurat, karena itu kitab ini sering
disebut Kitab Nabi Musa. Dan karena Nabi Musa banyak kali berbicara tentang
Hukum Allah dalam Kitab-kitab itu, maka kadang juga disebut Kitab "Hukum Nabi
Musa" atau Kitab Taurat Musa. Sebagai orang Katolik, kita percaya kalau
Kitab Suci itu karya manusia atas inspirasi Ilahi, dan karenanya identitas para
manusia pengarangnya tidaklah penting.
Dari tradisi kuno dikisahkan sebagai berikut,
Nabi Musa menaruh satu set kitab di dalam Tabut Perjanjian (The Ark of The
Covenant). Itu terjadi kira-kira 3300 tahun yang lalu. Lama kemudian, Kitab
Para Nabi dan Naskah-naskah ditambahkan ke dalam kumpulan Kitab Taurat;
sehingga terbentuklah Kitab-kitab Perjanjian Lama. Tapi Guyss.... kapan
persisnya isi dari Kitab-kitab Perjanjian Lama itu ditentukan dan dianggap
sudah lengkap ? Tidaklah diketahui secara pasti. Walau demikian yang jelas,
setidaknya sejak lebih dari 100 tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus,
Kitab-kitab Perjanjian Lama sudah ada seperti umat Katolik mengenalnya
sekarang.
Guyss.... dulunya
kitab-kitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani (Hebrew) untuk bangsa
Israel, sebagai umat pilihan Allah. Tetapi jadi lain deh ceritanya, yaitu
setelah orang-orang Yahudi terusir dari tanah Palestina dan akhirnya menetap di
berbagai tempat. Karena tersebar ke mana-mana, orang-orang Yahudi itu lama-lama
lupa dan bahkan kehilangan bahasa aslinya; dan tanpa disadari mereka mulai
memakai dan berbicara dalam bahasa Yunani (Greek), yang pada waktu itu
merupakan bahasa internasional. Nah... situasi ini memberi alasan, dirasakan
menjadi penting sekali untuk membuat bagi mereka, terjemahan seluruh Kitab
Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Tentu supaya orang-orang Yahudi itu tidak
kehilangan akar sejarahnya dan asal-usulnya begitu.
Selanjutnya dikisahkanlah pada waktu itu di
Alexandria banyak sekali orang Yahudi yang sudah berbahasa Yunani tinggal di
sana. Selama pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285 - 246 SM) pekerjaan menerjemahkan
seluruh Kitab Suci orang Yahudi (bahasa Ibrani) ke dalam bahasa Yunani dimulai.
Menurut tradisi kuno pekerjaan itu dilakukan oleh oleh 70 atau 72 ahli-kitab
Yahudi; di mana 6 orang dipilih mewakili masing-masing dari 12 suku bangsa
Israel. Terjemahan ini diselesaikan sekitar tahun 250 - 125 SM dan disebut
Septuaginta, yaitu dari kata Latin yang berarti 70 (LXX), sesuai dengan jumlah
penterjemah.
Wadewww.... moga gak puyeng ya Guysss.... baca
sejarah beginian. Tapi yang kita mau bilang tuh...Kitab Taurat Musa ini
terkenal banget pada waktu itu, bahkan menjadi dasar untuk buat hukum yang
macam-macam. Sangking terkenalnya sampai-sampai diakui sebagai Kitab Suci resmi
(kanon Alexandria) kaum Yahudi yang terusir, dan yang sudah tinggal di Asia Kecil
dan Mesir. Padahal Guyss..... pada waktu itu bahasa Ibrani adalah bahasa yang
nyaris mati, dan bahkan orang-orang Yahudi di Palestina umumnya sudah berubah
berbicara dalam bahasa Aram. Makanya Guyss..... masuk akal untuk kita sekarang
kalau terjemahan dari Septuaginta
itulah yang juga selalu dibaca dan digunakan oleh Yesus, para Rasul, dan para
penulis kitab-kitab Perjanjian Baru. Bahkan lebih buat kita kagum lagi tuh.....
ada 300 kutipan dari Kitab Perjanjian Lama yang ditemukan dalam Kitab
Perjanjian Baru, yang persis berasal dari terjemahan Septuaginta. Jadi penting kamu semua ingat ya Guyss..... kalau
seluruh Kitab Perjanjian Baru itu awalnya ditulis dalam bahasa Yunani.
Selanjutnya Guyss..... setelah
Yesus disalibkan dan wafat, para pengikut-Nya tidak menjadi punah atau
habis, tetapi malahan menjadi semakin
banyak dan iman mereka tambah kuat. Pada sekitar tahun 100 Masehi, para
rabbi (imam dan pengajar Yahudi) berkumpul di Jamnia, Palestina. Kegiatan berkumpul
ini yang disebut dengan istilah “Konsili”. Mereka itu berkumpul yahhh diduga
sebagai reaksi terhadap Gereja Katolik, yang sudah menetapkan kitab-kitab mana
saja yang memenuhi syarat atau bisa disebut Kitab Suci. Nah.... dalam konsili
Jamnia ini para rabi Yahudi membuat empat syarat atau kriteria, untuk
menentukan kanon (ukuran) suatu kitab (buku) bisa disebut Kitab Suci mereka.
Berdasar peristiwa inilah
nantinya muncul perbedaan pendapat antara Gereja Katolik dan Gereja protestan
soal jumlah Kitab Suci. Dan dari sini muncul istilah “protokanonik” = kanon daftar Kitab Suci yang
pertama, yaitu memuat kitab-kitab dalam bahasa ibrani saja. Dan nanti muncul
istilah “Deuterokanonik” = kanon
daftar Kitab Suci yang kedua, yang memuat kitab-kitab menurut terjemahan Septuaginta (berbahasa Yunani, juga termasuk
kitab yang tidak ada salinan aslinya dalam bahasa Ibrani). Jadi syarat kitab Protokanonik menurut Rabi Yahudi adalah:
- Ditulis (ada teks asli) dalam bahasa Ibrani;
- Sesuai dengan Kitab Taurat;
- lebih tua dari jaman Ezra (sekitar 400 SM);
- Ditulis di Palestina.
Dengan alasan dan syarat-syarat di atas
dibuanglah tujuh buku dari kanon Alexandria, seperti yang tercantum dalam
Septuaginta, yaitu: Tobit, Yudit,
Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, 1 Makabe, 2 Makabe, berikut
tambahan-tambahan dari kitab Ester dan Daniel (yang kesemuanya
diterjemahkan dari bahaya Yunani). Alasan penolakan adalah karena kitab-kitab
itu tidak ada dalam versi Ibraninya. Sebagai
catatan penting untuk kamu semua Guyss.... ketujuh kitab dan dua
tambahan kitab yang ditolak itu, kelak disebut sebagai Kitab Deuterokanonika. Kumpulan Kitab
Deutrokanonik inilah yang nanti oleh
gereja Protestan ditolak. Selain itu, dalam kitab Deuterokanonik ada disisipkan
Surat Nabi Yeremia pada Kitab Barukh (perhatikan Kitab Sucimu pada judul
Kitab Barukh). Surat Nabi Yeremia dianggap sebagai pasal 6 dari kitab
Barukh, jadi tidak dihitung tersendiri.
Okey Guyss..... semoga jelas ya.
Dan tentu saja Gereja Katolik tidak
mengakui konsili Jamnia. Alasannya adalah para rabbi Yahudi menolak tujuh
kitab yang disebut Deuterokanonik, tetap sekaligus mereka juga terus
menggunakan terjemahan Septuaginta.
Pada konsili di Hippo tahun 393
Masehi dan konsili Kartago tahun 397 Masehi, Gereja Katolik secara resmi
menetapkan 46 kitab hasil dari kanon Alexandria sebagai kanon bagi Kitab-kitab
Perjanjian Lama. Bahkan selama enam belas abad, kanon Alexandria diterima
secara bulat oleh Gereja. Masing-masing dari tujuh kitab yang ditolak oleh
konsili Jamnia, dikutip oleh para Patriarch Gereja (para Bapa Gereja = Penulis suci,
seperti Sto. Polycarpus, Sto. Irenaeus, Paus Sto. Clement, dan Sto. Cyprianus)
sebagai kitab-kitab yang setara dengan kitab-kitab lainnya dalam Perjanjian
Lama. Para Bapa Gereja itu hidup pada abad-abad pertama, dan tulisan-tulisan
mereka - meskipun tidak dimasukkan dalam Perjanjian Baru - menjadi bagian dari
Deposit Iman (kumpulan ajaran iman yang penting).
b. Penyusunan Perjanjian Baru
Wahhh.... tidak
terasa sekarang kita dah mau coba berkenalan dengan Kitab-kitab Perjanjian
Baru. kita mulai aja ya... Seperti Kitab-kitab Perjanjian Lama, Kitab-kitab
Perjanjian Baru juga tidak ditulis oleh satu orang lho Guyss...., tetapi hasil
karya setidak-tidaknya delapan orang. Coba deh cek hitung lagi sesuai nama
kitabnya saja. Kitab Perjanjian Baru terdiri dari 4 kitab Injil, 14 surat Rasul
Paulus, 2 surat Rasul Petrus, 1 surat Rasul Yakobus, 1 surat Rasul Yudas, 3
surat Rasul Yohanes, dan Wahyu Rasul Yohanes dan Kisah Para Rasul yang ditulis
oleh Santo Lukas, yang juga menulis Kitab Injil yang ketiga.
Seluruh kitab Injil mulai Injil Matius sampai
kitab Wahyu Yohanes, ada kira-kira menghabiskan
waktu 50 tahun. Waooowww... setengah abad Guyss... Itu berarti Tuhan Yesus
sendiri, sejauh yang kita ketahui, tidak pernah menuliskan satu barispun dari
kitab Perjanjian Baru. Tuhan Yesus juga tidak pernah memerintahkan para Rasul
untuk menuliskan apapun yang diajarkan oleh-Nya. Tetapi Tuhan Yesus hanya
berkata: "Maka pergilah dan ajarlah segala bangsa" (Matius 28:19-20),
"Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku" (Lukas 10:16).
Apa yang Yesus perintahkan kepada para murid,
persis sama seperti apa yang Yesus sendiri lakukan. Apa ya maksudnya itu? Nah
begini kira-kira, Tuhan Yesus menyampaikan Firman Allah kepada orang-orang
melalui kata-kata yang meyakinkan, mengajar, dan mentobatkan mereka dengan
bertemu muka. Jadi bukan melalui sebuah buku yang bisa rusak dan hilang, atau
disalah tafsirkan dan bisa diubah-ubah isinya. Begitu jugalah dahulu para Rasul
(murid-murid pertama) mengajar generasi seterusnya. Yahh itu lebih semacam
warisan ajaran yang dilanjutkan turun-temurun dari satu generasi ke generasi
berikut begitunya.
Maka benarlah kalau tidak satu
barispun dari kitab-kitab Perjanjian Baru dituliskan, sampai setidak-tidaknya
10 tahun setelah wafat Tuhan Yesus. Nah menurut tradisi kuno, diperkirakan
Tuhan Yesus disalibkan pada tahun 33 Masehi, dan kitab Perjanjian Baru yang pertama ditulis yaitu surat 1 Tesalonika
baru ditulis sekitar tahun 50 Masehi. Sedangkan kitab terakhir yang ditulis yaitu kitab Wahyu Yohanes pada sekitar
tahun 90-100 Masehi.
Jadi kamu bisa melihat kesimpulan penting disini:
Gereja Katolik dan
iman Katolik sudah ada sebelum Kitab Suci ditetapkan. Beribu-ribu orang
bertobat menjadi Kristen melalui khotbah para Rasul dan missionaris di berbagai
wilayah, dan mereka percaya kepada kebenaran Ilahi seperti kita percaya
sekarang, dan bahkan menjadi orang-orang kudus tanpa pernah melihat ataupun
membaca satu kalimatpun dari kitab Perjanjian Baru.
Itu semua bisa
terjadi karena alasan yang sangat
sederhana ini, yaitu dengan cara yang sama orang non-Katolik menjadi Katolk
pada masa kini, lewat mendengar Firman Allah dari pemberitaan orang-orang
Katolik sendiri, dan melalui kesaksian cara hidup umat yang baik dan menarik
hati.
6. Siapa yang Menetapkan Kitab Perjanjian Baru?
Guyss.....
kita udah sama-sama tahu sekarang kalau ada duapuluh tujuh kitab diterima
sebagai Kitab Suci Perjanjian Baru baik oleh Gereja Katolik maupun Protestan.
Pertanyaannya adalah :
- Siapa yang memutuskan kanonisasi (ukuran) Kitab Perjanjian Baru
sebagai kitab-kitab yang berasal dari inspirasi Ilahi ?
- Kita tahu bahwa Kitab Suci tidak jatuh dari langit, jadi dari
mana kita tahu bahwa kita bisa percaya kepada setiap kitab-kitab tersebut
?
yuk Guyss.... kita pelan-pelan perhatiin yang berikut ini, supaya tahu dasar yang benar untuk semakin mantab jadi orang Katolik yang baik. tahukah kamu Guyss..... kalau para uskup Gereja Katolik yang pertama kali membuat daftar kitab-kitab yang diakui penulisannya atas inspirasi Illahi, diantara mereka itu ada:
- Mileto, uskup Sardis pada tahun 175 Masehi;
- Santo Irenaeus, uskup Lyons - Perancis pada tahun 185
Masehi;
- Eusebius, uskup Caesarea pada tahun 325 Masehi.
Jadi begini urutan prosesnya
itu..... Pada tahun 382 Masehi, pertama sekali pada kesempatan Konsili di Roma, Paus Damasus menulis
dekrit (ketetapan resmi) yang berisi daftar kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terdiri
dari 73 kitab.
Konsili
Hippo di Afrika Utara pada tahun 393 menetapkan ke 73
kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Konsili
Kartago di Afrika Utara pada tahun 397 menetapkan kanon
kitab-kitab, yang kurang lebih sama
untuk Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Guyss..... sebagai catatan saja, kaum
Protestan juga mengakui banget hasil dari ketiga konsili di atas sebagai ajaran
resmi.
Paus Santo Innocentius I
(401-417) pada tahun 405 Masehi menyetujui kanonisasi ke 73 kitab-kitab dalam
Kitab Suci dan menutup persoalan tentang kanonisasi Kitab Suci.
Jadi kanonisasi
Kitab Suci secara resmi diputuskan di abad ke empat oleh konsili-konsili Gereja
Katolik dan para Paus. Sebelum kanon Kitab Suci ditetapkan, ada banyak
perdebatan. Ada yang beranggapan kalau beberapa kitab Perjanjian Baru seperti
surat Ibrani, surat Yudas, kitab Wahyu, dan surat 2 Petrus, adalah bukan hasil
inspirasi Ilahi. Sementara pihak lain berpendapat kalau beberapa kitab yang
tidak dikanonisasi seperti: Gembala Hermas, Injil Petrus dan Thomas,
surat-surat Barnabas dan Clement adalah hasil inspirasi Ilahi. Keputusan resmi
Gereja Katolik menyelesaikan hal diatas sampai 1100 tahun kemudian. Hingga
jaman Reformasi Protestan, tidak ada lagi perdebatan tetang kitab-kitab dalam
Kitab Suci.
Melihat
sejarah di atas, Gereja Katolik menggunakan otoritasnya untuk menentukan
kitab-kitab yang mana yang termasuk dalam Kitab Suci dan memastikan bahwa
segala yang tertulis dalam Kitab Suci adalah hasil inspirasi Ilahi. Jika bukan karena Gereja Katolik, maka umat
Kristen tidak akan dapat mengetahui yang mana yang benar.
7. Apa dasar yang
dipakai untuk terjemahan Kitab Suci Kristiani sekarang ?
Ketika Kabar Gembira telah tersebar luas dan
banyak orang menjadi Kristen, terjemahan Kitab Suci dari teks asli pun mulai
dibuat dengan bahasa setempat. Tujuannya supaya isi Kitab Suci (Kabar Gembira
tentang Yesus Kristus) bisa lebih mudah diajarkan dan dipahami. Persoalan
muncul karena tidak semua hasil terjemahan itu terjamin kebenarannya seperti
dalam teks asli.
sampai
kemudian muncullah karya besar terjemahan yang dibuat oleh Santo Hieronimus. Ia menerjemahkan dari teks Yunani ke dalam bahasa
Latin, yang kemudian disebut "Vulgata"
pada abad ke-empat. Pada waktu kebutuhan Kitab Suci sangat besar, dan juga
bahaya salah menterjemahkan juga besar. Oleh karena itu sang biarawan, Sto.
Hieronimus, yang mungkin pada waktu itu adalah orang yang paling terpelajar, atas perintah Paus Santo Damascus pada
tahun 382, membuat terjemahan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Latin dan
mengkoreksi versi-versi yang ada dalam bahasa Yunani. Lantas di Bethlehem
antara tahun 392-404, dia juga menterjemahkan Kitab-kitab Perjanjian Lama
langsung dari bahasa Ibrani (jadi bukan dari Septuaginta) ke dalam bahasa
Latin, kecuali kitab Mazmur yang direvisi dari versi Latin yang sudah ada.
Hasil
terjemahan Sto Hieronomus ini adalah terjemahan Kitab Suci terlengkap yang diakui
resmi oleh Gereja Katolik, yang nilainya tak terukur menurut para ahli Kitab
Suci masa kini, dan terus mempengaruhi versi-versi lainnya sampai pada jaman
Reformasi Protestan. Dari Vulgata inilah dihasilkan terjemahan dalam bahasa
Inggris yang terkenal yaitu Douai-Rheims Bible.
8. Teks Asli Kitab Suci banyak yang Hilang
Sampai
dengan diciptaikannya mesin cetak pada tahun 1450, semua Kitab Suci adalah
hasil salinan tangan yang kita sebut
manuskrip. Kitab Suci lengkap tertua yang masih ada hingga sekarang berasal
dari abad ke-empat, dan isinya sama dengan Kitab Suci yang dipegang oleh umat
Katolik yaitu terdiri dari 73 kitab. Apa yang terjadi dengan
manuskrip-manuskrip asli yang ditulis oleh para penulis kitab Injil? Ada beberapa alasan akan hilangnya kitab -
kitab asli tersebut :
Pertama, beberapa ratus tahun pertama adalah masa-masa penganiayaan terhadap
umat Kristen. Para penguasa yang menindas Gereja Katolik menghancurkan segala
hal yang menyangkut Kristenitas yang bisa mereka temukan. Selanjutnya, kaum
kafir (non-Kristen) juga secara berulang-ulang menyerang kota-kota dan
perkampungan Kristen dan membakar dan menghancurkan gereja dan segala
benda-benda religius yang dapat mereka temukan disana. Lebih jauh lagi, mereka
bahkan memaksa umat Kristen untuk menyerahkan kitab-kitab suci dibawah ancaman
nyawa, lantas membakar kitab-kitab tersebut.
Kedua, media atau sarana yang dipakai untuk menuliskan ayat-ayat Kitab
Suci, yaitu papirus - sangat mudah hancur
dan tidak tahan lama. Kamu masih ingatkan apa itu Papirus ? Begitu juga dengan sarana lain yaitu perkamen (pengganti kertas
yang terbuat dari kulit binatang) memang lebih tahan lama tetapi sulit didapat,
juga mahal. Kedua bahan untuk menulis (sebelum ada kertas) inilah yang dimaksud
dalam 2 Yohanes 1:12 dan 2 Timotius 4:13.
Ketiga, Umat
Kristen jaman dahulu setelah membuat salinan Kitab Suci, juga tidak terlalu
peduli untuk menjaga kitab aslinya. Mereka menganggap tidak penting menyimpan
teks kuno yang sudah usang. Alasannya sederhana saja, mereka percaya penuh kepada Gereja Katolik yang mengajarkan lewat
Tradisi melalui mulut para Paus dan para uskup-uskupnya. Apalagi dari sejak
dulu sudah ditetapkan kalau Umat Katolik tidak melandaskan ajaran-ajarannya
hanya pada Kitab Suci saja, tetapi juga kepada Tradisi yang hidup. Dan itu
semua disebut ajaran Gereja Katolik yang infallible (tidak mugkin sesat).
9. Penjaga Setia Hasil Terjemahan Kitab Suci kuno
Yang satu ini juga harus kita ingat dengan baik,
bagaimanapun semua umat Kristen (Katolik ataupun Protestan) berhutang budi
kepada para kaum religius, imam, biarawan dan biarawati yang menyalin,
memperbanyak, memelihara dan menyebarluaskan Kitab Suci selama berabad-abad.
Terutama Para biarawan jaman dahulu adalah orang-orang terpelajar, dengan salah
satu kegiatan utama mereka adalah menyalin isi Kitab Suci, dan biara-biara
menjadi pusat penyimpanan naskah-naskah Kitab Suci ini. Yahh menjadi sejenis
perpustakaan lah.
Untuk
menyalin satu Kitab Suci lengkap, para biarawan itu membutuhkan
sekurang-kurangnya 10 bulan tenaga kerja, dan sudah pasti sejumlah besar
perkamen yang mahal harganya untuk memuat lebih dari 35.000 ayat-ayat dalam
Kitab Suci. Nah... alasan inilah Guysss yang menjelaskan ke kita semua mengapa
pada waktu itu, banyak orang biasa tidak mampu memiliki setidaknya satu set
Kitab Suci lengkap di rumah-rumah mereka. Pada umumnya orang jaman dulu ya
hanya punya salinan dari beberapa pasal atau bab dalam Kitab Suci yang paling
terkenal atau disukai.
Jadi Guyss.... baru tahu lebih gamblang ya
sekarang, ternyata kebiasaan memilih bagian-bagian tertentu saja dari Kitab
Suci yang diminati juga sudah ada sejak dahulu, bukan hanya jaman ini ya...
Masih ada satu
info baru lagi di bagian ini, Kitab Suci pada abad pertengahan umumnya ditulis
dalam bahasa Latin. Begitu juga doa-doa dan perayaan misa dengan bahasa Latin.
Ternyata alasannya itu dilakukan bukan untuk menyulitkan umat yang ingin
membaca Kitab Suci, umat biasa dilarang boleh baca Kitab Suci. Alasan yang
benar adalah kebanyakan orang pada masa itu tidak mampu membaca, sementara
mereka yang bisa membaca, biasanya juga mengerti bahasa Latin (bahasa resmi
untuk Gereja pada waktu itu). Lagian... mereka yang bisa membaca lebih menyukai
membaca Vulgata. Maka waktu itu
memang tidak ada alasan atau keberatan kalau Kitab Suci tidak diterjemahkan ke
bahasa-bahasa setempat secara besar-besaran. Tetapi sekarang sudah beda ya,
memang dalam bahasa bangka belum ada terjemahannya sih.
10.
Proses Pembagian BAB dan Ayat dalam Kitab Suci ?
Guyss....
sekarang kita mau tahu nih asal mula Kitab Suci ditulis dengan Pasal (BAB) dan
ayat, sebagai penomoran bagian-bagian dalam Kitab Suci kita. Seperti
sudah kita bicarakan di atas, Kitab
Suci itu kumpulan sejumlah kitab dari zaman berbeda, dan kemudian
disatukan dalam susunan kanon. Jadi bisa kita bayangkan sekarang....
bagaimana susahnya membaca teks Kitab Suci, walaupun hanya satu perikop saja, pada
waktu itu.
Naskah-naskah asli
(kuno) Kitab Suci tidak ada penomoran pasal dan ayat seperti yang sekarang ada
di Kitab Suci kita. Pada zaman dahulu, naskah-naskah bahasa Ibrani dibagi atas
paragraf-paragraf (parashot), yang dibedakan dengan dua huruf abjad Ibrani, contohnya
huruf “Pe” menandai
paragraf "terbuka" atau yang mulai dengan baris baru; sedangkan
huruf “Samekh” menandai
paragraf "tertutup" yang dimulai pada baris yang sama setelah sebuah
spasi jeda. Atau juga tanda yang paling sering digunakan adalah tanda baca
khusus “sof passuq”,
yaitu simbol untuk "tanda titik" untuk stop
penuh atau ganti kalimat, mirip dengan "tanda titik dua" (colon, ":") dalam ortografi huruf Latin.
Nahh.... betapa
rumitnya ya, Maka kalau Yesus bisa membaca Kitab Suci dan berkotbah dengan
baik, itu berarti Yesus adalah seorang yang benar-benar cerdas lho.
Dalam perkembangan
selanjutnya, semua kitab kecuali yang pendek-pendek, sudah dibagi dengan
memakai sejumlah "pasal-pasal" atau bab, untuk satu halaman penuh.
Ini dimulai sejak awal abad ke-13 Masehi. Kemudian sejak pertengahan abad
ke-16, tiap pasal atau bab barulah dibagi lagi atas "ayat-ayat" yang
terdiri dari beberapa baris atau kalimat pendek. Kadangkala satu kalimat dibagi
atas beberapa ayat seperti Efesus 2:8-9 atau Efesus
3:1-3; dan kadang kala terdapat lebih dari satu kalimat
dalam satu ayat, seperti Kejadian 1:2. Singkakatnya ini info baru juga untuk kamu semua, ternyata pembagian
pasal dan ayat bukanlah bagian dari teks asli Kitab Suci. Karena itu penomoran
dengan pasal atau bab dan ayat itu disebut bagian parateks (teks yang ditambahkan atau yang
menyertai) Kitab Suci.
Adalah Uskup Agung
Stephen Langton (Uskup Canterbury) dan Kardinal Hugo de Sancto Caro mengembangkan
suatu skema pembagian sistematik Kitab Suci di awal abad ke-13. Sistem yang dibuat oleh Langton ini
mendasari pembagian pasal atau BAB dalam Kitab Suci pada zaman modern.
Sedangkan
untuk penomoran ayat-ayat Kitab Suci (versifikasi)
terjadi bersamaan dengan permulaan pencetakan dan penerjemahan Kitab Suci ke dalam
bahasa-bahasa lain. Untuk Kitab Perjanjian Lama biasanya dilakukan
dengan mengikuti tanda titik yang sudah ada pada naskah Ibrani. Banyak pendapat
ahli mengatakan ini merupakan jasa Rabbi Isaac Nathan ben
Kalonymus (pembuat konkordansi Kitab Suci pertama) pada sekitar tahun
1440.
Namun sebenarnya Orang pertama yang
membagi pasal-pasal (BAB) Kitab Suci Perjanjian Baru ke dalam ayat-ayat adalah
pakar Kitab Suci dari ordo Dominikan asal Italia Santi Pagnini (1470–1541), tetapi sistemnya tidak
pernah dipakai luas. Orang berikutnya adalah Robert Estienne yang membuat penomoran ayat dalam
karyanya, “Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani”, edisi tahun 1551. Hasil kerja Robert Estienne inilah yang diterima
luas, dan sekarang digunakan dalam hampir semua Kitab Suci modern.
11. Kitab apa sajakah yang disahkan Gereja Katolik sebagai Kitab Suci?
Jauh sebelum terjadi perpecahan oleh kelompok
Protestan, ada banyak versi-versi Kitab Suci yang beredar pada masa itu. Dan
ada banyak juga kesalahan-kesalahan yang disengaja – muncul kelompok heretic
(penafsir dan pengajar sesat atau bidaah). Mereka itu sengaja melawan Gereja
dan menyebarkan ajaran-ajaran ciptakan sendiri. Tetapi Ada juga
kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, “human error”. Apalagi pekerjaan
menyalin Kitab Suci itu hanya dilakukan dengan tulisan tangan, ayat demi ayat,
yang banyak menghabiskan waktu dan tenaga.
Maka Guyss.... pada saat Konsili
di Florence pada abad XV, Gereja Katolik menegaskan lagi keputusan dari
konsili-konsili sebelumnya, tentang kitab-kitab yang diterima sebagai Kitab
Suci.
Setelah peristiwa Reformasi
Protestan, melalui Konsili Trente (1546), Gereja Katolik mengeluarkan ketetapan
baku (dekrit), yang mensahkan Vulgata (versi bahasa Latin) sebagai satu-satunya
versi yang diakui dan sah dipakai umat Katolik. Kitab Suci ini direvisi oleh
Paus Sixtus V (1590) dan juga oleh Paus Clement VIII (1593).
Tahap
terakhirnya adalah pada waktu dilakukan konsili Vatikan I, kembali Gereja
Katolik menegaskan keputusan konsili-konsili sebelumnya tentang Kitab Suci.
Inilah
Daftar Kitab yang diterima Gereja Katolik sebagai Kitab Suci dan ringkasan isinya. Kitab Suci
terdiri dari 2 jilid:
·
Kitab
Suci Perjanjian Lama
- Kitab Suci Perjanjian Baru
a. Perjanjian Lama :
Perjanjian lama ditulis dalam 3 bahasa: sebagian
besar dalam bahasa Ibrani kuno (akhir-akhir ini dipakai kembali sebagai bahasa
nasional Isael), sebagian kecil ditulis dalam bahasa Aram (yaitu Kitab Ezra dan
sebagian Kitab Daniel), tetapi yang dalam bahasa Aram tidak dipakai lagi saat
ini. Bahasa Aram hanya dipakai sebagai bahasa harian pada zaman Yesus. Sebagian
kitab juga ditulis dalam bahasa Yunani (2Makabe dan Kitab Kebijaksanaan Salomo)
·
Bagian Pentateukh (Lima gulungan Kitab
/ Torah Musa): Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.
·
Kitab-kitab Sejarah: Mulai saat
pendirian Israel, pembuangan ke Babel sampai dengan menjelang Kristus: Yosua,
Hakim-hakim, Ruth, Samuel, Raja-Raja, Tawarikh, Esra dan Nehemia, Makabe,
Tobit, Ester, Yudit.
·
Kitab-kitab Sastra Kebijaksanaan:
Mazmur, Ayub, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin
Sirakh
·
Kitab Nabi-Nabi: Kitab nabi-nabi dikelompokkan menjadi dua berdasar
banyaknya atau panjangnya tulisan. Nabi-nabi
besar (ada 4 Nabi): Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel. Nabi-nabi kecil (12 nabi): Hosea, Yoel,
Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zafanya, Hagai, Zakharia,
Maleakhi.
·
Kitab Barukh dan
Ratapan disendirikan: Barukh tentang kisah orang-orang Israel perantauan
menjelang perjanjian baru. Ratapan berisi kumpulan lagu dukacita atas
kehancuran Israel oleh Kerajaan Babel.
b. Perjanjian Baru :
1.
Keempat Injil :
·
Matius : ditujukan pada orang Israel yang telah percaya pada Yesus,
entah di Palestina atau diperantauan, Injil menekankan Yesus sebagai Raja yang
mulia, Sang Mesias dari Allah, Injil Matius dilambangkan dengan manusia
bersayap.
·
Markus : Injil markus adalah Injil yang pertama ditulis, Ia menulis
untuk seluruh warga Kristen yang masih baru, maka tujuan tulisannya
pertama-tama ingin meneguhkan jemaat Kristen perdana, karena itu bahasanya
lebih sederhana. Injil Markus menegaskan bahwa Yesus memang adalah “Yang
Terpilih”. Injil Markus dilambangkan dengan seekor Singa.
·
Lukas : Injil Lukas ditulis bersama Kisah para Rasul, ditujukan bagi
orang-orang Kristen yang tersebar di luar Palestina, karena itu ia seringkali
dalam Injilnya menjelaskan berbagai tradisi orang Yahudi untuk para pembacanya.
Ia menyusun Injilnya dengan bahasa yang halus dan teliti (karena Lukas adalah
seorang terpelajar). Injil Lukas dilambangkan dengan seekor sapi jantan yang
bersayap.
·
Yohanes: Injil Yohanes ditulis bersama-sama dengan 3 surat Yohanes dan Kitab
Wahyu. Injil ini ditujukan bagi pembaca kaum Yunani, karena itu bahasanya
sangat tinggi dan bernilai filsafat mendalam, menggunakan bahasa yang sangat
berbeda dengan ketiga Injil yang lain. Injil Yohanes menekankan ajaran-ajaran
Kristen mengenai keutamaan-keutamaan rohani di atas hal-hal duniawi, karenanya
Injil Yohanes dilambangkan dengan burung rajawali. Perlu pelajaran khusus untuk
mendalami Injil ini.
2. Kisah
Para Rasul: Kisah jemaat perdana setelah Yesus naik ke surga. Mulai dari
persatuan jemaat mula-mula dengan umat Yahudi, pertobatan Paulus sampai dengan
terbentuknya jemaat Kristen dari kalangan luar Yahudi.
3. Surat-surat
Paulus: terdiri dari surat-surat Paulus, kepada jemaat-jemaat Kristen di
luar Palestina, dengan masalahnya masing-masing yang khas, juga kepada
orang-orang tertentu yang dikenalnya: Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi,
Kolose, Tesalonika, Timotius, Titus, Filemon. Surat kepada orang Ibrani
disendirikan karena diyakini tidak ditulis oleh Paulus, walaupun memakai
‘bahasa’ Paulus.
4. Surat-surat Katolik: Surat-surat para rasul kepada jemaat Kristen universal (katolik),
berisi ajaran dan anjuran tentang keutamaan-keutamaan Kristen: Yakobus, Petrus,
Yohanes, Yudas.
5. Wahyu kepada Yohanes: Kitab yang
penuh simbol dan makna, tidak mudah memahaminya, berisi tentang nubuat-nubuat
dan tanda-tanda. Perlu pelajaran khusus untuk mendalami Kitab ini, terutama
Sejarah Kristen dan Filsafat Yunani dan Ibrani.
Penjelasan Tentang
Deuterokanonika :
·
Disebut Apokrip oleh
gereja protestan: Kitab yang dapat baik dibaca dipelajari tapi bukan termasuk
Kitab Suci.
·
Diakui sebagai bagian
dari Kitab Suci oleh Gereja Katolik, Anglikan
dan Gereja Ortodoks Yunani.
·
Gereja Katolik
meneruskan tradisi dan ketetapan jemaat Kristen perdana waktu itu, sementara
jemaat reformasi kembali menyesuaikan diri dengan daftar kitab yang dikeluarkan
oleh para ahli Yahudi tersebut.
Kesimpulan
Guysss..... please ini diingat
dan dipegang sebagai pengetahuan yang penting tentang Kitab Suci kita ya...
1.
Berdasarkan sejarah,
yang disebut Kitab Suci adalah sebuah Kitab Gereja Katolik.
2. Perjanjian Baru ditulis, disalin dan dikoleksi oleh umat Kristen
Katolik.
3. Kanon resmi dari kitab-kitab yang membentuk Kitab Suci - Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru - ditentukan secara penuh kuasa oleh Gereja Katolik
pada abad IV.
4. Oleh karena itu, dari Gereja Katolik-lah kaum Protestan bisa memiliki
Kitab Suci.
5. Menuruti akal sehat dan logika, Gereja Katolik yang memiliki otoritas
untuk menentukan Firman Allah yang infallible (tidak bisa sesat), pasti juga
Gereja Katolik memiliki otoritas yang infallible – (tidak bisa sesat), dan juga
bimbingan dari Roh Kudus.
6. Seperti telah kamu semua ketahui sekarang; kalau kita menolak ajaran
oleh Gereja Katolik, pastilah sama sekali kita tidak memiliki dasar untuk
percaya apakah tulisan dalam Kitab Suci benar Firman Allah yang asli atau
tidak. Tetapi kalau kita anda percaya kepada isi Kitab Suci sebagai yang benar,
berarti kita harus percaya kepada otoritas Gereja Katolik yang menjamin
keaslian Kitab Suci.
7. Makanya harus kamu tahu juga, sangat aneh kalau orang Protestan
menerima Kitab Suci tetapi menolak otoritas Gereja Katolik. Logikanya itu
begini lhooo.... orang Protestan seharusnya tidak mengutip isi Kitab Suci sama
sekali, karena mereka tidak memiliki pegangan untuk menentukan kitab-kitab mana
saja yang asli, kecuali tentunya kalau mereka menerima kuasa pengajaran dari
Gereja Katolik.
8. Istilah Deuterokanonik
(kanon kedua – pada abad XVI) ketika Martin Luther (kelompok protestan) menolak
Kitab PL dalam Septuaginta, yang diterjemahkan dari bahasa Yunani. Protestan
hanya mengakui Kitab PL dari bahasa Ibrani (bahasa ibrani hanya dipakai oleh
orang Yahudi), yang disebut sebagai Protokanonik
(kanon pertama).
9. Alasan Protestan mengikuti Hieronimus, kitab dalam bahasa Yunani boleh
dibaca untuk memberikan pengajaran dan teladan hidup, tetapi tidak boleh
dipandang sama seperti Kitab lainnya. Jadi hanya kitab dalam bahasa Ibrani yang
adalah Kitab Suci.
10. Katolik memakai kitab Deuterokanonik
sama seperti kitab lainnya dalam Kitab Suci, yaituu sebagai Sabda Allah.
Katolik setia memakai kitab yang diterjemahkan dari bahasa Yunani (bahasa resmi
untuk semua pihak pada jaman Yesus), yaitu Septuaginta, yang sudah dipakai
sejak Gereja perdana, sebagai Tradisi Iman. Sikap ini ditegaskan pada saat
konsili Terente, bahwa kitab PL ada 45 (termasuk Deuterokanonik).
11. Kaum Protestan menyebut kitab Deuterokanonik sebagai kitab apokrip
(tidak dikenal = tersembunyi). Tetapi sebenarnya dengan istilah apokrip, protestan mau mengatakan dalam
arti kitab pseudepigrapa (tiruan atau palsu). Sedangkan bagi Katolik yang
pantas disebut apokrip (palsu) adalah
Injil Thomas, Injil Magdalena, Injil Yudas, wasiat Musa, dll.
12. Selain kitab-kitab Deuterokanonik,
Martin Luther (penggagas kelompok Protestan) juga menolak empat kitab dalam
Perjanjian Baru, yaitu: Surat Ibrani, Surat Yakobus, Surat Yudas, dan Kitab
Wahyu. Keempatnya hanya dilihat sebagai lampiran atau tambahan pada PB, sama
dengan ketujuh kitab Deuterokanonik
dalam PL.
13. Gereja Katolik sudah menetapkan secara permanen Kanon Kitab Suci pada
konsili Trente 8 April 1546, dalam dekrit De
Canonicis Scripturis (tentang Kanon Kitab Suci). Penetapan ini hanya
menegaskan dari apa yang sudah dihayati dan diakui sejak jaman Para Rasul.
12.
Perbedaan dan Persamaan Antara Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB)
Adakah perbedaan antara PL dan PB? Tentu saja
ada, tetapi perbedaan yang dimaksud
bukan berarti adanya pertentangan, saling berlawanan. Perbedaan keduanya
lebih dalam hal jangkauan dan keluasan pembahasannya, namun demikian PL dan PB
tidak saling bertentangan.
Sementara
Persamaan antara PL dan PB tidak dimaksudkan bahwa keduanya untuk sejajar dalam
kedudukan dan nilainya begitu saja. Persamaan
yang dimaksud bahwa PL dan PB adalah dua “perjanjian” yang kebenarannya saling
menguatkan satu dengan yang lain.
Contoh perbedaan
PL dan PB:
1.
PL bercerita tentang hubungan
Allah dengan bangsa Israel, tetapi PB lebih banyak bercerita tentang hubungan
Allah (melalui Yesus dan Para Rasul) dengan jemaat-Nya (gereja-Nya).
2.
PL menolong kita mengerti
sifat-sifat Allah yang suci, adil dan benar, tetapi PB lebih menekankan kepada
sifat-sifat Allah yang kasih, sabar dan pemurah.
3.
PL memberikan panggilan
keselamatan dari satu orang (Abraham) kepada satu bangsa (Israel). Tetapi PB
memberikan panggilan keselamatan dari satu bangsa (Israel) kepada bangsa-bangsa
lain.
4.
PL memberikan gambaran penebusan
dosa melalui korban bakaran yang tidak sempurna karena harus dilakukan
berkali-kali, tetapi PB memberikan aplikasi penebusan yang sempurna dalam Yesus
Kristus, yang dilakukan sekali dan untuk selama-lamanya.
Contoh persamaan
PL dan PB:
1.
PL percaya pada Allah sebagai
Pencipta alam semesta dan isinya demikian juga PB.
2.
PL menceritakan tentang kejatuhan
manusia ke dalam dosa, PB menegaskan bahwa dosa telah menguasai manusia.
3.
PL mencatat bagaimana Allah
menyatakan Diri-Nya dan kehendak- Nya dan PB secara konsisten melihat penyataan
Diri Allah itu secara lebih luas dan lengkap.
4.
PL melihat bayang-bayang janji
keselamatan, PB melihat fakta janji keselamatan itu dengan jelas.
5.
PL membicarakan nubuat Mesias
yang akan datang sedangkan PB menggenapkan nubuat datangnya Mesias di dalam
Yesus Kristus.
13. Bagaimana Membaca PL
dan PB dalam Kitab Suci?
PL dan PB adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. PL dan PB yang berdiri sendiri adalah seperti satu bagian
cerita yang belum selesai atau seperti satu pembahasan yang tidak memiliki
kesimpulan (konklusi).
PL adalah
sepenuhnya Firman Allah, yang berisi cara Allah memperkenalkan Diri- Nya dan
rencana-Nya. Poin penting inilah yang dikembangkan dan terus menerus semakin
diperjelas dan dipertegas dengan lebih lengkap sampai kepada puncaknya, yaitu
ketika Allah memperkenalkan Diri-Nya dalam Yesus Kristus di Perjanjian Baru.
Maka Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah, dan masing-masing
adalah “bagian” dari Kebenaran Firman Allah. Tetapi kamu harus tahu dengan baik
ya, yang disebut “bagian” bukanlah keseluruhan. Itu berarti baru akan lengkap
dan sempurna kalau antara PL dan PB itu dibaca dalam satu kesatuan. PB jelas
tidak lengkap tanpa PL. Ketergantungan PB pada PL ditunjukkan bahkan dari
pertama halaman kitab PB dimulai. Contohnya, Mat. 1:1 "Inilah silsilah
Yesus...." nah.. kamu baru akan tahu seluruh urutan nama-nama dalam
silsilah Tuhan Yesus itu, hanya kalau
membaca dahulu dan mempelajari PL.
PL
ingin memimpin pembacanya kepada Kristus, sebagai puncak berita yang ingin
disampaikan oleh Kitab Suci; karena Yesus Kristus itu pengantara bagi
Perjanjian yang baru (Ibr. 9:15). Seluruh rangkaian peristiwa PL, juga termasuk
pengajaran-pengajaran hukum dan nubuat-nubuat yang disampaikan oleh para
nabi-nabi PL; semuanya itu (baik secara langsung maupun tidak langsung)
menunjuk kepada gambaran akan kedatangan, hidup dan misi Kristus di dunia ini.
Ada beberapa inti kesimpulan harus diperhatikan kalau kita membaca baik PL dan
PB, yaitu:
a.
Yesus
adalah pusat dari sejarah PL
Ketika
berjalan dengan dua murid di jalan Emaus, Lukas mencatat bahwa "Ia (Yesus)
menjelaskan kepada mereka apa YANG TERTULIS TENTANG DIA dalam SELURUH KITAB SUCI,
mulai dari KITAB-KITAB MUSA dan segala KITAB NABI-NABI."
b.
Yesus
adalah penggenapan Hukum Taurat
Dalam
Mat. 5:17 Yesus berkata, "jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk
meniadakan HUKUM TAURAT atau KITAB PARA NABI. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya."
c.
Yesus
adalah penggenapan dari nubuat-nubuat PL
Tuhan Yesus berkata kepada 10 murid-Nya yang
dicatat di Lukas 24:44-47, "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua
YANG ADA TERTULIS tentang AKU dalam KITAB TAURAT MUSA dan KITAB NABI-NABI DAN
KITAB MAZMUR. Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab
Suci. Kata-Nya kepada mereka: Áda tertulis demikian: Mesias harus menderita dan
bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya
berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem."
d.
Namun suatu teguran yang sangat
ironis karena sekalipun Allah telah menyatakan maksud rencana-Nya dalam Yesus
Kristus melalui para nabi dan utusan-utusan-Nya, bangsa Yahudi tetap saja
menolak Yesus dan tidak mau menerima Dia. Seperti yang dikatakan dalam Yoh.
5:39.40, ketika Yesus sedang bercakap-cakap dengan orang-orang Yahudi, Ia
berkata: "Kamu menyelidiki KITAB-KITAB SUCI, sebab kamu menyangka bahwa
oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu TIDAK MAU DATANG KEPADA-KU untuk memperoleh
hidup itu."
e.
Oleh karena itu pada bahasan yang
terakhir ini, marilah kita menyadari betapa pentingnya menempatkan Kristus
sebagai pusat sejarah PL dan PB. Karena di dalam Kristuslah kita dapat melihat
kepenuhan Allah dinyatakan. Biarlah mulai saat ini kita bisa melihat PL dengan
terang PB, supaya kita dapat menggali kekayaan Firman Tuhan (Alkitab) dengan
sebaik mungkin.
Catatan
Tambahan cara membaca teks:
1.
Luk.
3:1 dibaca:
Injil menurut Santo Lukas bab 3, ayat 1.
2.
Luk.
3:1-10 dibaca: Injil menurut Santo
Lukas bab 3, ayat 1 sampai ayat 10.
3.
Luk.
3:1-10. 15 dibaca: Injil
menurut Santo Lukas bab 3, ayat 1 sampai ayat 10, dan ayat 15.
4.
Luk.
3:1-10. 15. 4:1 dibaca: Injil menurut
Santo Lukas bab 3, ayat 1 sampai ayat 10, dan ayat 15, dilanjutkan bab 4, ayat
1
5.
1
Yoh. 2:1-4 dibaca: Surat Pertama
Rasul Yohanes bab 2, ayat 1sampai ayat 4
6.
3
Yoh 1-4 dibaca: Surat ketiga
Rasul Yohanes ayat 1 sampai ayat 4 (karena surat ini hanya punya 1 bab saja,
jadi bab tidak disebut).
7.
Fil.
1-3 dibaca: Surat Rasul
Paulus kepada Filemon ayat 1 sampai ayat 3
8.
2
Tes. 1:1-5 dibaca: Surat kedua
Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika bab 1, ayat 1 sampai ayat 5
9.
Ibr.
1:1-4 dibaca: Surat kepada
Orang Ibrani bab 1, ayat 1 sampai ayat 4
10. Kej. 1:1-10 dibaca:
Kitab Kejadian bab 1, ayat 1 sampai ayat 10
11. Yes. 1:1-10 dibaca:
Kitab (Nubuat) Yesaya bab 1, ayat 1 sampai 10
12. 1 Sam. 1:1-10 dibaca:
Kitab Pertama Samuel bab 1, ayat 1 sampai 10
13. 2 Taw. 1:1-10 dibaca:
Kitab Pertama Tawarikh bab 1, ayat 1 sampai 10
14. Kis. 1:1-10 dibaca:
(Kitab) Kisah Para Rasul bab 1, ayat 1 sampai 10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar