Minggu, 05 Juli 2015

Angeline



Angeline Dipolitisasi

Indonesia dihebokan dengan kasus hilangnya gadis cilik, Angeline,  yang kemudian hari ditemukan tewas dan terkubur di halam rumah orang tuanya. Teka teki dalang pembunuh dan motif pembunuhan pun susah ditebak. Kemudian pihak berwajib mencoba menetapkan Agustinus Tai Hamdani sebagai aktor tunggal pembunuhan Angeline. Pihak berwajib mengembangkan lagi kasus ini untuk menjaring pelaku baru  pembunuhan ini.  Margriet berhasil dijaring oleh pihak berwajib sebagai pelaku berikutnya.  Kota Padora ada di tangan pihak berwajib, dan kesempatan mereka untuk membuka satu persatu, kelihatannya begitu elegant, bukan???

Kasus Angeline adalah kasus lumrah terjadi di republik ini, bahkan ada kasus lain yang lebih sadis dan tajir tetapi tidak dieksploitasi besar-besaran. Tetapi kasus Angeline tampaknya sangat menghebokan republik  ini.  Setiap hari kabar berita tentang Angelina tak pernah habis. Kasus Angeline seperti sinetron Ganteng-ganteng Serigala atau sejenisnya, yang terus bersambung. Kapan ending-nya? Kasus Angeline satu sisi membawa penderitaan  dari pihak keluarga, tetapi di sisi lain membawa kegembiraan, harapan, keuntungan, dan popularitas bagi para penguasa di negeri ini.


Pihak media, seperti TVONE setiap hari nonstop mengupas tuntas kasus Angelina.  Sebagai warga yang baik saya mengapresiasi cara TVONE ini. Namun, lama kelamaan timbul juga pertanyaan, “Apa motifasi TVONE memberitakan terus kasus Angeline ini ?”.  Tampak sekali TVONE hendak memojokan pemerintahan sekarang ini, dan sekaligus mengangkat pamor Aburizal Bakrie (ARB) sebagai pemerhati rakyat kecil. Kasus Angeline menguntungakn para anggota dewan terhormat di Negara ini, apa lagi sekarang menjelang Pemilukada, kesempatan untuk menarik simpati masyarkat dengan mencuatkan terus isu Angelina. Para anggota dewa tampil seakan-akan sebagai penyelamat dan solider dengan rakyat kecil, lamah dan terpinggirkan. Kasus Angeline membuat citra polisi semakin terangkat, paling tidak menghapus memori warga tentang kasus kriminalisasi  polri terhadap KPK, dan sekaligus menguntungkan para pengacara untuk menambah pudi-pundi selama masa puasa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar