Minggu, 24 November 2013

Yang penting ENDING-nya



Awal dan Akhir Sama?????
“kami mengawali dengan keluhan”. Ini adalah ungkapan hati seorang animator ketika pertama kali memimpin sebuah pertemuan. Sang animator  berinsiatif mengumpulkan para pendamping BIAR di sebuah paroki, hanya sekadar untuk mengetahui  pengalaman mereka selama mendampingi  kegiatan tersebut. Mereka berjumlah 6 orang sekaligus perwakilan dari komunitas di wilayah paroki tersebut. Mereka adalah utusan komunitas, berarti orang-orang terpilih untuk mewakili suara komunitas. Sebelum pertemuan, mereka sudah mengatakan, “ jagan lama-lama pertemuannya,  ya”.  Sambil mengatakan demikain, mereka juga memberikan alasan-alasannya,  seperti  kisah Lukas tentang Hal Mengiktui Yesus (bdk. Luk. 9 : 57 - 62). Sang animator pun mengikuti keinginan mereka, dengan harapan semoga semakin singkat waktu semakin efektif hasil pertemuan”.
Mereka  memakai metode tujuh langkah untuk pertemuan. Mereka juga menggunakan  slide menampilkan profil KKI, supaya kelihatan tak terlalu kolot gitu. Ternyata pertemuan ini kurang  menarik buat peserta, malahan mereka sibuk dengan BBM, ada juga mulai menguap, dan ngantuk, walaupun jarum jam masih pkl 20.00 wib. Melihat situasi yang kurang menguntungkan ini,  setting pertemuan pun diubah dengan sharing pengalaman sebagai animator/animatris, diselingi dengan film animasi singkat, lucu dll. Rasanya kami sudah melanggar metode sharing tujuh langkah secara tahu dan mau”, guman sang animator dalam hatinya. Tampaknya para peserta mulai menggeliat seperti cacing kepanasan dengan cara seperti ini.
Pertanyaa singkat diajukan, “apa pengalaman yang menarik selama menjadi animator/animatris BIAR?. Pertanyaa ini segaja diajuhkan untuk mengali kisah indah dan positif dari mereka…alias belajar melihat realitas secara positif…Positif thinking gitu lho…”.  Ternyata harapan ini meleceng jauh, justru yang disaharingkan adalah sederetan litani penderitaan, keluhan dan nyaris tak ada harapan yang menggembirakan sebagai  seorang animator/animatris. Lebih mengharuhkan lagi adalah sharing ini tidak sesuai dengan pertanyaan reflektif tersebut.
Akhirnya mereka menutup pertemuan  dengan kata penegasan dan peneguhan. Pertemuan kami sangat singkat dan hasilnya pun sangat efektif yakni  “mengawali dengan keluhan dan mengakhirinya juga dengan keluhan“.  Sebagai kata peneguhan,  sang animator mengatakan,  “semoga kita tetap semangat ya”. Sambil dia meminta peserta  buka Puji Syukur No. 52, bernyanyi bersama dengan penuh semangat, sambil bergoyang:
Kristus bangkit, Kristus mulia, mari kita wartakan
Yang jahat dikalakan-Nya, mari kita wartakan
Maut dihancurkan-Nya, Kristus pemenang jaya.

Dalam duka ada suka, mari kita wartakan
Dalam maut ada hidup, mari kita wartakan
Salib sumber bahagia, Kristus pemenang jaya.

Yesus sudah dimuliakan, mari kita wartakan,
Roh-Nya mendampingi kita, mari kita wartakan
Naynyikanlah pujian, Kristus pemenang jaya.

Kamis, 21 November 2013

JANGAN LUPA YAAAAAA



Mereka ada “di tangan” kita
Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalang”. Ungkapan ini hendak menyampaikan bahwa setiap generasi memiliki waktu, tempat, habitus dan kisahnya sendiri. Dunia anak dan remaja sekarang berbeda dengan dunia anak dan remaja kita dulu, dunia anak dan remaja juga berbeda dengan dunia orang muda atau dewasa. Dunia anak penuh dengan kegembiraan, polos, jujur, terbuka, rasa ingin tahu, tak berdaya dan solidaritas. Sementara dunia remaja dihiasi dengan kegembiraan, energik, persahabatan yang eksklusif, keratif, rasa ingin tahu kuat dan keinginan untuk bereksperimen. Dunia remaja juga diliputi  rasa cemas, gelisah, binggung,  tidak berdaya dan pencarian akan identitas, turut mempengaruhi sikap apatis di dalam diri mereka. Dalam wajah anak dan remaja seperti ini, apa yang bisa kita buat untuk menolong mereka tumbuh dalam iman akan Kristus, sehingga kelak berpartisipasi aktif  dalam gereja dan masyarakat, (misi ad intra, ad extra)?

Gereja katolik selalu memberikan perhatian kepada pembinaan dan pendampingan anak dan remaja, karena mereka adalah benih-benih yang sedang tumbuh menentukan hidup gereja. Komentar seorang sahabat waktu di JAMNAS Palasari-Bali, “Lihatlah ribuan anak dari Sabang sampai Marauke, mereka adalah wajah Gereja Katolik Indonesia, jika kita salah mendidik mereka maka hancurlah wajah Gereja Indonesia”. Komentar sahabat ini mengandung unsur kegembiraan dan kecemasan.

Kegembiraan: (1) Antusias anak dan remaja - yang dijiwai 2D2K - dari persada nusantara ini mengisyaratkan bahwa wajah Gereja Indonesia tetap ada dan semangat memaklumkan Nama Yesus untuk abad-abad berikutnya. (2) Anak dan remaja persada nusantara memiliki mental teguh sebagai misionaris cilik. Hal ini tampak dari antusias mereka waktu JAMNAS,  yakni:  mengikuti acara demi acara dengan tekun, disiplin dengan aturan dan waktu, menerima situasi apa adanya, tak mengeluh, tetap ceriah dan semangat. (3) Anak dan remaja menyadari bahwa mereka berbeda secara kultur tetapi itu tidak memisahkan mereka, justru berbeda itu membuat mereka bersatu. Slogan yang mereka ungkapkan waktu itu adalah “kami adalah satu sebagai sahabat-sahabat Yesus. (4) Anak dan remaja persada nusantara memiliki iman teguh, seperti pengetahuan iman katolik cukup bagus, aktif dalam doa dan Ekaristi, cukup bagus mengungkan refleksi hidup dalam sharing Injil.

Kecemasan: (1) Anak dan remaja masih labil, masa pencarian jati diri, apa bila mereka tidak diarahkan pada suatu dasar iman yang kokoh, mereka pasti akan mengalami ketidakpastian hidup. (2) Masih banyak anak dan remaja katolik belum tersentu dalam pembinaan iman dan kepribadian. Terlebih anak dan remaja yang hidup dan bertumbuh dalam keluarga yang bukan katolik atau keluarga katolik tetapi sangat apatis dengan kehidupan iman katolik. (3) Tawaran dunia sekarang ini lebih menarik dan menjanjikan serta memikat hati generasi muda, dibandingkan dengan kehidupan mengereja.
Untuk mengurangi kecemasan dan mempertahankan kegembiraan dari sahabat tersebut, maka kita mempunyai tanggung jawab besar untuk mendampingi anak dan remaja kita. Di sini membutuhkan banyak pihak untuk ambil bagian dalam pembinaan dan pendampingan anak dan remaja, seperti orang tua, para guru katolik, Komunitas (KBG), animator/animatris, dan para gembala umat. Apabila kita ingin supaya wajah gereja kita kedepan tidak buram, maka sekarang (hit et nunc) kita harus bekerja tanpa mengenal lelah dan tak mengeluh mendampingi anak dan remaja kita.


Rabu, 20 November 2013

Pendampin BIAR



Spiritualitas dan misi animator-animatris
bina iman anak dan remaja

Siapakah Animator-animatris

Penggerak misi/Pendamping iman.
Pewarta Kabar Gembira yang penuh semangat dan penuh pengabdian, (misi Ad Gentes)
Pendamping iman yang rela berbagi tanggung jawab dengan orangtua – menjadi orangtua kedua.
Pendamping iman, pencinta, sahabat  dan teman yang dekat dengan anak-anak dan remaja.
Mereka melayani dan membimbing anak-anak kepada Tuhan.
Memberikan diri  dengan hati dan cinta untuk mendidik anak-anak menjadi sahabat Yesus dan misionaris Yesus.
Rela berbagi tanggung jawab dalam Gereja, ikut ambil bagian dari ‘peran kegembalaan Kristus’, mencintai dan memperhatikan anak-anak.

Hakekat, Hidup dan Pelayanan Animator-Animatris
Memiliki kepribadian yang matang sebagai manusia/ integritas diri.
Orang katolik yang baik, seimbang dalam hidup doa dan karya.
Rela berbagi iman,  berbelarasa, menjadi kecil, rendah hati dan menjalin persahabatan  yang serasi dengan anak-anak.
Insiatif ,kreatif, inovatif untuk mencari sesuatu baru dan menyegarkan baik dalam hal isi maupun metode pendampingan yang sepadan dengan selera, daya serap dan kebutuhan anak.
Mampu membimbing anak-anak dengan pengetahuan dan ketrampilannya
Mampu mengadakan promosi misioner dan membangun kerja sama misioner di antara anak-anak.
Mereka tinggal bersama Yesus, bersahabat dengan Dia dan memiliki komitmen yang tinggi seperti Yesus
Mereka membentuk dan menghidupkan persekutuan Gerejani yang konkret dalam komunitas.
Mereka menjadi ‘chanel’ - ’saluran’ persekutuan dengan anak-anak lain dan dengan kelompoknya
Mampu mempengaruhi dan menjiwai orang lain dengan antusiasme / semangat misioner pribadi
Pergi atas nama Yesus dan dengan kuasa Yesus untuk mewartakan Kabar Baik kepada anak-anak dan remaja
Berdoa secara tekun dan memberi hidup sepenuhnya demi perwujudan misi gereja
Dapat memadukan secara baik pelayanan misioner dengan rencana pastoral keuskupan dan paroki
Dapat memadukan secara baik pelayanan misioner dengan rencana pastoral keuskupan dan paroki
Terlibat aktif pada pelbagai kegiatan misioner di dalam komunitas gereja lokal.
Mengabdikan diri dengan sepenuh hati kepada pelayanan misioner untuk
anak-anak dan remaja.

Peran dan Tanggung Jawab Animator-animatris

Menjadi pandamping rohani dan teladan iman yang hidup dan iman yang dapat dibagi dengan anak-anak.
Terdorong untuk menghidupkan semangat kekudusan di antara para misionaris dan komunitas Kristen, khususnya di antara mereka, (RM 90).
Menjadi motivator dan fasilitator untuk pengembangan hidup rohani anak-anak dan memberi teladan hidup yang saleh
Membimbing anak-anak untuk memandang segala sesuatu yang mereka kerjakan atau katakan sebagai bagian dari tanggung jawab mereka untuk keselamatan orang lain
Menghimpun anak-anak untuk menyiapkan berbagai doa dan program kerja.
Menunaikan
tanggung jawab pastor paroki dalam mengkonkretkan cinta kegembalaan Kristus terhadap kawanan kecil anak-anak
Memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang memiliki latar belakang emosional atau psikologis yang sulit.
Mendorong anak-anak untuk memberikan kesaksian yang penuh cinta kepada Yesus dalam hidup sehari-hari .
Membantu mengembangkan ‘ kepekaan sosial dan rasa solidaritas dalam diri anak-anak
Melindungi mereka dari kekuatan yang memusuhi, dan menuntun anak-anak kepada Tuhan








KKI....?????



KKI.......?????
Kita Tahu dan Sekaligus Tidak Tahu
Karya Kepausan Indonesia (KKI) adalah satu lembaga yang memiliki empat pilar, yakni: Serikat Kepausan Penggembangan Iman, Serikat Kepausan Anak-Anak dan Remaja Misioner, Serikat Kepausan St. Petrus Rasul untuk Penggembangan Panggilan,  dan Serikat Kepausan Para Imam, Religius dan Awam. Namun, sejuah ini untuk Keuskupan Pangkalpinang, Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner mendapatkan perhatian lebih baik dibandingkan tiga pilar yang lain. Hal ini dapat dilihat pelaksanaan program di tingkat KBG, Paroki dan Kevikepan. Program-program itu diwujudkan melalui berbagai kegiatan, seperti Sekolah Minggu, Bible Camping, Aksi Tiga Raja, Jambore dan Soma.
Alasan utama KKI Keuskupan Pangkalpinang lebih menggembangkan Serikat Kepausan Anak dan Remaja, adalah:
·        Anak dan remaja adalah penerus eksitensi gereja keuskupan pangkapinang, maka mereka harus “didirikan” di atas wadas iman katolik yang kuat dan kokoh.
·        Visi Gereja Pangkalpinang adalah bertekad menjadi gereja partisipatif, maka umat  (anak dan remaja) dilatih dan dibiasakan sejak usia dini terlibat aktif dalam kegiatan pastoral gereja.
·        Mencegah dan membentengi generasi muda dari tawaran dan  pengaruh buruk duniawi.
·        Anak dan Remaja dilatih untuk mengembangkan bakat dan kemampuan atau potensi dirinya dalam berbagai kegiatan bina iman.
·        Menyadarkan anak dan remaja bahwa hakikat gereja dalah misioner, melalui doa, derma, kurban dan kesaksian (2D2K).
Prioritas KKI Keuskupan pangkalpinang lebih berorientasi pada pilar karya Kepausan Anak dan remaja itu, ternyata di sisi lain membawa kabar yang menyedihkan. Kabar yang menyedihkan itu adalah pemahaman umat, para imam dan kaum religius di keuskupan ini tentang KKI hanya sebatas mengurusi anak dan remaja alias BIAR doang. Oleh karena itu, tugas kita semua, terutama petugas pastoral mensosialisasikan hakikat, peran dan fungsi dari KKI itu.