Kamis, 30 Oktober 2014

An4k Pulau: DPR Kura-kura Dalam Perahu

An4k Pulau: DPR Kura-kura Dalam Perahu: DPR   antara ADA dan TIADA Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk saat ini antara ada dan tiada tidak penting bagi rakyat. Bagi saya D...

DPR Kura-kura Dalam Perahu

DPR  antara ADA dan TIADA
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk saat ini antara ada dan tiada tidak penting bagi rakyat. Bagi saya DPR adalah kumpulan para penjahat  berdasi. Para penjahat yang dipelihara oleh negara dan diberi makan oleh rakyat. DPR adalah kumpulan orang  bejat otak dan moral. Mereka doyan membuat undang-undang  untuk melegitimasikan kejahatannya. Mereka bangga memakai fasilitas negara dan sekaligus bahagia mencuri harta bangsa. DPR adalah kumpulan orang-orang muka tebal dan tidak memiliki habitus rasa malu.  Mereka menjaga kerapihan dan suka disapa Pak/Ibu Dewan. DPR adalah kumpulan orang-orang rakus. Mereka berkelahi dan saling menghojat apa bila kurang mendapatkan jatah. Mereka suka tampil dan banyak bicara, namun mulut mereka bau busuk.

Gedung DPR itu seperti Kura-kura. Tetapi saat ini boleh dikatakan GEDUNG KURA-KURA BERBISA, karena telah menjadi  tempat untuk para penjahat menyusun strategi kejahatannya. Gedung kura-kura ini telah menjadi saksi bisu pementasan arogansi manusia.  Lakon asusila, amoral dan kriminalitas sudah dan sedang dipentaskan oleh para penjahat di Gedung Kura-kura ini. Sekarang ini,  Gedung Kura-kura menjadi arena gulat penjahat  Merah Putih (KMP)  dan penjahat Indonesia Hebat (KIH). Gedung Kura-kura akan  dibuka 24 Jam mirip seperti Rumah Sakit. Nanti ada tulisan di depan gedung itu: “GEDUNG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI (GEDUNG KURA-KURA) DIBUKA 24 JAM”.


Rabu, 29 Oktober 2014

An4k Pulau: Model Kepempinan Jokowi-JK

An4k Pulau: Model Kepempinan Jokowi-JK: Kepemimpinan Jokowi-JK Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki sesorang untuk mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi orang lain ...

An4k Pulau: Optimis Vs Pesimis

An4k Pulau: Optimis Vs Pesimis: Rakyat Optimis, Elite Pesimis E foria bangsa Indonesia menyambut Presiden Baru, Jokowi dan JK. Ini adalah sebuah sikap  optimisme bangsa ...

An4k Pulau: Demokrat, tahu dirilah

An4k Pulau: Demokrat, tahu dirilah: DEMOKRAT: JANGAN LUPA BERKACA!! Para politikus Partai Demokrat mulai berkoar-koar mengkritik pemerintahan Jokowi.   Seharusnya para p...

An4k Pulau: TVONE MEMANG ANEH TAPI NYATA

An4k Pulau: TVONE MEMANG ANEH TAPI NYATA: TVONE SUKA YANG BEDA TVONE,milik Aburizal Bakrie   ini,   memang selalu tampil beda. Sesuai dengan slogan” Memang Beda”, TVONE se...

TVONE MEMANG ANEH TAPI NYATA



TVONE SUKA YANG BEDA

TVONE,milik Aburizal Bakrie  ini,  memang selalu tampil beda. Sesuai dengan slogan” Memang Beda”, TVONE selalu berjuang untuk tampil lain dari yang lain. TVONE yang memproklamirkan diri sebagai TV PEMILU ini juga selalu tampil beda. Bahkan karena saking BEDA-nya sampai menampilkan berita yang sering bertentangan dengan logika dan akal sehat. Contoh konkret hasil pemilu persiden kemarin, hampir semua media masa mengunggulkan Jokowi-JK, sedangkan TVONE tiba-tiba menampilkan berita kemenangan Prabowo-Hata.
Pada masa pemerintahan SBY, TVONE sebagai media yang getol mengkritik setiap kebijakan SBY. TVONE selalu melihat pemerintahan SBY seakan-akan tidak berbuat apa-apa untuk rakyat Indonesia. TVONE hanya mengatakan setip aksi SBY adalah bentuk pencitraan belaka. Namun, setelah SBY lengser dari kursi kekuasaan, hampir setiap hari TVONE menampilkan berita baik tentang SBY. Contoh berita TVONE, 29 Oktober 2014, pukul 16.00, tentang sikap tenang dari SBY untuk tidak gubris dengan pencemaran nama baik. TVONE mengatakan SBY sangat dewasa dan bijak menghadapi semua persoalan. TVONE membuat perbandingan terselubung antara SBY dan Jokowi. Jokowi menjadi jelek lantaran karena satu orang mencemarkan nama baik Jokowi dan ditangkap oleh pihak keamanan. TVONE meberitakan SBY seperti, “Setitik Susu, rusak nila sebelanga”. Sedangkan Jokowi seperti, “Setitik Nila, rusak susu sebelanga”. Akhirnya kita hanya membuat kesimpulan bahwa TVONE MEMANG BEDA.
Setelah pelantikan Jokowi-JK dan Pelantikan para manteri Kabinet Kerja, hampir semua media masa ramai meberitakan pemerintahan yang baru, sedangkan TVONE sibuk mengupas tuntas SBY bersama istrinya. TVONE menampilkan berita secara detail sejak SBY keluar dari Istana sampai ke Cikeas. Air tertumpah di pipi SBY dan Ibu Ani Yudoyono pun dishoting dan didiskusikan. Rupanya air mata SBY kali ini merupakan air mata berkat bagi TVONE. Saat pelantikan Jokowi-JK di Gedung MPR, gedung kebangaan rakyat Indonesia namun menyimpan “segudang daging busuk”, TVONE sibuk memotret Prabowo dan mengupas tuntas tentang “kenegarawan” Prabowo. Definisi kenegarawanan menurut TVONE adalah tampil beda, dan tidak mau mengakui kegagalan. Akhirnya kita hanya mengatakan TVONE MEMANG BEDA.


Senin, 27 Oktober 2014

Demokrat, tahu dirilah



DEMOKRAT: JANGAN LUPA BERKACA!!
Para politikus Partai Demokrat mulai berkoar-koar mengkritik pemerintahan Jokowi.  Seharusnya para politikus dari partai ini merasa malu karena selama sepuluh tahun berkuasa, mereka   tidak melakukan sesuatu yang baru  untuk Negara ini. Pemerintahan SBY  hanya sibuk melakukan pencitraan diri dan meninggalkan KKN menahun di Negara ini. Alangkah baiknya, para politikus partai demokrat  ini pergi melakukan rekoleksi atau ret-ret agung: kesempatan untuk introspeksi diri.

Selasa, 21 Oktober 2014

Optimis Vs Pesimis

Rakyat Optimis, Elite Pesimis
Eforia bangsa Indonesia menyambut Presiden Baru, Jokowi dan JK. Ini adalah sebuah sikap  optimisme bangsa terhadap pemimpin baru. Rakyat rela mengantri sepanjang hari menyambut kehadiran pemimpin baru. Ini adalah sebuah simbol kesetiaan dan loyalitas bangsa terhadap pemimpin baru. Rakyat memiliki ketulusan hati mendukung pemimpin baru, dan mereka menaru harapan bahwa pemimpin baru ini akan membawa perubahan. Perubahan itu adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu, tenaga dan partisipasi aktif dari seluruh komponen bangsa ini.

Sehari setelah pelantikan Jokowi dan JK menjadi presiden dan wakil presiden VII, mulai muncul rasa pesimisme yang berlebihan bukan dari rakyat, tetapi dari Pers dan segelintir pengamat politik. TVONE, “Memang Beda”, menampilkan narasumber, terutama pengamat politik,  yang rata-rata tidak memiliki harapan hidup. Mereka meramalkan  Jokowi dan JK tidak akan mampu membuat perubahan sesuai dengan janji kompanye mereka.  Ada beberapa elite politik, seperti Fadli Zon,  langsung tagih janji dan meminta Jokowi dan JK langsung bekerja dan memberikan hasil. Andaikan Fadli Zon bisa melakukan itu rakyat akan memilihnya lalu memberikan predikat kepadanya “manusia separuh dewa”.

Senin, 20 Oktober 2014

Model Kepempinan Jokowi-JK



Kepemimpinan Jokowi-JK

Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki sesorang untuk mempengaruhi orang lain. Mempengaruhi orang lain untuk bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Secara umum,  kepemimpinan boleh diartikan sebagai kemampuan untuk memberi pengaruh pada orang lain, sehingga mereka melakukan apa yang diinginkan atau dicita-citakan oleh sang pemimpin. Bisa kita katakan kepemimpinan adalah pengaruh.

H. Norman Scwarzkope mengatakan, “kepemimpinan adalah gabungan dari strategi dan watak. Jika anda harus memilih satu, maka pilihlah watak”. Hari Sabarno mengatakan,  “Pemimpin itu ampuh  namun tidak mematikan , tajam namun tidak melukai, cepat namun tidak mendahului, pandai  namun tidak menipu, dan selalu mawas diri”.  Menurut Ary Ginanjar Agustian, “ Pemimpin adalah seorang yang selalu mencintai dan memberi perhatian kepada orang lain, sehingga ia dicintai. Memiliki integritas yang kuat, sehingga ia dipercaya oleh pengikutnya.  Memiliki kepribadian yang kuat dan konsisten, dan yang paling penting adalah berlandaskan suara hati dan moral yang baik”. 
Dalam diri Jokowi dan JK telah memenuhi model kepemimpinan tersebut diatas. Yang paling menonjol dalam kemimpinan Jokowi dan JK  ke depan adalah: 
Integritas: Mereka akan melakukan sesuatu berdasarkan apa yang mereka katakan. Mereka akan berusaha maksimal menempati janji-janji waktu kompanye pilpres.
Optimis: Jokowi dan JK melihat Indonesia sebagai Indonesia Raya. Mereka memandang Indonesia sebagai sebuah kapal layar, yang sedang mengarungi samudera luas menuju perubahan dan peradaban, (pidato kenegaraan Jokowi).
Menyukai Perubahan: Jokowi dan JK memlihat adanya kebutuhan untuk perubahan, bahkan mereka bersedia dan menjadikan diri mereka sebagai agen perubahan itu. Perubahan yang paling konkret adalah Jokowi dan JK berani turun ke bawa: melihat situasi masyarakat secara langsung. Mereka mengulurkan tangan duluan untuk menyalami rakyat, bahkan lawan politiknya.
Berani menghadapi resiko: mereka berani menghadapi resiko, menghitung resiko dan mengambil nilai dibalik resiko itu. Inilah salah satu tipe kepemimpinan Jokowi dan JK selama lima tahun kedepan.
Ulet: Jokowi dan JK mengetahui persis perjalanan Indonesia kedepan, maka mereka akan berjuang meraih peluang itu. Oleh karena itu, mereka akan mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bekerja, bekerja, dan terus bekerja.
Katalistis: Jokowi dan JK telah menggerakan bangsa Indonesia untuk melangkah. Mereka telah mengajak rakyat Indonesia dari zona kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka yang sesungguhnya.
Komitmen dan Dedikasi: Jokowi dan JK mempunyai tujuan untuk kebaikan Indonesia. Mereka ingin Indonesia berubah untuk kebaikan bersama. Untuk merealisasikan visi ini, mereka akan memberikan diri sehabis-habisnya untuk bangsa ini.

Minggu, 19 Oktober 2014

JOKO-SI



JOKOWI: Pemimpin Berjiwa Besar
Indonesia sangat beruntung memiliki seorang pemimpin seperti Jokowi. Dia adalah pribadi yang sederhana, jujur dan berjiwa besar. Jokowi adalah sosok pemimpin yang mampu merangkul semua orang, termasuk lawan-lawan politiknya. Sikap kerendahan hati Jokowi terlihat jelas  ketika dia berinisiatif datang mengunjungi Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto.  Jarang menjumpai pemimpin yang berhati mulia seperti ini, apa lagi di republik ini. Layak dan pantas Prabowo dengan Koalisih merah-putih-nya harus memberikan ucapan selamat dan mengunjungi Jokowi, namun, realitasnya terbalik, seorang Jokowi rela “turun” mengunjungi dan menyapa mereka. Secara politis, Jokowi telah mengajarkan kepada mereka tentang etika dan moral berpolitik di negeri ini.
Jokowi adalah sosok pemimpin yang patut ditiru dan digugu oleh rakyat bangsa ini, terlebih khusus para  elite politik. Dia memimpin bangsa ini dengan hatinya bukan dengan otaknya. Oleh karena itu, revolusi mental yang dikumandangkan Jokowi dan para relawannya selama ini tidak lain melukiskan kepemimpinan Jokowi dengan hati. Jokowi muncul sebagai pemimpin bukan karena kemampuan financial, dan bukan juga karena kehebatan berdiplomasi. Jokowi menjadi pemimpin karena DIA ORANG BAIK, DIA BERJIWA BESAR. Rakyat mampu melihat dua hal itu dalam diri JOKOWI. Kekuatan rakyat (people power) menyertai Jokowi, karena dia telah merealisasikan adagium vox Populi, vox DEI.