Kamis, 26 Juni 2014

MENYINGKAP SOSOK PRABOWO

PESAN TERSELUBUNG DARI AHMAD DHANI

Prabowo
Ahmad Dhani menggubah lagu 'We Will Rock You' milik Queen menjadi  lagu kampanye pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa lengkap dengan video klipnya.  Dalam video klip kontroversial  itu Ahmad Dhani mengenakan seragam militer Nazi. Media di Jerman memberitakan perihal video klip tersebut. Video klip yang mendukung pasangan capres Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa ini juga menuai protes dari gitari Queen yaitu Brian May. Dhani pun mengakui ia tidak meminta izin kepada pemegang hak cipta mengubah lagu Queen.

Fenomena apa ini?
Aksi Ahmad Dhani, meskipun sangat kotroversial dan konyol, membawa pesan-pesan terselubung bagi kita semua. Seragam Nazi yang dikenakan Ahmad Dhani, mengingatkan kita akan sosok Hitler. Hilter adalah pemimpin paling kejam dan sadis yang pernah ada di kolong langit ini. Tujuan Hitler adalah mendirikan Orde Baru hegemoni Jerman Nazi yang absolut di daratan Eropa. Di samping itu, kebijakan luar dan dalam negeri Hilter bertujuan mencapai Lebensraum ("ruang hidup") bagi kaum Jermanik. Hilter mempunyai mimpi besar menjadikan Jerman sebagai “Macan” Eropa.

Ahmad Dhani sebagai pendudukung setia atau bisa dikatakan seorang loyalis kepada Prabowo Subianto. Aksi Ahmad Dhani tersebut ingin memvisualisasikan kepada massa tentang siapa sosok sebenarnya Prabowo Subianto itu. Dalam beberapa kesempatan Prabowo Subianto mengatakan ingin membawa Indonesia menjadi “macan” Asia. Prabowo ingin supaya bangsa/negara lain itu takut dan gentar dengan Indonesia. Pertanyaannya, “dengan cara apa Prabowo membuat Indonesia menjadi macan Asia? Bisa kita prediksi dengan cara kita. Namun bisa juga Prabowo akan mengadopsi gaya Hilter untuk memimpin Bangsa Indonesia. Apa bila gaya Hilter yang dipakai Prabowo Subianto, maka suku, ras, agama yang tidak masuk dalam hitungan Prabowo bersiap-siap untuk masuk Camp Konsentrasi ala Nazi.

Aksi Ahmad Dhani yang berikutnya adalah menggubah lagu 'We Will Rock You' milik Queen menjadi  lagu kampanye pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Ahmad Dhani memproklamirkan kepada kita bahwa berjuang dengan berbagai cara, entah halal atau tidak halal, untuk menggapai sebuah tujuan adalah paling utama. Untuk menggapai tujuan itu, nilai-nilai lain seperti moral, etika dan agama bisa dikesampingkan. Aksi mengubah lagu “We Will Rock You” oleh Ahmad Dhani ini  juga mau menggambarkan tentang siapa sosok Prabowo Subianto itu. Prabowo Subainto bisa melakukan apa saja untuk mewujudkan ambisinya. Prabowo sering mengatakan, “banyak orang takut kalau saya menjadi presiden”. Mungkin saja mereka takut karena melihat cara-cara yang tidak lazim dipakai Prabowo untuk menjadi Presiden. Ibaratnya membajak lagu orang tanpa izin.



Selasa, 24 Juni 2014

Senjata Makan Tuan

WAJAH
“SENJATA MAKAN TUAN”
Banyak partai Politik memiliki tokoh-tokoh yang hebat. Mereka hebat dalam hal Intelektual, Moralitas, Sosialitas dan Kepribadian. Namun, ada juga orang-orang yang bodoh dan terbatas dalam berbagai hal tetapi berlagak pintar. Mereka yang bodoh tetapi sok jagoan ini sering membuat blunder bagi partai politik yang menaungi mereka.
Inilah wajah-wajah yang selalu kontroversial, bodoh, mudah merajuk, omong besar dan aksinya menjadi blunder untuk partainya sendiri.
FADLI ZON (GERINDRA)


FAHRI HAMZAH & ANIS MATTA (Duet Maut PKS)


ABURIZAL BAKRIE (GOLKAR)

RAMADAN POHAN, RUHUT SITOMPUL, SUTAN BATOEGANA (Trio Macan DEMOKRAT)


Mereka-mereka ini adalah pendukung dan loyalis Prabowo - Hatta. Apabila Prabowo - Hatta terpilih nanti, mungkin kesibukan utama mereka adalah mengurusi aksi-aksi nakal orang-orang ini. 


Minggu, 22 Juni 2014

Prabowo Berguru

Prabowo
seharusnya Berguru kepada Jokowi!!

Pengamat komunikasi politik dari Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi berpendapat bahwa para pemilih sedikit goyah dengan melihat penampilan Prabowo dan  Jokowi. Para pemilih yang terpana dengan gaya retorika atau intonasi, tentu akan berpaling kepada Prabowo. Sebaliknya para pemilih yang terpikat dengan uraian-uraian sederhana,  logis dan realistis tentu akan memilih Jokowi. 

"Terus terang saya agak sedikit gamang melihat jawaban-jawaban Prabowo yang selalu membenarkan komentar Jokowi. Kurang lebih ada tiga hal  dari Jokowi yang selalu disetujui oleh Prabowo, yakni: perlindungan TKI, penggunaan produk persenjataan dalam negeri dan  hubungan Indonesia dengan Australia. Artinya, pendapat Jokowi dijadikan follower oleh Prabowo. Esensi debat adalah mempertahankan pendapat dan menggugat kebenaran pendapat pihak lain. Jadi saya tetap konsisten menilai jalannya debat tetap dimenangkan oleh Jokowi," ujar Ari Junaedi kepada merdeka.com, Senin (23/6).


Pengamatan dan argumentasi dari Ari Junaedi ini mewakili jutaan pemirsa di seluruh tanah air yang menonton debat edisi 3 tadi malam. Banyak pengamat mengatakan bahwa materi debat  edisi 3 tentang politik internasional dan ketahanan nasional adalah santapan empuk Prabowo.  Mereka mengira bahwa Prabowo sangat menguasai materi ini mulai dari hulu sampai hilir. Namun, debat tadi malam sangat jelas dan gamblang bahwa Prabowo tidak menguasai banyak hal secara detail. Gaya retorika Prabowo hanya mengawang kurang  menyentuh suatu realitas nyata. Sebaliknya Jokowi kelihatan sekali menguasai materi debat ini, meskipun kadang terbata-bata, tetapi apa yang disampaikan Jokowi direkam baik oleh para pendengar. Dengan demikian, visi-misi Jokowi –JK tentang politik luar negeri dan ketahanan nasional tercapai.

Senin, 16 Juni 2014

PUASA...Jangan Sebatas KONSEP!!!!

Memberikan Makna pada Puasa


Umat Islam Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk memasuki Bulan Suci Ramadan. Berita-berita di media massa, termasuk siaran-siaran komersial, mewartakan kepada dunia bahwa bulan puasa umat Islam hampir tiba. Berita-berita itu berupa ajakan dan sekaligus mewajibkan umat Islam untuk mempersiapkan segala sesuatu, baik secara fisik dan mental, material dan rohani, memasuki bulan puasa. Para pemuka agama, pemuka masyarakat dan pemerintah giat mensosialisasikan kepada semua lapisan masyarakat, termasuk kepada para pekerja seks komersial, pengelola tempat hiburan dll, bahwa bulan puasa akan segerah tiba.
Puasa (Shaum) yang bersifat wajib dilakukan pada bulan Ramadan selama satu bulan penuh dan ditutup dengan Hari Raya Lebaran. uasa berarti menahan diri dari makan dan minum,  menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa, seperti iri hati, bertengkar, mencuri dan hawa nafsu. Puasa sebagai saat  untuk melatih kesabaran mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat. Menurut Al’quarn puasa  juga menolong umat untuk menanam moralitas dan etika di dalam kehidupan mereka. Semua nilai hidup yang telah tertanam pada bulan puasa itu diharapkan berlanjut ke bulan-bulan berikutnya, dan tidak hanya terbatas pada bulan puasa saja. Tujuan utama puasa adalah mendapatkan kenimatan-kenikmatan Allah dengan mengambil waktu dalam doa, beramal, membaca Al’quran dan mendekatkan diri pada Allah (zikir). Bulan puasa adalah bulan yang sangat sarat makna yang kesemuanya bermuara kepada kemenangan, yaitu: kemenangan Muslim yang berpuasa dalam melawan hawa nafsu, egoisme, keserakahan, dan ketidakjujuran. Sebagai bulan jihad, puasa harus dimaknai dengan menunjukkan prestasi kinerja dan kesalehan individual serta sosial.
Secara teoretis, tujuan dan makna dari puasa memiliki nilai-nilai luhur bagi kehidupan umat muslim dan relasinya dengan Allah dan sesamanya. Namun, prakteknya agak lain dari konsep puasa yang ada. Umumnya umat Islam mengeluarkan biaya besar saat bulan puasa untuk konsumsi. Di sini konsep puasa mengajak orang untuk hidup hemat, sederhana dan memberi sedekah nyaris tidak berlaku. Selama bulan puasa banyak tempat, seperti bar, diskotik, karoke, tokoh dll dirusak, alasannya karena tempat maksiat. Konsep puasa melatih orang sabar, menghilangkan egoisme, dialog kasih, iri hati dll tidak berlaku. Selama bulan puasa sering membuat orang lain hidup merasa tidak aman, oleh karena itu, konsep puasa membawa kedamain dan kesejukan hati hanya sebuah wacana.
Pernyataan  refleksi buat kita adalah:  Jangan sampai puasa hanyalah sebuah wacana tanpa makna.  Jangan sampai Puasa hanyalah konsep tanpa aplikasi.  Jangan sampai puasa hanyalah sebuah makna teologis tanpa menyentuh nilai-nilai humanis.  Jangan sampai puasa hanyalah ajang memamerkan kesombongan rohani.  Jangan sampai puasa hanyalah momentum untuk pembuktian eksistensi diri kepada dunia. Jangan sampai puasa hanyalah arena untuk aksi balas dendam dengan dalil meluruskan jalan Allah.


Minggu, 15 Juni 2014

Tiem Penasehat Prabowo

Tiem Penasihat Prabowo-Hatta


Debat Capres putaran ke dua, secara tidak langsung membuka tabir siapa sebenarnya pendukung dan penasehat capres dan cawapres: Prabowo – Hatta. Tiem penasehat Prabowo – Hatta rupanya lebih berorientasi pada kelebihan dan keunggulan kubuh mereka.  Apa pun yang mereka lakukan itu adalah yang tebaik buat pasangan mereka. Sedangkan ide atau gagasan yang datang bukan dari golongan mereka dianggap tidak baik dan harus ditolak. Meskipun Tiem penasihat Prabowo- Hatta melihat dan mengakui bahwa ide atau gagasan itu sangat cemerlang, tetapi karena gagasan itu datang dari luar maka mereka harus berpura-pura mengatakan itu tidak baik dan harus ditolak.
Ada pemandangan menarik terjadi saat debat calon presiden dan wakil presiden di Hotel Gran Melia. Di tengah-tengah debat, Prabowo memberikan selamat  kepada Jokowi. Prabowo mengatakan, “Tiem penasehatnya meminta dan menyarankannya agar tidak menerima ide, saran, dan argumen apapun dari Jokowi”. Prabowo tidak mengindahkan saran tim penasehatnya dan lebih memilih menyetujui program Joko Widodo di bidang ekonomi kreatif. Ia mengaku tidak bisa menolak program yang diwacanakan Jokowi. Sebab, kata Prabowo, ide yang dimunculkan Jokowi sangat baik.


Andaikan Prabowo – Hatta terpilih menjadi presiden dan wakil persiden tugas pertama mereka adalah: Memberikan pencerahan budi dan hati kepada Tiem penasihatnya, agar mereka tidak fanatik dalam kesempitan dan kekosongan diri. Kedua: Prabowo – Hatta harus cermat dan bertindak tegas kepada para loyalisnya, yang rata-rata adalah para “penjilat” yang ingin menyembunyikan kejahatan dan motifasi pribadi di balik kekuasaan. Ketiga: Prabowo-Hatta harus siap mulai dari sekarang, karena para pendukung, pengusung (koalisi), loyalis bisa saja “mengangkat tumit” dan menjadi musuh bebuyutan bagi Prabowo-Hatta sendiri.

Rabu, 11 Juni 2014

PRESIDEN

Debat Perdana Mengukuhkan
Jokowi – JK
Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pilihan  Rakyat Indonesia
Debat perdana Capres dan Cawapres sangat jelas menggambarkan sosok siapa yang sebenarnya menjadi Presiden dan Wakil Presiden kita, Siapa yang layak menjadi Presiden dan Wakil Presiden Pilihan Rakyat.  Secara keseluruhan materi  yang dibagi dalam enam segmen itu tampak bahwa Jokowi – JK lebih menguasai. Jokowi-JK menjawab dengan jelas, karena apa yang mereka katakan itu bukan hanya slogan tetapi lahir dari mimpi dan aksi nyata mereka selama ini.
Prabowo-Hatta juga bagus menjawab, tetapi jawaban mereka itu hanya masih dalam tataran konsep atau wacana. Kadang apa yang dikatakan oleh Prabowo – Hatta itu masuk dalam konsep BOMBASTIC NIHILIS, seperti  slogan Hatta, “Hukum tidak boleh tumpul ke atas, tetapi runcing ke bawa”.  Slogan Hatta ini spontan disoraki oleh penonton, “hmmmmmmmmmmmm”.
Paskah debat para pendukung pasangan Prabowo – Hatta kelihatan galau. Mereka mulai mencari-cari persoalan untuk menjelek-jelekan Jokowi – Hatta. Ada yang mengatakan ada kebocoran materi ke Jokowi – JK dll.  Sedangkan ketua tiem kemenangan Prabowo - Hatta  Prof. DR. Mahfud MD menghibur diri dengan mengatakan, “debat malam ini dimenangkan oleh Prabowo – Hatta dgn skor 1 vs 0. Kegalauan kubuh Prabowo – Hatta ini seperti diungkapkan oleh sosiolog Arie Sudjito:  TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito, menilai ada kesan jelas bahwa para elite dalam Tim Kampanye Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sedang disorientasi dan kalut pascadebat capres-cawapres beberapa waktu lalu.

"Kalau menurut saya, kecenderungan sifat menyerang tanpa bukti, itu tanda kalut dan disorientasi. Toh publik juga bisa menilai siapa yang terpancing emosi, siapa yang saling melengkapi," kata Arie Sudjito di Jakarta, Rabu (11/6/2014).

"Justru Jokowi unggul. Cuma kalau ada gejala pendukung Prabowo-Hatta cari-cari kesalahan, itu karena mereka defisit ide untuk menilai secara kritis dan objektif atas apa yang terjadi," ujarnya.

Apa yang dikatakan oleh sosiolog Arie Sudjito ini benar adanya. Seharusnya kubuh Prabowo – Hatta secara gentelman mengakui kekalahannya itu, dan tidak perluh mencari persoalan. Apa bila itu mereka lakukan pasti akan mendapatkan pujian dan simpati dari masyarakat.